Tabrak Lari

Bagi saya, si ayah adalah seorang teladan dalam hal kesabaran. Sabarnya luar biasa, oleh karena itu saya terkadang terseok-seok mengimbanginya, huhuu.. Namun, saya tetaplah percaya bahwa Allah menakdirkan kami dalam muara pernikahan karena memang kami sekufu, in sya Allah.. *PD banget yak ini 😀

Pernah suatu ketika saya berujar, "Maaf ya, ayah, bunda masih sering ngomel-ngomel, kurang sabar..". Si ayah malah menimpali, "Bunda..bunda itu orangnya sabar banget, makanya dapet ayah..". You got it? Kalimat menenangkan yang berujung narsis, waakakakk..

Selain sabar, satu lagi sifat yang sangat saya suka dari suami, yaitu keberserahannya atas rezeki dari Allah. Saya sendiri adalah seorang pekerja keras, yang terkadang menempatkan rezeki sesuai dengan usaha yang dilakukan. Nah, berbeda dengan saya, si ayah justru selalu berpikir "kalau rezeki gak akan kemana..". Ini yang kadang membuat saya sedikit gemas (gemas-gemas pengen jembel, waakakak). Eits, tapi jangan salah..berprinsip seperti ini bukan berarti si ayah gak termasuk pekerja keras loh, jam pulangnya aja selalu balapan sama cinderella, ampuunnn.. 😂

Nah, salah satu reaksi ajaib suami adalah ketika pagi hari mobil kami ditabrak motor dari arah belakang. Kejadiannya tepat saat kami berhenti di lampu merah. Jeduugg! Tiba-tiba mobil terantuk dan kami melihat motor yg dengan cepat mengatur jarak. Si ayah melihatnya dari kaca spion, saya dan pengendara motor di samping mobil kami malah melihat gemas pada si ayah. Alih-alih keluar melabrak si pengendara motor, si ayah malah stanby beristighfar di depan kemudi menunggu lampu berwarna hijau. Si pengendara motor  melenggang kabur. Ini bukan kali pertama tabrak lari terjadi.

Askana dan Adia juga kaget karena ulah si pengendara motor. Saya berusaha menjelaskan bahwa mobilnya barusan ditabrak dan ayahnya memilih untuk bersabar dan tidak memancing keributan. Si ayah menjelaskan bahwa marah-marah tidak akan menyelesaikan masalah. Kami juga berusaha menanamkan pengertian kepada anak-anak bahwa Allah menyuruh manusia untuk sabar dan mendirikan shalat ketika berada dalam kesulitan. Untuk menghilangkan ketegangan mereka, saya memperagakan dialog apabila si ayah memilih untuk marah kepada pengendara motor dan reaksi si pengendara motor. Anak-anak pun tertawa.

#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#grabyourimagination

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak