Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Mahal itu Bagus?

Hari Sabtu ini kami menonton acara di Trans TV tentang pembuatan cake foundan 4 dimensi berbagai bentuk dan ukuran. Baguuuss banget deh hasilnya, saya dan Askana sampai ter-wow-wow, hehe. Belakangan, di akhir acara baru diberitahu bahwa pemesanan cake foundan ini butuh waktu H-1 minggu acara dengan biaya sebesar Rp 600 ribu sampai dengan Rp 3 juta. Wow, mahaal yesss! 😂 Mendengar hal itu saya spontan berdesis, "Wah, mahal!" Askana langsung menimpali, "Bunda, kita beli kuenya, yuk! Kan mahal itu berarti bagus untuk tubuh kita ya, Bundaaa?!!" Whaaatt?? Hahaa, salah persepsi nihh 😅 "Ahahaa, mahal bukan berarti bagus untuk kita, sayang.." jawab saya meluruskan. Askana nyengir lebar mendengar jawaban saya 😀 #kuliahbunsayiip #tantangan10hari #level8 #rejekiitupastikemuliaanharusdicari #cerdasfinansial

Sesuatu, uh..lalaa..

"Bundaa, Bunda bawa sesuatu gak buat kakak kana?" saya terperangah mendengar pertanyaannya. Sudah cukup lama kalimat itu tidak saya dengar, tapi sore ini saya mendengarnya lagi. Pasti efek dua hari berturut-turut kemarin saya memberinya hadiah ultah. Flashback sedikit. Dulu, hampir setiap hari saat menjemput Askana, saya selalu berkata, "Askana, Bunda bawa sesuatu loh!" Lalu saya mengeluarkan benda apapun dari tas saya. Saya terlena melihat ekspresi wajahnya saat mendapat 'sesuatu'' dari saya. Namun, itu justru yang menjadi boomerang bagi saya. Askana menjadi 'addicted' akan sesuatu, ia selalu bertanya hal yang sama saat saya menjemputnya, dan akan merengek ketika saya tidak membawakan apa-apa. Akhirnya, saya mencoba hal lain untuk 'mengobati'nya. Saya sengaja tidak selalu memberikan sesuatu yang baru dan membiarkannya menangis merasakan rasa kecewanya, yang tak lupa saya selipkan berbagai penjelasan tentang hal tersebut. Di tas saya juga

Siapa Mau Beli?

Salah satu permainan yang sangat Askana suka adalah role play. Kali ini Askana memilih bermain peran sebagai penjual makanan. Ia menjadikan drum sebagai alas menjajakan makanan kelilingnya, menaruh beberapa item makanan di atasnya sambil berteriak, "Siapa mau beli..siapa mau beli..?" Saya kemudian memilih satu makanan dan membayarnya. Askana senang sekalii dan ia kembali menjajakan makanan mengitari kamar. Adia turut serta mengekor di belakangnya, hehe.. 😘 #kuliahbunsayiip #tantangan10hari #level8 #rejekiitupastikemuliaanharusdicari #cerdasfinansial

Tagihan Hadiah Ultah

"Bunda, kakak Kana belum dikasih hadiah ulang tahun sama Bunda.." lirihnya. Saya kaget mendengar kalimat itu. Terus terang, saya memang lupa sudah membelikan hadiah ulang tahun untuknya atau belum, tapii seingat saya..saya sudah membelikannya sepaket buku Confidence in Science yang saya berikan lebih cepat beberapa bulan dari tanggal kelahirannya. Memang hari ulang tahunnya bertepatan saat kami melaksanakan umrah kemarin, sehingga kami tidak berada di sisinya. Ayahnya membelikan Askana lego sebagai hadiah ulang tahun sebelum kami berangkat umrah, mungkin memori itu yang diingat Askana: hanya ayahnya yang memberinya hadiah ultah 😔 "Ohh belum ya, kak? Maaf ya..tapi seingat Bunda, Bunda sudah belikan kakak hadiah.." jawab saya. Baiklaahh, saya punya ide! Biar bagaimanapun si Bunda ini harus pintar dong yaa, hihii.. Saya memang sudah membeli buku pop-up Human Body karya Thompson, Hawkins, dan Harris dari Templar Publishing yang sudah saya incar sejak lama. Berhubung

Naik Kereta Api, Tut..Tut..Tuutt..

Hari sabtu lalu saya dan Askana berencana menjemput Adia yg sedang 'berlibur'' di Bogor. Saat itu Askana mengajukan usul pada saya, "Bundaa, kita ke Bogor jemput adek pakai taksi aja yuuk! Nanti gak usah nginep di rumah Nini, Bunda, kita pulang bertiga sama adek naik taksi.." 😱 Momen AHA! inii, si Sulung sudah pandai mengutarakan idenya, tapii..tapii.. "Kak, kita ke Bogornya naik kereta aja, yuk! Nanti kita nginep semalam di rumah Nini, hari Minggu kita pulang tunggu ayah jemput. Kalau naik taksi mahal, Kak.." saya memberikan usulan lain. Sekali perjalanan Jakarta-Bogor menggunakan taksi itu menghabiskan sekitar 300 ribu rupiah, lumayaann bangett kaann yaa, hahaa.. Mendengar usulan saya itu Askana justru sangat antusias menunggu hari esok tiba. Esok harinya, kamipun menuju Bogor dengan kereta commuter line, naik dari stasiun Palmerah. Kami turun dahulu di stasiun Tanah Abang untuk pindah kereta menuju Bogor. Sayangnya memang AC di gerbong kereta kami m

Sharing is Wonderful

Askana suka sekali dengan strawberry. Ia bisa menghabiskan 10-15 buah strawberry untuk sekali makan. Hari itu saya membawakan sekotak strawberry sebagai bekalnya di sekolah, tidak banyak..hanya berkisar tidak lebih dari 10 buah. Siang hari saya mendapat pesan dari gurunya, Ms. Endang, yang menanyakan apakah strawberry yang dibawa Askana boleh untuk sharing atau tidak. Rupanya Askana ingin sharing dengan teman-temannya. Saat saya menjemputnya sepulang sekolah, Askana berbisik meminta izin pada saya untuk memberikan strawberry itu kepada teman-temannya. Saya tentu saja memperbolehkan hal itu. Teman-temannya sangat senang sekali. Saat dalam perjalanan pulang saya bertanya pada Askana, "Kak, ko kakak mau sharing strawberrynya ke teman-teman kakak? Kan cuma sedikit." tanya saya penasaran. "Iyaa, Bundaa..sharing itu kan baik. Strawberry juga baik untuk tubuh biar teman-teman kakak sehat.." jawabnya. Masya Allah, tabarakallah, nak..semoga fitrah ini terus terjaga dalam di

Berkeliling Kota Naik Bis Tingkat

Libur Tahun Baru Hijriah lalu kami manfaatkan untuk mengajak Askana pergi bersama saat Adia sedang berlibur di Bogor. Bertiga. Bisa dibilang inilah saatnya kami memberi semangat padanya karena ia begitu banyak mengalah kepada adiknya. Ia telah dengan sabar berbagi kami dan banyak hal lainnya. Jembatan pensil, saya mengusulkan ide menonton film itu di PIM kepada suami. Harga tiket nonton 75 ribu/orang. Namun, suami sepertinya kurang tertarik. Ia kemudian memberi ide untuk pergi ke seaworld. Kali ini saya yang giliran keberatan karena kalau ke seaworld sebaiknya mengajak Adia turut serta. Saya kemudian memberikan ide untuk mengunjungi Jakarta Aquarium di Central Park. Namun lagi-lagi suami kurang tertarik mengingat tiketnya yang lumayan mahal untuk ukuran akhir bulan. Kemudian, suami berpikir kembali dan akhirnya diputuskan untuk mengajak Askana berkeliling naik bis tingkat. Rute yang kami pilih adalah wisata sejarah dengan tujuan akhir perjalanan di Kota Tua. Anak senang, ayahnya pun h

Air Minum Princess

Saya cukup kagum dengan marketingnya AQUA, salah satu produsen air mineral kemasan. Berkat inisiatif Aqua yang memproduksi air mineral kemasan dengan desain princess, saya yakin banyaakk sekali ibu ataupun anak-anak yang akhirnya membeli air mineral itu, termasuk juga Askana. Ia menjadi sangat mudah untuk menghabiskan air minum sesuai dengan kebutuhannya, hal ini tentu sangat membantu saya. Namun, belakangan saya juga menyadari bahwaa cost yang dihabiskan untuk air mineral saja cukup besar, hahaa.. 😅 Maka, mulailah si Bunda ini bernegosiasi saat si Sulung merengek, "Ko Bunda belikan minumnya yang ini?? Kakak Kana kan sukanya yang princess, Bunda!!" "Iyaa, Kak..yg princess ataupun yang ini isinya sama, Kak. Air minum. Jadi kakak mau minum atau nggak? Kalau nggak, ya udah gak usah minum.." kata saya saat itu. Askana kecewa. Ia memilih bertahan untuk tidak minum. Tak seberapa lama kemudian, rasa hausnya mengalahkan egonya, hihii.. Lain kali si Bunda bisa lebih berhem

Keinginan vs Kebutuhan

Saat dalam perjalanan pulang, saya biasanya bermain permainan sederhana bersama dengan anak-anak, seperti tebak-tebakan nama buah. Saat saya menyebutkan kata 'jambu' tetiba Askana berkata, "Pengen jus jambu, Bundaa!" persis ketika taksi kami melintasi toko jus di pinggir jalan dekat rumah. Jus jambu memang kesukaannya, saya pun tidak pernah melarangnya untuk membeli jus jambu kalau memungkinkan, tapi kali ini? Kebutuhankah atau hanya sebatas 'latah' semata karena saya menyebutkan kata jambu barusan. Ehehe..di sinilah Si Bunda mulai bernegosiasi. "Ko tiba-tiba kakak pengen jus jambu pas dengar Bunda nyebut kata 'jambu''. Hemmh, beli jus jambunya kapan-kapan ya, sayaang..!" mukanya tetiba cemberut, tapi kemudian ia mengerti. "Nanti belinya kalau sama ayah ya, Bunda?" katanya. Yes, berhasil! #kuliahbunsayiip #tantangan10hari #level8 #rejekiitupastikemuliaanharusdicari #cerdasfinansial

Tidak Suka Boleh, tapi Jangan Menghina..

"Bunda, kakak Kana mau kurma dong!" katanya setelah melihat kurma di dalam kulkas. Lalu saya mengeluarkan kurma itu dari bungkusnya dan memberikannya pada anak-anak. Tiba-tiba Askana bicara, "Kurmanya gak enak, bunda. Kakak gak suka!" "Loh, ko begitu? Gak boleh menghina makanan, sayang.. Kalau gak suka, sini kasih ke bunda, gak usah dimakan boleh ko, nak.." saya melihat matanya yg memperhatikan dengan seksama. Sambil berlalu ke arah dapur, saya melanjutkan "karena.." belum tuntas saya menjelaskan, Si Sulung ini menjawab "makanan dari Allah. Makanan akan membuat badan kita sehat. Ya kan, Bunda?" katanya tersenyum ke arah saya. Saya bergerak cepat menghampiri, mencium keningnya, "Betul, sayang.. Makanan itu rezeki dari Allah, makanya kita tidak boleh menghina makanan ya, nak. Kakak Kana pintar sudah tahu jawabannya. Sekarang, sini kurmanya kasih Bunda kalau kakak gak suka..". Ia malah menggeleng cepat, "Kakak Kana suka, B

Setiap Anak Memiliki Cahayanya Sendiri

Gambar
Discovering ability, merupakan dua kata kunci dalam tantangan game level ini, yaitu bagaimana kepiawaian sang fasilitator dalam hal mengidentifikasi dan mengembangkan bakat yang dimiliki si anak. Ya, orangtua adalah fasilitator utama anak-anaknya. Seringkali saya terlupa bahwa setiap anak memiliki cahaya kebaikan dalam diri mereka. Saya terlalu sibuk 'membentuk' mereka dengan menggunakan standar normatif--bagaimana idealnya--yang justru mengenyampingkan keinginan ataupun bakat anak-anak. Ini yang SALAH, dan HARUS DIPERBAIKI. Mendidik mereka di jalur yang benar ternyata tidaklah cukup, yang terpenting adalah bagaimana saya mendampingi anak-anak untuk berkembang sesuai fitrahnya. Askana dan Adia, dua krucils yang masih balita ini, memang belum begitu terlihat bakat yang mereka miliki. Dalam masa-masa inilah saya sangat perlu memberikan stimulasi apapun perihal konsep diri (intrapersonal), hubungan dengan sesama (interpersonal), change factor (perubahan), maupun hubungan mereka de

Cerpen Perdana: Dibayar Tunai pada Waktu Terbaik

Gambar
Waahh, sudah lamaaa sekali sebenarnya saya ingin posting tulisan ini. Jadii, pada bulan Juni lalu, RB Menulis IIP Jakarta mengadakan tantangan menulis cerpen tentang kisah Ramadhan. Alhamdulillah mbak Fitri Restiana (blogger, penulis) bersedia dengan senang hati menjadi juri untuk memilih cerpen terfavorit. Sayangnya, mungkin karena bertepatan pada bulan Ramadhan, tidak banyak para member RB Menulis yang berpartisipasi. Sayapun akhirnya memberanikan diri untuk menulis, meski lewat dari batas waktu. Alhamdulillah cerpen saya masih diterima, meskipun tidak terpilih menjadi cerpen terfavorit, hehe.. ====================  Dibayar Tunai pada Waktu Terbaik Penulis Dwiagris Tiffania "Bundaaaa Alhamdulillah" Saya membaca pesan dua baris kalimat itu, dan seketika bersujud syukur dengan air mata yang tak lagi kuasa saya bendung.  Ya Allah, syukur tak terhingga atas rahmatMu..  Saat itu suami saya memberitahu bahwa ia berhasil mendapatkan  Special Recognition Awar

Mooo...

Sehubungan dengan hari raya Idul Adha, maka kami berencana untuk mengenalkan konsep berkurban kembali kepada anak-anak. Proyek ini merupakan proyek tahunan bagi keluarga kami. Setiap pagi saat berangkat ke sekolah, anak-anak senang sekali melihat banyak kambing dan sapi di pinggir jalan, mereka melambaikan tangan dan menirukan suara hewan-hewan itu. Adia sekarang bahkan bisa meniru suara "mooo...", hihii 😚 Di saat itulah kami menceritakan kisah berkurban dan alasan berkurban kepada anak-anak. Alhamdulillah tahun ini Askana dan Adia dapat berkurban sapi, yang diberikan oleh Oppung Dolli nya. Saat sapi itu tiba, mereka antusias sekali melihat sapi itu. Askana bahkan mengantar sapinya hingga ke halaman mesjid, tempat berkumpulnya para hewan kurban. Hari Idul Adha pun tiba, Askana bersemangat sekali ingin melihat hewan kurbannya disembelih. Ya, ini bukan kali pertama bagi Askana. Tahun lalu, ia senang dengan rela menunggu hingga siang hari melihat penyembelihan kambing Aki dan

Welcome, curiosity!

"Bunda, lihat..bulan setengah!" serunya dalam taksi. Ia memang selalu bersemangat memerhatikan bentuk bulan. "Kenapa bulannya setengah sih, Bunda? Kenapa ada bulan sabit?" tanyanya penasaran. "Sebagai penanda waktu, sayang! Penanda waktu di kalender hijriah." jawab saya. "Bulan purnama juga?" tanyanya lagi. Saya mengangguk tersenyum. Ia masih berpikir, lalu bertanya lagi, "kalau bintang? Bintang juga untuk kasih lihat kalender, Bunda?" Saya menggeleng, "Nggak, sayang..". "Kenapa? Kenapa cuma bulan, Bunda?" katanya lagi penasaran. Skak! "Hemmh, Bunda juga gak tahu, nak.. Nanti lain kali kita bahas lagi tentang tata surya yaa.." timpal saya. "Bunda mau belajar dulu ya? Yeayy, asyiiikk!" serunya senang sekali. Welcome, curiosity ..selamat belajar si Bunda! 😁 #tantangan10hari #level7 #kuliahbunsayiip #bintangkeluarga