Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Kreativitas Dadakan

Gambar
Minggu ini saya mendadak diminta dinas ke Tanjung Pinang. Alamakk, gimanalah nasib t10h nyaa??! Itu dong yang langsung kepikiran, hahaa.. Sebenarnya bukan masalah saya menulis konsisten atau tidak, tapi lebih kepada 'kira-kira mau bikin hal kreatif apa yaa sama anak-anak hari ini?'. Iya dehh, ngaku, saya mulai ketagihan dengan tantangan di level ini (padahal kalau bisa pengen lanjut sampai 15 hari berturut-turut siapa tahu dapat badge outstanding performance, tapi apa daya kepentok deadline, waakakkak) *kali ini si bunda kurang perhitungan 😝 Dalam hal menghadapi perkara kedinasan, kami biasanya bertanya pada anak-anak, mau di rumah siapa selama Bunda dinas. Kadang mereka satu suara ingin di Bogor bersama Aki dan Nini, tapi kadang malah pisah. Askana memilih bersama Oppungnya, Adia memilih bersama Nininya. Kalau begini, kami dehh yang akan repot sedikit, hahaa..karena harus mengantar-jemput anak-anak ke tempat yang berbeda. Bagi kami itu bukan masalah karena itu adalah konsek

Kemacetan dan Point of View atas Suatu Persoalan

Di awal pernikahan, setelah tinggal di Jakarta, saya mengalami stress menghadapi kemacetan saat perjalanan pulang. Kemacetan adalah hal yang tidak bisa saya hindari, suka atau tidak. Saya teringat saat Askana masih kecil, waktu tempuh perjalanan dari sekolah Askana ke rumah adalah empat jam, dengan waktu tempuh normal bebas macet hanya setengah jam. Setelah lima tahun saya tinggal di Jakarta, tidak begitu banyak perubahan yang terjadi. Bedanya, setiap hari saya melewati kemacetan dengan ditemani dua krucils dan seorang bapak supir taksi. Pandangan saya terhadap kemacetan tetap tidak berubah, saya tetap tidak suka akan kemacetan, ditambah lagi dengan semakin tingginya argo taksi yang kami tumpangi πŸ˜₯ Namun, rupanya hal ini tidak berlaku bagi Askana. Ia selalu punya cara untuk mengisi kemacetan dengan permainan yang menyenangkan, seperti kejadian kemarin malam. Awalnya, Askana memberanikan diri menawarkan wafer kepada bapak supir taksi, yang kemudian berlanjut dengan obrolan singkat di

Playdate bersama Kunang-Kunang Kuning

Gambar
Weekend kemarin saya ada agenda untuk kopdar bersama pengurus IIP Jakarta. Namun, kali ini ada yang berbeda karena kopdar lebih mengakomodir kegiatan anak-anak untuk bermain. Maklum lah yaa IIP ini isinya ibu-ibu 'berbuntut'', hehe..jadi kalau suasana gak kondusif bagi para anak-anak, wassalam dehh, hehe.. Kegiatan playdate bagi anak-anak kali ini ditangani oleh tim inti kids cornernya IIP Jakarta, yang bernama Kunang-Kunang Kuning. Kegiatan yang bertema ' I am the very hungry catterpilar ' ini menyuguhkan berbagai aktivitas anak yang berhubungan dengan ulat dan kupu-kupu, seperti story telling , permainan kepompong, dan membuat kreasi siklus kupu-kupu. Sayangnya, kami datang terlambat, tapi alhamdulillah masih ada kegiatan tersisa, yaitu membuat kreasi siklus kupu-kupu. Askana antusias sekali pada aktivitas ini. Ia berusaha membuat karyanya sendiri  tanpa bantuan saya ataupun ayahnya (padahal si ayah sengaja menahan malu duduk di sampingnya, di ruangan yang isin

Hemat Berbuah Kreativitas

Gambar
Salah satu hasil belajar level Cerdas Finansial adalah kita harus berpikir kreatif untuk berhemat, hihii.. Salah satu hal yang dapat diterapkan adalah dengan membawa botol minum sendiri, tentu dengan air di dalamnya ya. Berhubung dua krucils ini dan saya sangat tergantung dengan air minum (termasuk kalau makan di resto), jadilah saya mulai berhitung ulang pengeluaran untuk air minum. Masih ingat postingan saya tentang AQUA di t10h level Cerdas Finansial lalu? Bayangkan kalau per harinya saya bisa ngerem Rp 5.000,-; sebulan tentu saya bisa berhemat Rp 100.000,-. Jumlah yang wow kaann?! *mamak perhitungan πŸ˜€ Oleh karena itulah sekarang kami kemana-mana membawa botol minun sendiri. Si ayah juga menyetok air mineral gelas sedus di bagasi mobil. Jadii, ketika rasa haus tiba gak perlu mampir minimarket buat beli air minum (dan perintilannya) πŸ˜€, hehe. Atau, ketika akan makan di resto tapi air dalam botol habis, Askana dengan senang hati akan mengisi ulang botol dengan air mineral gelas, hih

Askana dan Gadget

Gambar
Saya ingat betul, dulu, saat Askana berusia 1,5 tahun, saya merasa kewalahan dengan aktivitas Askana. Saya kemudian mengganti handphone untuk memfasilitasi Askana lewat fitur permainan ataupun lagu-lagu. Agar otaknya berkembang, pikir saya kala itu. Benar saja, seminggu terbiasa dengan gadget, Askana belajar dengan cepat. Ia sudah bisa membuka dan mengunci hp, memindahkan aplikasi, dan sebagainya. Saya takjub bukan kepalang. Namun, saat itu ada mengusik pikiran saya. Askana tidak lagi menyahut panggilan saya dengan cepat. Askana tidak lagi sibuk bertanya "apa itu?" sepanjang perjalanan pulang. Askana tidak lagi memanjat badan saya dan bercengkrama penuh dengan tawanya. Matanya fokus tertuju pada layar hp itu, bahkan ia dengan sigap merogoh tas saya untuk mengambil hp sesaat kami baru menaiki taksi/mobil setiap hari. Ke manakah dirimu , nak ? Memang benar, Askana tidak lagi merepotkan dan membuat saya kewalahan. Memang benar, kemampuan Askana menggunakan gadget meningkat p

Selamat Bertemu dengan Pemilik Baru!

Setelah mulai jengah sama isi lemari yang membludak, akhirnya saya mulai menyortir pakaian-pakaian saya. Saya membuang pakaian yang sudah tidak bisa dipakai. Saya juga memisahkan pakaian yang sudah tidak saya pakai. Begitupun dengan kerudung saya dan pakaian anak-anak. Memang belum selesai semua, rencananya weekend ini penyortiran akan berlanjut. Pakaian yang sudah tidak dipakai saya taruh di kontainer. Sementara ada dua kontainer yang terpakai. Kabar gembiranya, kemarin ada teman yang memberikan informasi bahwa ia membutuhkan pakaian layak pakai untuk ia diberikan langsung kepada warga kampung-kampung dekat tempat tinggalnya. Alhamdulillah.. Yeayy, bersiap dipacking dan bertemu pemilik baru yaa, wahai baju-bajuku! 😚 #level9 #tantangan10hari #kelasbunsayiip #thinkcreative

Pemecahan Masalah ala Askana

Saat pembagian rapot yang lalu, saya mendapat laporan dari gurunya Askana bahwa Askana termasuk anak yang banyak akal, saya dan ayahnya juga menyadari itu. Hal ini terlihat dari cara Askana menghadapi suatu masalah. Contohnya, saat Askana ingin meminjam mainan yang dipegang Adia tetapi Adia tidak memberikannya, maka hal yang akan dilakukan Askana bukanlah merebut mainan itu melainkan ia akan menawarkan alternatif mainan yang disukai Adia, sehingga Adia dengan suka hati memberikan mainan yang diinginkan Askana. Pemecahan masalah serupa juga terjadi saat kami dalam perjalanan di pagi hari. Seperti biasa, saya selalu mempersiapkan keperluan anak-anak untuk sekolah, termasuk bekal mereka. Saat akan berangkat, Askana dan Adia meminta bekal sereal untuk dimakan saat perjalanan menuju sekolah, masing-masing membawa kotak bekalnya. Saat menaiki mobil, ternyata ada snack di belakang jok depan. Spontan saya mengambil snack itu seraya berkata, "Aduh, Bunda lapar!" Tiba-tiba Askana mere

Pancingan Ikan

Siapa yang semasa kecilnya suka bermain pancingan ikan? Ayoo, cungg! ☝ Saya sukaaa..pancingan ikan merupakan mainan favorit saya semasa kecil. Dulu, mata pancingnya bermagnet. Saya selalu berlomba dengan kakak untuk mendapatkan ikan terbanyak. Dan ternyata, mainan ini masih bertahan hingga sekarang. Tujuan saya membeli mainan pancingan ikan ini untuk melatih konsentrasi Askana. Mainan ini diperuntukkan bagi anak usia tiga tahun ke atas (sesuai petunjuk pada dus mainan), tetapi Adia sangat antusias begitu melihat kolam ikan yang berputar. Saya mengamati reaksi Adia. Awalnya, ia seakan tidak percaya diri terlibat dalam permainan. Ia selalu meminta saya untuk membantunya memberikan mata pancing kepada ikan. Namun, tentu saja saya menolaknya. "Adia bisa, nak!" Saya memotivasinya. Perlahan ia mulai mencoba, hingga akhirnya ia berhasil menarik satu ikan. Dua. Tiga. Ia semakin mahir. Ada teknik khusus yang ia gunakan, yaitu memegang pancingan lebih dekat dari yang seharusnya. Ia b

Ukiran di Tangan Askana

Tahu hena? Atau, yang dikenal juga dengan 'pacar', oleh-oleh umrah dan haji? Kami sering menghias kuku dengan hena. Iya kami, termasuk si kecil Adia. Askana bahkan sudah pandai menggunakan hena sendiri di kukunya tanpa bantuan saya. Kalau Adia tentu tidak mau kalah, hanya saja saya yang masih ketar-ketir membolehkannya, khawatir masuk ke mulutnya πŸ˜‚ Hari sabtu lalu, saat saya sedang merapikan kamar saya ditemani Adia, Askana asyik sekali di kamarnya. Ternyata dia sedang berkreasi dengan hena. Askana memberitahu saya hasil karyanya dengan berbinar-binar. Bukan hanya kuku, jari-jari dan lengannya pun digambar dengan hena. Saya syok melihatnya, tapi tetiba ingat bahwa ini merupakan bentuk kreativitasnya. Sabar..sabar.. calm down ya, Bunda ! πŸ˜… Mendapati kreasi Askana itu, ayahnya pun kaget. Namun, reaksi berbeda ditunjukkan oleh si ayah. Ayah Askana langsung menasehati Askana dan menjauhkan hena dari jangkauannya. Ayah Askana nampak tidak begitu senang dengan kreativitas Askana

Permainan Tebak Lagu

Hampir setiap hari sepulang sekolah, saya harus menjaga mood anak-anak tetap happy meski kami menghadapi kemacetan yang luar biasa. Mood happy dibutuhkan bukan hanya oleh anak-anak, tapi juga bapak supir taksi yang kami tumpangi. Bagaimanalah ceritanya kalau anak-anak rewel dan bapak supir taksi menjadi terganggu, tinggal saya yang jambak-jambak rambut, hehe.. 😜 Untuk menjaga mood tersebut, selain dengan membaca, saya biasanya mengajak mereka bermain, salah satunya adalah tebak lagu. Permainan ini juga dapat mengasah keterampilan bahasa Adia. Cara bermain tebak lagu ini biasa dimainkan saya dan Askana. Saat giliran saya bernyanyi, Askana akan menebak judul lagu itu. Begitupun sebaliknya. Jangan salah, referensi lagu Askana lebih banyak loh dari saya, waakakakk πŸ˜‚ Apabila tebakan judul lagu benar, maka kami akan bernyanyi untuk Adia. Adia pun sangat senang mendengarkan lagu-lagu itu dan sesekali ikut bernyanyi bersama. 🎢🎢 Untuk mengasah kreativitas mereka, saya lalu memodifikasi b

Pengalaman Belajar Kreativitas di IIP

Gambar
Setelah t10h level 8 selesai, kami ternyata dijadwalkan untuk libur cawu. Di satu sisi, saya merasa senang karena bisa rehat sejenak, tapi di sisi lainnya ada tantangan tersendiri bagi saya, yaitu membangun semangat belajar kembali pasca liburan. Berbeda dengan metode pembelajaran sebelumnya, perkuliahan pasca liburan cawu ini justru berhasil membangkitkan semangat saya dengan mudahnya. Kenapa demikian? Selama ini, hampir setiap diskusi tentang materi perkuliahan saya selalu absen karena diskusi dilakukan pada malam hari, bersamaan dengan waktu saya membersamai anak-anak bermain hingga mereka tertidur. Alhasil, saya selalu membaca diskusi di keesokan harinya atau bahkan baru membaca materi ataupun diskusi seminggu kemudian saat akan mengerjakan t10h πŸ˜€ hahaa, ketahuan dehh yaa.. 😜 Namun, saya begitu terkejut saat membaca materi level 9 ini. Materi disuguhkan dalam bentuk yang berbeda, menjadikannya tidak monoton dan lebih interaktif. Tidak begitu banyak tulisan yang harus dicerna, ta