Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Komunikasi Produktif: Seni Bicara dan Mendengar

Gambar
Bismillahirrahmanirrahiim.... Wow, permainan di Kelas Bunda Cekatan kian menantang! Minggu ini saya cukup kewalahan karena harus menyuguhkan potluck (makanan bergizi untuk teman-teman lainnya) dalam bentuk audio ataupun audiovisual. Kalau minggu lalu bentuknya tulisan, ya. Minggu ini saya agak oleng karena belum menguasai kedua media tersebut. Alhamdulillah potluck saya yang berjudul "5 Tips Melatih Kemandirian Anak dalam Berpakaian" telah rampung dan bisa teman-teman lihat di sini . Selamat menikmati! Bicara potluck tentu tidak jauh-jauh dengan makanan, ya. Makanan saya minggu ini adalah tentang komunikasi produktif khususnya dengan anak, yang saya ambil dari tiga potluck teman-teman di Kelas Bunda Cekatan (referensi akan saya cantumkan di akhir tulisan). Kenapa potluck "komunikasi produktif pada anak" yang saya makan? Hal ini berhubungan dengan peta belajar saya. Aktivitas yang ingin saya dalami salah satunya adalah membangunkan anak-anak lebih pagi. Karena it

Tazkiyatun Nafs: Belajar dari Kisah Penjual Roti dan Imam Ahmad bin Hambal

Gambar
Bismillahirrahmanirrahiim.... Yeay , akhirnya saya lolos dari tahap telur-telur dan mulai memasuki tahap ulat-ulat. Senang banget karena saya masih bisa bertahan meski kemarin ada beberapa ujian, hoho. Di tahap ulat-ulat ini, saya pikir kami sudah diminta untuk praktik, hehe ke-PD-an. Sudah semangat banget, dong. Eh ternyata, kami justru diminta berbagi ilmu terlebih dahulu. Hemmh, cukup unik, nih, metode pembelajaran dari Ibu Septi. Jadi, ibarat gelas kosong, ya, gak mungkin diisi terus-menerus. Tapi, air di dalam gelas juga harus dituang biar enggak luber. Sama dengan, gak mungkin kita belajar terus-menerus, tapi kita juga harus berbagi ilmu kepada yang lain agar setiap proses pembelajaran kita menjadi berkah. Masya Allah ... love banget! Untuk menulis jurnal pertama di tahap ulat-ulat ini lumayan bikin galau, huhuu ... dan akhirnya saya memutuskan untuk merevisi (lagi) peta belajar saya. Saya merasa tidak sreg karena butuh bridging antara tema proyek kandang waktu saya ( On Tim

On Time di Dunia, Bahagia di Akhirat

Gambar
Bismillahirrahmanirrahiim.... Semakin minggu rasanya semakin deg-degan saat menulis jurnal, hehe. Excited banget! Antara bingung karena masih meraba-raba langkah yang akan ditempuh, tapi juga enggak sabar buat belajar banyak hal. Semoga ini pertanda baik akan diri ini yang haus ilmu, hihi aamiin.... Pada pekan keempat ini, kami diminta untuk membuat peta belajar atau istilah kerennya adalah mind mapping. Mind mapping ini bukan hal yang baru bagi saya karena saya juga pernah pernah membuatnya saat SMA, kuliah, bahkan hingga sekarang tentang suatu materi ajaran. Hal yang enggak pernah kepikiran adalah membuat mind mapping ini buat diri saya. Huhhaahh, langsung bingung deh harus memulainya dari mana, hehe. Akhirnya, saya berangkat dari tahap pembuatan mind mapping yang dijabarkan oleh Bapak Dodik, yaitu: 1. Tentukan nama PROGRAM/PROYEK; 2. Tuliskan TUJUAN agar kita selalu konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan; 3. Tulis segala aktivitas yang dilakukan dalam mencapai tuju

One Bite at a Time: Telur Oranye yang Membuat Bahagia

Gambar
Bismillahirrahmanirrahiim.... Hmmm, ada hal menarik dari pernyataan Ibu Septi pada materi perkuliahan minggu ini, yaitu: "Tidak semua hal yang membuat kita bahagia harus dipelajari dalam satu waktu karena hal tersebut akan menjadikan kita stress dalam kebahagiaan." 'Stress dalam kebahagiaan'? Lucu, ya. Saya baru dengar istilah ini, tapi setelah mencerna sepertinya istilah ini bukanlah hal yang asing bagi saya. Saking semangatnya, terkadang kita belajar banyak hal. Ingin mencoba banyak hal baru yang mengasyikkan. Namun, justru itu memberikan beban bagi diri kita sendiri. Stress dalam kebahagian dapat terjadi ketika kita tidak dapat menentukan skala prioritas. Kita banyak belajar, tapi tidak pernah tuntas. Di Kelas Bubda Cekatan ini, value yang diusung adalah merdeka belajar dan belajar dengan merdeka . Kami dibebaskan untuk belajar apapun sesuai dengan yang kami butuhkan. Awal mula saya agak bingung dengan metode pembelajaran mandiri ini karena sudah terbiasa