Ayahku Tertabrak dengan Kucing

"Errrgghhh, sanaa pergiii!!!" Aku teriak kesal.

"Miauuw..." musuhku meledekku.

"Ihhh, sana, deh! Aku tuh gak suka sama kamu, tapi kenapa selalu suka dekat-dekat?" keluhku.

Lagi-lagi ia hanya menjawab, "Miaauw..."

Emosiku semakin meninggi, tapi rasanya percuma berbicara panjang lebar dengannya. Lama-lama aku bisa gila. Bicara sendiri, tapi cuma disahut dengan satu kata. Huuffphh.. Aku tidak suka kucing! Kenapa, sih, ayah bawa kucing liar ini ke rumah? Sayang banget lagi. Mending bulunya cantik, ini malah biasa saja. Setiap hari kerjaannya mengikutiku. Mengganggu saja.

"Ada apa, Sayang?" tiba-tiba ayah datang menghampiriku seakan tahu kekesalanku.

"Ini loh, Yah, Si Miauw ngikutin terus dari tadi. Kenapa, sih, Ayah bawa dia ke rumah?"

"Hemmh, itu ternyata yang membuat kamu kesal, Sayang. Sini duduk sama Ayah. Ayah mau cerita sesuatu." Raut muka ayah mulai berubah. Aku menyandarkan kepalaku pada bahu ayah.

"Dulu, sekitar dua puluh tahun lalu, Ayah mempunyai seekor kucing peliharaan. Namanya Pussy. Saat itu kucing ayah sedang sakit. Ayah membawanya ke rumah sakit hewan. Saat kami hendak ke parkiran, tiba-tiba ada yang berteriak, 'Maliiingggg!!' Dengan sigap Ayah menoleh ke belakang. Bruuuukkkk! Ayah dan Pussy tertabrak maling. Pussy spontan mencakar dan menggigit maling itu hingga Si Maling berteriak kesakitan. Rupanya karena Pussylah maling itu akhirnya tertangkap warga yang mengejarnya. Inilah momen paling berharga bagi Ayah," terang ayah. Ceritanya terhenti. Aku mengintip wajah ayah. Matanya mulai memerah.

"Ada apa, Yah?" tanyaku penasaran.

"Maling itu mencopet dompet seorang wanita, yang kemudian melahirkanmu..." jawab ayah terbata-bata. Air matanya menetes.

"Ibu?" tanyaku. Aku menatap wajah ayah lekat. Sejak kecil aku tidak merasakan kehadiran Ibu. Ibu meninggal karena melahirkanku. Tapi, kali ini...kehangatan ibu memelukku erat dari cerita dan tangis ayah.

"Iya, Nak. Ibumu. Itulah kali pertama Ayah bertemu dengan Ibu. Ibu menganggap Ayah dan Pussy sebagai pahlawannya. Beberapa bulan kemudian kami menikah, tapi sayang Pussy meninggalkan kami lebih dulu. Setahun kemudian, kamu lahir, Nak. Kamu menggantikan kehangatan Pussy dan Ibu...." Aku tidak pernah melihat ayah sesedih ini. Kehilangan Pussy dan ibu sekaligus.

"Beberapa hari lalu, Ayah menemukan Miauw di jalanan. Ia tampak lemah, seperti Pussy yang sakit dahulu. Maafkan Ayah karena telah membawanya tanpa seizinmu, tapi...Miauw mengingatkan Ayah pada Pussy dan ibu sekaligus," terang ayah sambil mengusap punggung tanganku.

Aku memeluk ayah erat. Maafkan aku, Ayah. Aku akan belajar menyayangi Miauw seperti ayah menyayangi Pussy. Rupanya itulah rahasia cerita ayah tertabrak dengan Pussy, karena dari cerita itulah aku terlahir ke dunia ini.


#tantanganRBM
#fiksi
#apajudulceritamu
#rumahbelajarmenulis
#ibuprofesionaljakarta

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak