Mari Bermimpi dan Wujudkan!

Membaca review #NHW7 yang lalu, saya menyadari bahwa saya perlu merevisi kuadran aktivitas yang saya buat. Ada beberapa aktivitas yang juga saya sukai, namun karena saya belum bisa memenej waktu dengan baik, maka aktivitas itu tidak saya masukan dalam kuadran di #NHW7 lalu. Aktivitas tersebut adalah: segala hal yang berhubungan dengan crafting. Ya, saya suka berkreasi untuk membuat suatu kerajinan. Sewaktu saya duduk di bangku SMA, saya membuat pouch berbahan kain flanel. Ketika saya kuliah, saya mendalami keterampilan membuat gelang, bros, dan kalung secara otodidak. Saya merangkai beragam jenis batu, mute, dan rantai dengan berbagai jenis tang. Sewaktu saya memasuki fase awal dunia kerja, saya antusias mengikuti kelas merajut. Segala aktivitas itu membuat saya senang, tapi memang sejak berumah tangga dan memiliki anak saya belum bisa aktif kembali di 'dunia' crafting. Nah, membaca tugas #NHW9 ini, saya kembali 'berbinar-binar' dan memiliki sejumlah mimpi. 

Dream #1
Seperti yang telah saya uraikan sebelumnya, bermain bersama anak menjadi momen yang sangat berharga. Selain sebagai sarana pembelajaran bagi kita sebagai orangtua, momen tersebut juga dapat mempererat bounding antara orangtua dan anak. Dari aktivitas ini, saya kembali ingin berkreasi dengan 'dunia' crafting, yaitu menciptakan mainan edukasi yang dapat menstimulus tumbuh kembang anak.



Dream #2
Mimpi saya yang kedua tetap masih berkaitan dengan dunia anak-anak, tetapi akar pemikirannya berawal dari hobi saya membaca novel. Mimpi saya yang kedua ini adalah: 1) menyediakan perpustakaan yang terbuka untuk umum, khususnya bagi anak-anak; dan 2) menyediakan books corner yang dapat disewa untuk berbagai acara, misalnya acara pesta ulang tahun anak-anak atau acara arisan keluarga besar.



Mimpi besar, doakan yaa semoga dapat terlaksana, in sya Allah! 😇

Note: bagi yang punya mimpi yang sama, yuuk gabung! ðŸ˜Š

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Gambar
How i met my husband? Cerita ini mungkin menjadi kisah menyenangkan bagi sebagian orang. Lain halnya dengan saya, cerita saya penuh luka, bertabur emosional. Itulah mengapa saya butuh keberanian ekstra menuliskan kisah kami, kisah yang akhirnya Allah ridha saya menikah dengan seorang lelaki pilihanNya. Tahun 2010 lalu, saya adalah pribadi yang mencoba bangkit dari keterpurukan. Saya ditinggalkan bersamaan dengan gedung, catering, juga pilihan pakaian pengantin. Ya, pernikahan saya batal dilaksanakan tahun itu. Impian menggapai cita-cita kecil saya menjadi seorang pengantin seakan menjauh dari jangkauan saya. Perlu waktu lama untuk bangkit dan tersenyum pada dunia. Untuk setiap perih akan luka itu, saya mencoba memeluknya berkali-kali. Jatuh, menangis..bangun kembali. Jatuh, menangis..bangun kembali, hingga akhirnya saya berada di satu titik "saya betul-betul tidak peduli dengan satu hal: laki-laki."  Saya mencoba berdamai dengan banyak hal. Saya mengisinya dengan bekerja
Baca selengkapnya

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim... Yuhuuu, ada yang kemarin nonton saya live di ig @cityhexagon? Sungguh pengalaman yang seru. Dari beberapa hari sebelumnya sudah tergabung di grup para speaker yang akan menggunakan platform instagram. Hal itu berakibat kemulesan tiada akhir dongg, hahaa. Deg-degan banget, sekaligus bingung. Biasalah yaa saya kalau dikasih prosedur teknis tuh alis udah kereng duluan, banyak bener yang harus diingat, seperti screen shoot  jumlah viewer , screen shoot saat live , dan lain sebagainya. Yekann, gak ngerti apa yahh kalau lagi terobok-obok perasaannya, hahaa. Canda, ya, semua prosedur itu tentu dibuat karena ada alasannya. Akhirnya, saya mencoba menenangkan diri. Baca lagi prosedurnya satu per satu, lalu tulis ulang to do list saat manggung berdasarkan urutannya. Alhamdulillah itu sangat membantu, loh. Gak lupa juga minta doa sama Mama, hehe. Oya, saya juga membuat infografis konten virtual conference (VC) -nya karena kan videonya akan tersimpan di ig Hexagon C
Baca selengkapnya

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak

Gambar
Saya tidak menyangka akhirnya saya memasuki fase mamak-mamak galau memilih sekolah anak, wakakakk... Hayoo siapa yang senasib? Cuungg!! Sejak setahun lalu, saat Askana baru akan memasuki kelas K-1, kami diundang oleh sekolah Askana secara personal. Saat itu, (calon) guru Askana bertanya pada kami, ke mana arah pendidikan Askana nantinya? Jeng ... jeng!! Belum kepikiran sama sekali tentang memilih sekolah anak, bahkan kami kaget karena dibrondol pertanyaan secepat ini. Secara umur, Askana memang terlalu cepat setahun saat akan memasuki masa sekolah dasar. Saat itu, ada dua usulan dari gurunya Askana. Pertama, Askana mengulang kelas K2 di tahun berikutnya agar usia saat memasuki sekolah dasar tepat 7 tahun. Atau, tetap melanjutnya proses belajarnya dan menyekolahkan Askana di sekolah yang dapat menerima usianya. Saat berada di fase itu saya pun akhirnya berselancar di dunia maya untuk membuat list beberapa sekolah yang menjadi inceran. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memilih s
Baca selengkapnya