Matrikulasi 4: Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Resume Materi Ke 4
Matrikulsai IIP JKT Batch #2
*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*


Hari / tanggal : Selasa, 8 November 2016
Pukul : 20.00 - 21.00 WIB
Fasilitator : Bunda Dian
Ketua : Hastuti Sari Dewi
Koordinator pekan ke 4 : Nur Fauziah

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4

*MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.

Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.

“ *Just DO It*”,
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_, bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_

_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_

_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_

_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2016_

----------------------------------------------------------------------

Jumlah Penanya pada materi pekan ke 4 ini sejumlah 13 penanya, berikut tanya jawab pada materi kali ini :

Resume Diskusi Materi Pekan Ke 4

Matrikulsai IIP JKT Batch #2

                                                 *MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH*

Hari / tanggal : Selasa, 8 November 2016

Pukul : 20.00 - 21.00 WIB

Fasilitator : Bunda Dian

Ketua : Hastuti Sari Dewi

Koordinator pekan ke 4 : Nur Fauziah



1⃣  penanya : Yanita

 Sejak lahir, anak telah memiliki misi spesifik hidupnya. Tugas kita sebagai ortu adalah membantu menemukannya.
Bagaimana cara membantu menemukan misi spesifik anak sejak anak masih balita?

1⃣  jawaban :

ilmu fitrah itu ada di Al Quran mbak. Kemudian diterjemahkan oleh manusia dari berbagai disiplin ilmu. Ada yang meneliti dari pengamatan perkembangan anak, dari sisi pertumbuhan psikologis anak dll. kalau saya menentukan dari berbagai macam pengamatan sehari-hari. Sehingga memunculkan sebuah konsep yang paling cocok untuk ketiga anak-anak saya adalah sbb :
0-7 th : kaya akan wawasan
7-14 th : kaya akan gagasan
14-21 th : Kaya akan aktivitas Setelah itu diturunkan lagi ke berbagai fitrah yang ada, maka jadilah rumusan yang seperti ini.

-septi peni-

Misi spesifik bagi anak bisa dikaitkan dulu dgn misi spesifik keluarga.  Sejalan berkembangnya nalar anak,  maka sudah menjadi fitrahnya utk menemukan apa yg membuat dirinya merasa bermanfaat dan berbinar2 saat melakukannya✔

2⃣ Penanya :Rita

Terkait mendidik sesuai fitrah anak dan dikaitkan dengan usia sampai dengan 7 tahun adalah tour the talent. Apakah berarti sampai usia tersebut anak tidak dianjurkan utk diam belajar secara serius dalam beberapa menit saja? Karena secara fitrah apalagi jika ditunjang karakter anak yang tdk bisa diam dan bukan tipe yg mudah menurut maka dia maunya ya maiiiinnnn terus. Mainnya sih bermanfaat utk motorik kasar, halus, sensori, dan kepekaan sosial. Tp kami ingin melatih dia agr bisa duduk diam belajar. Akhirnya kami memutuskan agr setiap ba'da maghrib dia belajar baca iqra'. 1 halaman sj setiap hari. Awalnya dia tidak mau dan menangis meraung2. Kami kekeuh kalau tidak mau baca iqra kakak tdk diperbolehkan masuk kamar. Tp sblmnya kami sudah terangkan ke kakak manfaat belajar iqra dan kenapa harus. Ada reward bintang yg bisa ditukar dg crayon atau barang bermanfaat yg dia butuhkan. Nah sekarang, selama kurleb rutin sebulan, dia sudah minta sendiri baca iqra. Dia sdh tau jadwalnya. Sekarang sdh masuk iqra 2. Oya usia anak sy 3Y6M. Yang mau sy tanyakan, apakah yg kami lakukan ke anak kami tsb belum sesuai fitrahnya? Sekiranya iya, perbaikan apa yg bisa kami lakukan?

2⃣  Jawaban :

Dalam contoh yg bunda kemukakan ini bisa utk mengenalkan fitrah keimanan atau ilahiah. Mengenalkan fitrah keimanan utk anak usia dibawah 7 tahun akan tepat sasaran jika dikenalkan dgn keteladanan ataupun kisah2. Misal bunda ingin agar anak bunda rajin membaca al quran, berikan contoh bahwa bunda pun membaca al quran. Walaupun anak mungkin bermain dan tdk memperhatikan, namun sesungguhnya ia sedang menyerap contoh yg bunda berikan.

Contoh lainnya bunda bisa mengenalkan Allah melalui sifat2 asmaul husna yg dijabarkan dlm kejadian sehari-hari.

Setiap prosesnya bunda bisa memastikan apakah anak nyaman atau tidak dgn metodenya.✔

3⃣ Penanya: Feby

 saya mau tnya, perbedaan waktu bersama anak - waktu dengan anak

3⃣ Jawaban

Waktu bersama anak berarti ada hubungan yg intens antar ibu/bapak dgn anak. Seluruh perhatian, tenaga tercurah kepada anak.

Waktu dgn anak.. Secara fisik kita ada di dekat anak namun jiwa dan pikiran kita tdk berada disana✔

4⃣ Penanya : Sari
1. Deskripsi fitrah itu seperti apa ya mba?
2. Fitrah perkembangan dan fitrah seksualitas itu contohnya gimana?

4⃣ Jawaban

1. Fitrah : sifat asal, pembawaan (KBBI)

2. Contoh fitrah perkembangan : tahap perkembangan anak usia 0-2 tahun akan berbeda dengan tahap perkembangan anak usia 7-10 tahun

Contoh fitrah seksualitas : berdasar jenis kelamin laki-laki dan perempuan, kemudian berkembang, bagi anak perempuan akan menjadi peran kebundaan dan bagi anak laki-laki menjadi peran keayahan✔

5⃣ Penanya : Nina

Apa yang dimaksud dgn proses mendidik sealamiah mungkin?

5⃣ Jawaban :

Pada hakikatnya mendidik itu mengeluarkan bakat dan kemampuan fitrah anak.  Bukan memaksakan atau memcekoki anak dgn pelajaran-pelajaran yg bisa jadi bukan merupakan kebutuhan anak. Dan tetap yakin bahwa tiap anak unik dan berbeda jd cara mendidiknya pun pasti berbeda.  Bunda yg lbh tau bgmn karakter setiap anak.✔

6⃣ Penanya :MbakNyonyik

1. pendidikan anak dengan kekuatan fitrah. Apa yg dimaksud dengan fitrah? Dan apakah kekuatan fitrah itu?
2. bagaimana memahami fitrah apa apa saja yg dibawa anak sejak lahir? Apa saja Referensi buku/web utk belajar mengenai fitrah anak lebih lanjut?
3. analogikan diri kita sebagai petani organik, bagaimana maksudnya? Pengandaian apa yg ingin disampaikan dg analogi ini? Karena saya kurang paham langkah bertani organik, jadi "ga dapet"

6⃣ Jawaban:

1. Sdh terjawab di pertanyaan ke 4
2. Rujukannya bisa dilihat di Al Quran.
3. Yg saya pahami petani organik itu menanam dari benih atau biji. Dari benih yg ditanam dirawat dan dipelihara dgn disiram dan diberi pupuk. Tdk perlu diberikan 'suntikan' yg bertujuan utk mempercepat pertumbuhan. Jika masa berbunganya 3bulan ya memang 3 bulan, tdk diakselerasi menjadi 2 bulan. Krn saya yakin disetiap waktu pertumbuhan dan perkembangannya ada sesuatu yg bisa diambil pelajaran sbg bekal agar tanaman tsb kokoh dan kuat sesuai masanya.✔

7⃣ Penanaya : Elvira

1. mohon penjelasan lbh detail lg ttg bagaimana cara membersihkan hati nurani dan menggunakan mata hati untuk melihat perkembangan anak?

2. mohon bimbingannya contoh kongkrit toilet training sesuai dengan fitrah seperti apa ya tahapannya?

7⃣ Jawaban:

1. Hal yg utama utk dilakukan sbg bunda adalah membersihkan diri dr rasa bahwa kita tau apa yg anak kita butuhkan berdasarkan sudut pandang kita, bukan dari sudut pandang anak. Saya sendiri masih belajar utk melihat kebutuhan utk mempelajari sesuai berdasarkan apa yg anak butuhkan.

2. Toilet training bisa dimulai saat anak sdh bisa memahami keinginannya utk buang air besar ataupun kecil. Biasanya ketika anak sdh punya kemampuan ini, mereka lbh bisa mengontrol keinginan buang air dan secara fisik juga sdh mendukung (misal: sdh bisa berdiri sendiri). Anak pertama saya memulai toilet training saat dia sdh merasa tdk nyaman dipakaikan diapers. Sedangkan pd anak kedua toilet training saya mundurkan waktunya krn scr psikis dia merasa tertekan (baru punya adik).✔

8⃣ Penanya : Aini


1. Tema materi kali ini adalah mendidik anak dengan kekuatan fitrah
Apakah definisi fitrah sesuai dengan konteks diatas?
2. Bagaimana cara agar kita sebagai orang tua bisa memahami fitrah anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya? Langkah langkah apa saja yang harus dilakukan untuk memahami dan mengembangkan fitrah tersebut?

8⃣ Jawaban :

1. Sudah terjawab di pertanyaan nomor 1 dan 4
2. Mendidik anak itu sifat wajib bagi kita yang berperan sebagai penjaga amanah. Karena sesungguhnya mendidik anak itu adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i yang harus dimiliki oleh setiap orang tua yang dipercaya menjaga amanahNya. Jadi sejatinya tidak ada yang bisa didelegasikan dalam mendidik anak. Kita hanya akan melakukan yang “SEMESTINYA” orangtua lakukan. Mendidik anak dimulai dari proses seleksi ayah/ibu yang tepat untuk anak-anak kita, karena hak anak pertama adalah mendapatkan ayah dan ibu yg baik. Setelah itu dilanjutkan dari proses terjadinya anak-anak, di dalam rahim, sampai dia lahir. Tahap berikutnya dari usia 0-7 tahun, usia 8-14 tahun, dan usia 14 tahun ke atas kita sudah mempunyai anak yg akil baligh secara bersamaan. Mendidik anak nyaris selesai di usia 14 th ke atas. Orang tua berubah fungsi menjadi coach anak dan mengantar anak menjadi dewasa.
Kita dipercaya sebagai penjaga amanahNya, SEMESTINYA kita menjaganya dengan ilmu. Jadi orang tua yang belajar khusus untuk mendidik anaknya seharusnya hal BIASA, tapi sekarang menjadi hal yang LUAR BIASA karena tidak banyak orang tua yg melakukannya. Mendidik tidak hanya sekedar membesarkan dan memberi materi, melainkan anda sedang membangun sebuah sejarah peradaban.✔

9⃣ Penanya : Kartini


1.Pendidikan anak sesuai fitrah, apakah artinya,qta hrs menanamkan kesukaan belajar, dibandingkn dg mengenalkan byk bidang ilmu.
2. Jika ortu anak msh meraba misi spesifik & belum menemukan, bgmn solusinya
3. Jika sy suka membaca, apakah artinya fitrahnya pembelajar, bgmn memaksimal fitrah qt sebagai ortu trlebih dahulu. Makasih

9⃣ Jawaban :

1. Iya, menumbuhkan kesukaan belajar. Mengenalkan banyak bidang ilmu itu termasuk dalam kaya wawasan

2. Segera selesaikan. Jika orang tua sudah menemukan misi spesifiknya, akan lebih mudah menemani anak-anak untuk menemukan misi spesifik mereka

3. Pembelajar; orang yang belajar. Suka membaca itu salah satu cara belajar.
Memaksimalkan fitrah sebagai orang tua : menjalankan peran sebagai orang tua untuk menumbuhkan fitrah anak✔

1⃣0⃣ Penanya : Ratna

  Sy senang mencari ilmu tentanhmg parenting,  baik secara offline maupun online.  Tapi terkadang,  semakin banyak mendapat materi mengenai parenting,  semakin merasa jauh dari kata "sempurna" dan sering malah jadi bingung utk memperbaiki dan memulainya darimana. Menurut pakar begini,  menurut pakar B begitu.  Jadi malah bingung jg 😊 Bagaimana menghadapi hal tsb? Dan sebaiknya bagaimana?

1⃣0⃣ Jawaban :

Istilah saya bunda kena tsunami informasi.  Tetap ingat prinsip one bite at a time.  Ikuti prinsip parenting yg sesuai dgn misi spesifik keluarga bunda.  Setiap mendapatkan satu ilmu,  lakukan dgn konsisten lalu evaluasi..selalu berpikir positif bahwa bunda pasti bisa melakukannya sesuai fitrah kita sbg ibu✔

1⃣1⃣ Penanya :Efianty                                                                                                                                Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”  Tentang poin di atas mba, contoh konkritnya seperti apa ya?.. Terima kasih

1⃣1⃣ Jawaban :

contoh di fitrah belajar, saya ambil tentang mengasah intellectual curiosity. Maka untuk Elan yg saat itu berusia kurang dari 7 th, belajar membuat pertanyaan dengan teman yang sama, Misal saya ambil tema "Jakarta"
Elan :
a. Mengapa Jakarta macet?
b. Siapa yang bertugas mengatasi kemacetan?
c. Bagaimana caranya membuat aturan lalu lintas untuk membuat jakarta lancar? dll
Enes dan Ara yang berada di usia 7-14 th
a. Mengapa tidak kita usulkan sistem lalu lintas untuk Jakarta
b. bagaimana Jika kita buat hari pakai sepeda?
c. bagaiman jika pom bensin diganti Galon air minum untuk pesepeda dll. Sehingga belajarnya anak berdasarkan dari rasa ingin tahu mereka masing-masing, meski temanya sama.
👆🏾contoh dari bu septi utk anak-anaknya✔

1⃣2⃣ Penanya :

Asyirin Mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
pertanyaan : contoh dari membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak itu seperti apa y mb??
trimakasih utk jawabannya ^^Mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
pertanyaan : contoh dari membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak itu seperti apa y mb??
trimakasih utk jawabannya ^^

1⃣2⃣ Jawaban :

Yg sedang saya cobakan pada anak-anak misalnya mengenalkan robb-nya dgn melihat asal usul terjadinya sesuatu. Misal temanya hewan, kadang muncul pertanyaan kok nyamuk makan kodok. Kan kasian nyamuknya.. Dr pertanyaan yg muncul bisa dieksplorasi bahwa Allah menciptakan semuanya pasti dgn kebermanfaatannya. Dalam proses makan memakan tsb akan tercipta keseimbangan hidup. Coba apa ya yg akan terjadi kalau nyamuk ga dimakan sama kodok.

Semoga bisa dipahami😊✔

1⃣3⃣ Penanaya : Oktiin

 Bgmn caranya bs maksimal menyiapkan diri mendidik anak dgn kekuatan fitrah utk kami yg blm punya anak?
1⃣3⃣ Jawaban :

pastikan bunda sudah menemukan misi spesifik bunda serta misi spesifik keluarga dan mengenali apa saja ilmu2 yg akan mendukung bunda nantinya.


=====================================

📚NICE HOME WORK #4

🍀MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH 🍀

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?

Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

b.Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator

c. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Contoh :  Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan  tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

d. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai  10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang  di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak.  Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone  yang ditetapkan oleh ibu tersebut  adalah sbb  :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha

e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.

Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.

Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak