Dari Yuli, Saya Belajar Banyak..

Pagi ini, milist PILOT dihebohkan oleh kabar duka dari salah satu teman saya bernama Elizabeth Yuli, seorang kristen yang taat. Yuli sakit kanker payudara stadium dua dan saya baru tahu kabar itu sekitar bulan lalu. Semasa hidupnya, sepengetahuan saya, dia termasuk orang yang ramah. Kami memang tidak akrab, tapi saya dan teman-teman yang lainnya sangat hapal dengan senyumannya yang khas. Senyuman yang lembut penuh kehangatan. Bahkan, di masa pesakitannya, dia masih saja bercanda ringan mengirimi kabar pada teman saya:

"Btw infonya agak salah wi, gw stad 2. Jatuhnya di dapur (hehe), karena ud pernah kemoterapi, tulangnya keropos pas kena hentakan jatuh. Jadinya bolong2 deh. Penyebaran ke tulang ampe skrg belum ad kepastian.."

"Skrg ud lumayan baikan, kondisi gw up and down gt wi huhu.. tapi kalo jalan ud bs jarak dekat aja. Klo jarak jauh belum bs."

Begitu kabar yang saya dengar awal Nopember lalu. Saat berkumpul terakhir dengan anak-anak PILOT minggu lalu, saya sempat menanyakan kabarnya, dan infonya dia masih menjalani pengobatan.
...

Banyak email tanggapan dari teman-teman berdatangan, menyampaikan turut berduka cita atas kepergiannya, bahkan penyesalan karena tidak meluangkan waktu untuknya. Kenangan atas senyumannya justru yang sangat melekat dalam memori.

Dari kejadian ini, saya tiba-tiba resah memikirkan bagaimana kesudahan hidup saya, apakah berakhir dengan kesudahan yang baik (khusnul khatimah) atau kesudahan yang buruk (suhul khatimah)? Wallahu'alam, sungguh hanya Allah yang mengetahui akhir dari hidup saya. 


Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (QS. Al-Anbiya; 35)

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS. Ali 'Imran: 185)

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-'Ankabut; 57) 


Dan kapankah hal itu akan terjadi pada saya? Saya sungguh tidak bisa menjawab. Jika memang diawali dengan menjadi seorang pesakitan, menurut saya itu salah satu hal yang menguntungkan, karena kita bisa 'mempersiapkan' diri kita. Tapi, bagaimana kalau tidak?! Bagaimana kalau saya tidak punya waktu cukup banyak? Bagaimana jika ruh saya ditarik oleh Izrail dalam waktu lima detik ke depan? Bekal apa yang sudah saya punya? Apakah menjadi seseorang yang dirindukan seperti Yuli, ataukah seseorang yang dilewati sambil lalu? Astaghfirullah.. sungguh hamba hanya berlindung padaMu, Rabbii..

Dari Yuli, saya belajar banyak. Terima kasih, Yuli.. =)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak