Tim Semangat Bangun Pagi

Bismillahirrahmaanirrahiim....

Wihuu, pekan ke berapa, ya, ini? Hahaa, yang jelas sekarang saya mau bahas materi ke-2, yaitu tentang membangun tim. Setelah pekan sebelumnya kami diminta untuk menetapkan problem statement, barulah di pekan ini kami diminta untuk membangun tim yang solid untuk menyelesaikan permasalahan yang kami angkat.

Oke, semangatlah ya si Bunda untuk bikin tim ini. Oleh karena permasalahan yang saya angkat adalah permasalahan keluarga berupa kebiasaan bangun siang anggota keluarga, jadi kebayang anggota timnya adalah krucils dan juga si Ayah. Wah, bakal seru, nih! Sudah terbayang kira-kira mau bikin action plan apa agar krucils bisa tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi. Untuk mengawali semangat itu, akhirnya si Bunda membuka pembicaraan sehabis subuh. Wah, Askana senang banget malah, tapiii ... ternyata si Ayah menolak mentah-mentah untuk terlibat. Jeng ... jeng, bak kesamber gledek yakk. Loh, kan ... ini buat melatih anak-anak, kenapa gak mau terlibat?  Dan muncullah berbagai pertanyaan dan pernyataan yang merepet di dalam pikiran si Bunda. Seling beberapa jam, si Bunda coba angkat topik ini lagi. Hasilnya, tetap nihil. Ayah gak mau terlibat kalau harus dihubungkan dengan project di Bunda Salihah. Kesal? Iya pasti, dong, berasa gak didukung dan merasa sendiri. Terus terang, permasalahan ini sebenarnya sudah lama saya coba angkat, tapi tidak membuahkan hasil. Karena itulah, kali ini saya mencoba formula yang berbeda dengan mengangkatnya di level Bunda Salihah. Inhale ... exhale, Buun! 

Akhirnya, si Bunda memberanikan diri menghubungi Ibu Septi dan ibu memberikan pencerahan. Saran ibu, saya mengangkat permasalahan tersebut dalam skala nasional karena kebiasaan bangun siang juga dialami oleh anak-anak Indonesia. Woshaah, semangat lagi buat melangkah. Banyak ide berseliweran. Mulai dari mengikutsertakan krucils sebagai user persona, roadshow kampanye, membidik anggota tim, dan lainnya.

Untuk kampanye, saya membuat dua video. Pertama, video krucils yang memiliki  permasalahan bangun siang dan apa akibatnya ketika mereka bangun siang. Kedua, video si Bunda yang menjelaskan tentang strong why dari pemilihan masalah ini dan kebutuhan tim yang si Bunda perlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini (meskipun jadinya  panjang banget ya sampai 7 menit, hahaa, emang susah ngerem!). 




Selain pembuatan dua video tersebut, saya juga membuat infografis terkait kebutuhan tim yang akan saya posting di feed Instagram dan Facebook. Jadwal kampanye saya tertuang dalam story board berikut:

Saat membuat story board ini hanya satu tujuan saya, bagaimana saya bisa menarik atensi teman-teman saya di media sosial? Saya pun kepikiran untuk membangun engagement terlebih dahulu dengan teman-teman saya dengan cara memposting ringkasan tips tidur cepat dari teman-teman. Baru setelahnya saya angkat permasalahan saya di kelas Bunda Salihah. Untuk memancing ketertarikan teman-teman, tentu kampanye ini tidak bisa hanya sekali dilakukan. Saya membuat rentetan kampanye selama beberapa hari. 

Ternyata, kampanye yang saya lakukan cukup efektif. Ada banyak sekali teman-teman yang tertarik dan menunggu kelanjutan action plan saya. Ada yang memang ingin bergabung sebagai tim, tapi ada juga yang memang hanya ingin menerima tips praktisnya saja. Hal yang tidak terduga, hingga saat ini banyak sekali permintaan pertemanan di Facebook setelah saya kampanye. Masya Allah, semoga project ini benar-benar dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Dari kampanye, saya berhasil menjaring delapan orang yang memiliki permasalahan yang sama ataupun concern terhadap permasalahan kebiasaan bangun siang ini, bahkan beberapa orang anggota tim adalah target bidikan saya. Masya Allah, Allah telah mudahkan urusan saya. Padahal, tadinya sudah mau tanya ke Mantika, "Gimana kalau belum dapat tim, Mantika??" Hehe... 

Langkah selanjutnya, kami saling berkenalan dan berdiskusi terkait alasan mengapa tertarik dengan topik yang saya angkat. Uniknya, meski saya menggunakan dua krucil sebagai user persona, justru ada beberapa teman yang bergabung karena mengalami sendiri permasalahan tersebut. Dari hasil diskusi, ternyata ada satu skill yang kami butuhkan untuk meningkatkan kualitas tidur, yaitu teknik pernapasan. Seseorang yang dapat bernapas dengan baik akan memiliki kualitas tidur yang lebih baik. Dengan menguasai teknik pernapasan, maka seseorang juga dapat terhindar dari gangguan pencernaan. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak. Alhamdulillah, salah satu anggota sudah mendalami teknik pernapasan ini dan kami berencana untuk mempelajari teknik pernapasan nantinya. Berikut adalah beberapa skill yang kami butuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini, namun bukan tidak mungkin bahwa kebutuhan skill ini akan bertambah seiring dengan meluasnya akar permasalahan yang kami pelajari.

Di awal kesempatan ini juga saya memaparkan mengenai golden rules of the team. Diskusi memang tidak selalu berjalan mulus dan interaktif, sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Ketika saya butuh keterlibatan anggota tim segera (misalnya dalam hal pemilihan peran) dan mereka tidak juga merespon, maka saya menggunakan cara lama, yaitu menghubungi mereka secara personal. Dari sembilan orang anggota tim (hehe, gendut yaa timnya!), lima orang diantaranya adalah anggota Ibu Profesional dari regional Jakarta. Tantangan lainnya adalah bagaimana caranya agar saya memberikan kenyamanan bagi para anggota tim yang tidak tergabung dalam komunitas Ibu Profesional Jakarta. Adapun peran dan tugas dari para anggota tim adalah sebagai berikut:

Ini adalah peran dan tugas yang saya petakan. Sejujurnya, kami belum sempat mengupas lebih dalam mengenai peran dan tugas ini. Oleh karena kami akan menggunakan platform Instagram nantinya agar project ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas, maka dibutuhkan tim content creator. Peran untuk setiap tim sangat fleksibel. Misalnya, tim resource development tidak hanya mendapatkan gagasan dari anggota timnya saja karena sejatinya kami semua berdiskusi untuk bersama-sama menemukan solusi atas kebiasaan bangun siang ini. Begitupun dengan tim practical learning. Setiap anggota tim sepertinya bersemangat untuk praktik langsung, namun beberapa anggota tim tetap harus fokus untuk mengalisa lebih dalam terkait action plan yang akan diterapkan dalam keseharian. Tim practical learning juga akan melibatkan anggota di luar tim, seperti krucils ataupun keluarga dari anggota tim lainnya yang akan praktik menerapkan action plan nanti. Yuhuu, it's gonna be fun, can't wait!

#materi2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak