Zona N: Bukan Sebuah Akhir

Bismillahirrahmaanirrahiim....

Memasuki zona baru di kelas Bunda Produktif ternyata saya (dan teman-teman) mendapatkan kejutan besar. Sudah sejak sebulan lalu saya mencoba membuka hati agar lebih ikhlas menerima kenyataan bahwa kelas Bunda Produktif ini akan berakhir. Dengan begitu, tentu project passion kami pun akan berakhir juga, apalagi dengan tantangan subscription issuu.com yang tidak lagi gratis. Agak sulit untuk bertahan, apalagi saya juga tidak tahu apakah teman-teman dalam satu co housing ini memiliki impian yang sama: menerbitkan HexaBliss secara berkelanjutan.

Saat mendengarkan Ibu Septi pekan lalu, jeng...jeng... ternyata zona Newstime bukanlah akhir dari Hexagon City, tapi justru awal pemberitaan kepada dunia tentang eksistensi kota virtual ini. Kejutannya adalah Ibu Septi meminta kami untuk melakukan evaluasi atas project passion kami. Hal apa yang tidak perlu dilakukan, hal apa yang harus mulai dilakukan, dan hal apa saja yang perlu terus dilakukan apabila project passion kami terus berlanjut dijalankan. Hoo, kaan ... hahaa jadi bungah lagi. Inilah hasil evaluasi kami:

FALSE CELEBRATION

Pada pekan ini juga kami diminta untuk melakukan false celebration? False celebration semacam pengakuan kalau kita pernah melakukan kesalahan. Kesalahan yang pernah saya lakukan selama berada di kelas Bunda Produktif ini adalah keluar dari grup tim editor HexaBliss, wakakakk. Saya lakukan hal itu dengan sadar. Alasannya, karena saya merasa tidak dihargai berada di sana. Sebagai Pemred, saya harus mereviu naskah satu per satu, juga meninjau kembali hasil reviu teman-teman. Bayangkan dong yaa, gimana ngebulnya mereviu kata demi kata. Saya juga bukan editor sungguhan, tentu akan menyita banyak waktu saya di kantor dan bersama keluarga. Saya sebenarnya berharap agar tim editor ini bisa berkembang, tidak melulu hanya berfokus dari reviu saya saja. Tapi entah mengapa, rasanya proses editing HexaBliss edisi 4 ini sangat menguji kesabaran. Tidak jarang saya melontarkan pertanyaan tapi tidak ditanggapi. Bahkan, hasil reviu saya pun tidak dianggap karena naskah revisian tidak diperbaiki berdasarkan hasil reviu dari saya. Mungkin editornya tidak sepakat atau penulisnya tidak sepakat tapi kenapa tidak dikomunikasikan? Untuk meredakan emosi saya itulah akhirnya saya memutuskan keluar dari grup editor tersebut. Tiga dari empat tim editor menghubungi saya dan membujuk saya untuk bergabung kembali. Namun, saya menolaknya karena saya benar-benar butuh jeda untuk mengembalikan mood saya. Saya bercerita tentang hal ini kepada suami saya dan suami saya menyayangkan tindakan saya yang menurutnya berlebihan. "Ambil jeda boleh, tapi tidak perlu sampai keluar dari grup," katanya. Kalau dipikir-pikir benar juga, sih. Sebenarnya saya juga berniat masuk kembali ke grup tim editor, hanya saja memang saat itu saya ingin memberikan 'pelajaran'. Huhuu, maafkan yaa... Saat menghubungi si Pemred yang mutung ini, salah satu tim editor bercerita bahwa proses editing tetap berlangsung meski tidak sedetail biasanya. Nah kaan, diceritain begitu hati saya sudah meleleh. Akhirnya, saya memutuskan bergabung lebih cepat. Alhamdulillah mood saya sudah kembali dan HexaBliss bisa terbit tepat waktu. Terima kasih, Teman-teman, atas semua kerja kerasnya menerbitkan HexaBliss edisi 4! HexaBliss dapat dibaca pada tautan berikut: issuu.com/HexaBliss.


#HexagonCity
#Hexagonia
#ZonaNewstime
#KuliahBundaProduktif
#InstitutIbuProfesional 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak