Komunikasi Produktif dengan Pasangan (Bagian 2)

Bismillahirrahmanirrahiim....

Pada pekan keempat ini, dalam keluarga K3B, kami membahas mengenai komunikasi dengan pasangan. Pekan ini, Mbak Yani (salah satu anggota K3B) sharing go-live FB Grup mengenai tips komunikasi dengan pasangan. Hemmh, makanan yang harus dikunyah pelan-pelan ini, yaa....
"Komunikasi harus dibenahi dari dalam keluarga karena value, visi, maupun misi keluarga dapat tercipta apabila suami-istri dapat berkomunikasi dengan baik."

Komunikasi harus mengenal tiga kunci utama, yaitu: efisien, efektif, dan produktif. Efisiensi dalam berkomunikasi berkaitan dengan tenaga dan waktu. Kalau istri sudah bicara panjang lebar tapi sang suami masih tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan, artinya komunikasi tersebut tidak efisien. Capek sendiri dong, ya. Berbicara dengan efisien dalam komunikasi dapat dilatih dengan ilmu gigit lidah, sehingga pembicaraan tetap berada di jalurnya. Efektif, artinya komunikasi dapat dipahami dengan lawan bicara, bagaimana kita dapat menyampaikan pesan dengan kata-kata yang tepat. Produktif artinya komunikasi tersebut berjalan dengan kontinyu, tidak berbatas dengan waktu, sehingga komunikasi yang kita jalin akan menciptakan hubungan yang harmonis.

Ada tujuh tips yang dapat diterapkan saat berkomunikasi dengan pasangan ala Mbak Yani, yaitu:
1. Clear and clarify
Pada poin ini, ada tiga hal yang harus dipahami:
a. Adanya perbedaan FoE dan FoR, sehingga memang perlu waktu untuk menyamakan FoE dan FoR
b. Clear >> gunakan kunci KISS (Keep Information Short and Simple) dalam berkomunikasi
c. Clarify >> jangan pernah menggunakan asumsi dalam berkomunikasi, apalagi dengan suami. Karena dengan berasumsi, maka suudzon akan tercipta

2. Empati
Empati sangat susah untuk dilakukan. Salah satu cara untuk melatih rasa empati adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Hemmh, lagi-lagi terbukti kan yaa kalau komunikasi itu adalah seni berbicara dan mendengar, karena memang ternyata kaitannya sangat erat sekali.

3. Fleksibel

Berkomunikasi dengan fleksibel artinya memperhatikan kondisi suami saat kita sedang bicara. Lebih baik lagi apabila kita mempunyai waktu khusus untuk berbicara berdua, misalnya pillow talk atau diskusi sehabis shalat subuh atau bahkan pergi jalan-jalan berdua ke mana gitu tanpa anak-anak.

4. Body language

Dalam materi kelas Bunda Sayang, diketahui ternyata respon yang diterima oleh lawan bicara hanya dipengaruhi komunikasi verbal sebanyak 7%, sedangkan 93% nya berasal dari nonverbal (body language dan intonasi). Nah, kebanyang kan ya kalau kita enggak suka sama sesuatu itubisa langsung kelihatan sama lawan bicara kita, apalagi suami yang sudah 4L (loe lagi-loe lagi) bertahun-tahun, ya. Oleh karenanya, kita sangat perlu melatih body language kita, salah satunya dengan poker face yang diajarkan oleh Mbak Yani. Inti dari poker face adalah bagaimana kita menampakkan muka yang datar (tanpa ekspresi) ketika menghadapi sesuatu yang tidak kita suka. Hal ini menjadi penting untuk meredam emosi lawan bicara kita.

5. Hindari evaluasi dan perbanyak apresiasi

Beri apresiasi tidak hanya saat momen tertentu tapi juga bisa dilakukan saat kita dalam kesulitan.

6. Gunakan mantra ajaib
Gunakan mantra ajaib selain ucapan 'terima kasih', 'minta tolong', dan 'mohon maaf'. Penggunaan mantra ajaib harus fokus pada solusi; fokus pada apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan; serta fokus pada masa depan.

7. Mulai saja
Mulai dari sekarang untuk melakukannya karena memang komunikasi itu butuh praktik.


Selain tips dari Mbak Yani, saya juga melahap potluck yang diberikan oleh Mbak Fina Febriani mengenai Tips Komunikasi Suami Istri (dari sudut pandang istri) yang diambil dari Buku "Men are from Mars and Women are from Venus" karya John Grey. beberapa tips berkomunikasi produktif dengan suami yang dijabarkan dalam buku tersebut adalah:

1. Pahami nilai-nilai apa saja yang dianggap penting oleh suami (kekuasaan, prestasi)
Maksudnya, pencapaian harga diri suami didapat dari hasil pencapaian diri sendiri. Suami tidak akan meminta bantuan atau nasehat dari orang lain kecuali terpaksa. Oleh karenanya, ketika suami melakukan kesalahan, sebisa mungkin istri menahan komentar atau opini sebelum diminta. Istri seharusnya menahan diri dari menyalahkan atau membuat tidak capable dalam. Langkah terbaik ketika suami mengupayakan sesuatu adalah diam terlebih dahulu dan mengamati, sehingga pada saatnya istri diminta memberi masukan kita dapat memberikan masukan yang penuh arti karena merasa harga dirinya terjaga.

2. Cara menghadapi stress
Seorang lelaki atau suami biasanya menghadapi stress dengan menyendiri untuk mencari solusi. Suami butuh fokus dengan menyendiri, baru kemudian sikapnya akan kembali seperti semula. Yang terjadi seringkali kita merasa diacuhkan dengan diamnya suami, padahal kita tidak melakukan kesalahan dan suami hanya membutuhkan waktu untuk sendiri. Ketika suami diam, tetap layani suami dengan baik dan jangan banyak bertanya atau mendesak suami untuk melakukan sesuatu.

3. Sumber motivasi
Sumber motivasi bagi suami adalah perasaan dibutuhkan dan dipercaya oleh pasangan. Apabila ia diberi peluang, maka ia akan mengerahkan tenaga untuk memberikannya. Namun, apabila tidak diberi peluang, maka ia akan merasa tidak dibutuhkan. Meski istri terbiasa mandiri, tetap berikan ruang bagi suami untuk membantu. Apabila meminta bantuan, hindari kalimat perintah, tapi lebih menggunakan kalimat tanya, "Boleh gak Ayah temani anak-anak sebentar?"

4. Bahasa yang digunakan
Laki-laki biasanya menggunakan kalimat eksplisit dan to the point atau diam. Seorang lelaki tidak suka bicara berbelit-belit dan lebih memilih diam apabila ia tidak yakin. Jadi, apabila suami kita diam saat ditanya, jangan langsung menganggap bahwa ia mengabaikan pertanyaan kita karena mungkin ia sedang memikirkan jawabannya. Usahakan untuk menggunakan kalimat eksplisit ketika meminta bantuan atau menyatakan perasaan.

5. Siklus intimasi/keintiman

Untuk menyeimbangkan kebutuhannya akan kehangatan dan kebebasan, suami kadang membutuhkan waktu untuk sendiri atau bersama dengan teman-temannya. Jadi, ketika suami ingin menarik diri jangan mengejarnya ataupun menghukumnya, tapi beri ia kesempatan untuk menikmati kesendiriannya hingga ia kembali hangat dengan istri. Apabila istri ingin bicara, maka istri dapat menanyakan kapan waktunya suami dapat mendengarkan tanpa mendesaknya.

6. Pahami penilaian suami atas ekspresi pasangan
Bagi suami, ekspresi cinta didasari dari besar/kecilnya upaya yang dilakukan. Seorang suami akan fokus mengejar hal-hal besar dan terkesan abai pada hal-hal kecil (seperti pelukan, ungkapan cinta) yang mana sebenarnya sama pentingnya bagi istri. Makanya, jangan heran kalau suami sibuuk bekerja karena itulah ekspresi cintanya. Padahal di satu sisi kita ingin adanya belaian sayang, ungkapan cinta, dan sebagainya. Jangan menghukum suami apabila luput memberikan perhatian sederhana, tapu sampaikan padanya dengan baik-baik tanpa menafikan pemberian besar yang telah diupayakan. Ketika suami memberikan perhatian kecil, maka berikan apresiasi agar suami paham bahwa kita senang ia melakukannya.


Hemmh, menarik ya mempelajari komunikasi ini, seakan enggak ada habisnya. Intinya memang kita harus berkomunikasi dengan seluruh panca indera kita, bukan hanya menggunakan mulut saja. Lucunya, setelah mendengarkan materi ini, esok harinya si Bunda ini malah mendapat tantangan dalam hal berkomunikasi dengan si Ayah. Sudah dua minggu ini Askana mengalami emosi yang bergejolak. Ia selalu menangis saat saya tinggal untuk bekerja. Saya sudah berusaha membujuknya dengan berbagai cara, tapi tetap saja tidak menemukan solusinya. Akhirnya, siang itu, saya mencoba untuk mengirim pesan singkat untuk si Ayah:

"Ayah, Bunda mau bicara serius. Ayah punya waktu kapan untuk menyimak?"

Ternyata, pesan itu membuahkan hasil. Si Ayah mengajak saya untuk makan siang dan kami mulai menyusun beberapa proyek untuk Askana. Masya Allah, sudah hampir tujuh tahun kerja bareng (di rumah), ternyata baru kali itu kami makan siang bersama. Rasanyaa, luar biasa! Mungkin perlu sering-sering ya begini, selain menambah romantisme kami, lumayan juga menghemat uang maksi Bunda, hihii...



#janganlupabahagia #jurnalminggu4 #materi4 #kelasulat #bundacekatan #bundacekatanbatch1 #buncekIIP #institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak