Terapi Lazy Eyes: Momen yang Mengharu Biru

Bismillahirrahmannirrahiim...

Minggu lalu saya diberitahu oleh teman tentang Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) yang jatuh pada setiap hari Kamis di minggu kedua bulan Oktober setiap tahunnya. Mendengar hal itu saya ingin berbagi tentang terapi mata yang telah dijalankan oleh Askana.

Bulan Ramadhan tahun lalu Askana memasuki babak baru. Qadarullah, Askana didiagnosa menderita miopi dengan kelainan bawaan atau nama lainnya rabun jauh karena faktor keturunan. Saya menggunakan kaca mata sejak kelas satu SD, rupanya suami saya pun demikian. Hal ini ternyata berpengaruh pada penglihatan anak-anak. Jadi, bagi Teman-teman yang menderita miopi dengan minus diatas tiga, saya sarankan untuk memeriksakan mata anak sejak dini karena peluang kelainan bawaan lebih besar.

Namun, kali ini saya tidak akan membahas mata minusnya Askana. Saya akan membahas mengenai lazy eyes atau bisaa dikenal dengan mata malas. Ya, selain menderita miopi, rupanya Askana juga didiagnosa menderita lazy eyes. Apa itu lazy eyes? Lazy eyes adalah kelainan mata pada anak yang bisa berpengaruh pada kualitas penglihatan si anak. Pada pemeriksaan mata pertama, Askana dicurigai juga menderita lazy eyes. Akan tetapi, saat itu dokter tidak segera mengambil tindakan karena Askana pun harus beradaptasi dengan kaca mata barunya. Barulah setelah tiga bulan, Askana menjalani pemeriksaan mata untuk kedua kalinya.

Pada pemeriksaan kedua, diketahui bahwa kualitas penglihatan mata kiri Askana sebesar 60-70%, artinya dari 10 huruf yang ditanyakan pada saat pemeriksanaan Askana bisa menjawab 6-7 huruf dengan benar. Sementara itu, kualitas penglihatan mata kanannya hanya sebesar 20-30%, huffhh… Dokter Ni Retno (dokter spesialis mata anak) bilang bahwa sebesar apapun minus pada kaca mata Askana, tidak akan membuat pandangannya jelas apabila ia masih menderita lazy eyes karena kualitas penglihatannya tidak optimal. Oleh karenanya, semakin cepat dilakukan terapi lazy eyes, maka akan semakin cepat pula kualitas penglihatan mata Askana meningkat.

Bagaimana Prosesnya?
Terapi lazy eyes dilakukan untuk memaksa mata bekerja dengan optimal. Terapi lazy eyes pada Askana dilakukan terhadap mata kanannya terlebih dahulu dengan kualitas penglihatan yang lebih rendah. Setiap hari Askana diharuskan memakai penutup mata pada mata kirinya selama dua jam saat ia beraktivitas normal (tidak dalam kondisi tertidur). Hal itu ia lakukan selama tiga bulan lamanya, setiap hari. Begitu juga dengan mata kanannya. Selain menggunakan penutup mata, Askana juga dianjurkan untuk meminum vitamin mata setiap malam.
Awalnya, saya agak khawatir pada Askana, takut ia kehilangan rasa percaya diri seperti saat awal ia beradaptasi dengan kaca matanya. Bagaimana jika ia kembali mogok menggunakan penutup matanya? Bagaimana jika banyak teman yang bertanya padanya? Bagaimana jika ia diejek? Semua pertanyaan itu membayangi saya, namun saya tidak bias menjawabnya. Hanya satu yang dapat saya janjikan (dalam hati): Bunda akan bersama kakak melewati ini semua.

Saya ingat sekali, saat kami memutuskan untuk terapi, Askana dipasangkan penutup mata oleh ayahnya. Sebelum menempel stiker pada mata kirinya, ayahnya mencium mata Askana terlebih dahulu. Kemudian menempel stikernya dan berdoa. Dan di hari pertama itu pula, ayahnya menggunakan penutup mata sebagai solidaritas dan penyemangat bagi Askana. Adia malah ingin juga menggunakan penutup mata. Sejak saat itu, kami selalu mencium mata Askana dan berdoa ketika menempel stiker penutup matanya.


Hari Pertama Askana Menggunakan Penutup Mata


Di luar prediksi saya, Askana dapat dengan santai menjalankan terapi. Ia menjawab dengan sabar pertanyaan temannya atau bahkan orang tua mereka. Kalau lelah, ia biasanya langsung melempar pandangan ke saya dan tentu saja saya mengambil alih untuk menjelaskan. Tidak hanya di sekolah, Askana juga berani menggunakan penutup matanya ketika berjalan-jalan. Aktivitasnya sama seperti biasa hanya saja mungkin mata orang lain lebih sering tertuju padanya dengan penuh tanya, hehe

Kejadian ini membuat saya tersadar bahwa bukan hanya saya … tapi ayah dan adiknya pun turut menemani Askana melewati ini semua. Mungkin karena ini pula Askana percaya diri dan dapat melaluinya dengan baik. Sungguh momen yang mengharu biru.


#Writober #RBMIPJakarta #IbuProfesionalJakarta

Komentar

  1. huaaaaa aku terharu :""""
    pengetahuan bangat ini mbaaa ��
    terima kasih sudah menulis iniii ��

    semangat Kak Aksana, semoga segara membaik mata cantiknya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat yaa, mbak Octa. Aamiin ya Allah. Alhamdulillah kualitas penglihatan mata kanan Askana sudah 100%, tinggal mata kiri yang belum dievaluasi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak