Matrikulasi 2: How to be a Profesional Mother

Pada kelas matrikulasi kedua, kami diberikan materi mengenai "How to be a Profesional Mother". Nahh, mulai dehh ya kerasa banget tikaman-tikamannya, hehe. Setahun lebih berada dalam komunitas simpatisan IIP Bogor, banyak dari teman saya yang pada akhirnya memutuskan tidak bergabung dalam kelas matrikulasi IIP. Apa pasal? Beragam alasan, tapi kebanyakan karena khawatir tidak akan komitmen. Bagi saya, keputusan ini saya ambil dengan berdasar pada kalimat, "terkadang...kebaikan itu memang harus dipaksakan.." =)

Jadii, ayoo semangat belajar, kita ikhtiar sebisanya, dan biarkan Allah yang menentukan..

====================================

Resume Materi Ke 2
Matrikulsai IIP JKT Batch #2
“How To be Profesional Mother”

Hari / tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016
Pukul : 20.00 - 21.00 WIB
Fasilitator : Yesi Dwi Fitria
Ketua : Hastuti Sari Dewi
Koordinator pekan ke 2 : Asyirin Nugraheni Solikhah


Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2

๐Ÿ™‹MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA๐Ÿ™‹

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #2? Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

๐Ÿ€APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

๐Ÿ€APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

๐Ÿ€MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.


๐Ÿ€VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.


๐Ÿ€BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya

b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya

d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

๐Ÿ€APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena  anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.

Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto

Salam Ibu Profesional


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

๐Ÿ“šSUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015

====================================

A.      Tanya Jawab Peserta
        Jumlah Penanya pada materi pekan ke 2 ini sejumlah 21 penanya, berikut tanya jawab pada materi kali ini :

1⃣ Penanya : Mb Ria
Pertanyaan :
Sering kali saya merasa tidak percaya diri menjadi ibu.  Sebenarnya anak saya nurut (apabila dibandingkan dg anak tetangga), tp saya selalu merasa luar biasa stres kalo dia sedikit aja membantah (dibandingkan dg saya yg nyaris ga pernah merasa stres di kantor), begitupun kalo dia mogok makan. Anak saya umur 5 tahun.
Ketidak percayaan diri saya nampaknya bisa ditangkap oleh anak saya.
Padahal kalo melihat ibu2 lain yg mungkin pendidikan nya di bawah saya tapi bisa mempunyai anak membanggakan, mestinya saya lebih percaya diri. Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian. Sering kali ketika menasehati, mengarahkan anak, mengajari, dan memasak untuknya saya tidak percaya diri...๐Ÿ˜“

Menurut ibu apa yg bisa saya lakukan? Mohon sarannya...terima kasih
Ria
Jawaban
Menjadi bunda membutuhkan modal ilmu yang sayangnya suka terlewat dipelajari. Agar bunda percaya diri,  bunda bisa mengisi diri dgn ilmu yang dibutuhkan.

Setelah tau ilmunya,  aplikasikan,  tuliskan indikator keberhasilannya, kemudian lakukan evaluasi.  Dukungan suami akan membantu bunda menjalankan visi misi di dalam keluarga.


2⃣ Penanya : Mb Yulmi
Pertanyaan :
Bisakah ibu pekerja menjadi ibu yg profesional..? Mengingat seharian meninggalkan anak2nya.

Jawaban :
Semua Ibu adalah IBU BEKERJA, ada yang di ranah domestik ada yang bekerja di ranah publik.
Ketika kita memilih untuk bekerja di ranah publik,
kita perlu mengevaluasi, apakah niat dan misi kita bekerja di ranah publik? Seurgent apa bagi keluarga kita. Jawaban akan terpulang pada kondisi keluarga kita sendiri. Jika bekerja diluar merupakan ikhtiar dalam menjemput rizki bagi keluarga dan sifatnya sangat urgent maka bungkus keberangkatan kita bekerja tersebut dengan niat mencari rezeki mulia sekaligus meningkatkan jam terbang misi di ranah publik. Insya Allah kita akan terarah menjadi lebih produktif.  Doakan juga anak anak kita agar selalu dalam penjagaan Allah ketika kita tidak bersama mereka.

Satu hari 24 jam, bekerja di ranah publik 8-9 jam kerja maka pos waktu berikutnya adalah mengejar ketertinggalan waktu kualitas bersama anak. Pulang kerja harus diniatkan untuk mengisi energi baru membersamai anak anak sambut kegirangannya dengan senyum lebar dan pelukan sehangat mentari, obrolan seharian, dongeng dsb. Tentunya jika bunda butuh waktu untuk menyiapkan diri (mandi, makan) maka mintalah waktu pada anak anak untuk itu, kemudian kembali kepada mereka.

Allah tidak pernah pilih kasih dalam menitipkan anak-anak di rahim perempuan, semua perempuan berhak mendapatkan amanah tsb baik yg bekerja di ranah publik maupun domestik.

Sehingga Allah sudah menempatkan masing-masing ujian dalam mendidik anak sesuai dengan kemampuannya.

Maka belajar dengan sungguh-sungguh, agar kita bisa menjadi orang yg dipercaya di mata Allah dalam mengemban amanahNya


3⃣ Penanya : mb Fina
Pertanyaan :
1. Spt pengertian di kamus besar bhs indonesia, semua wanita bersuami & beranak adalah ibu. Namun kita sadari walaupun secara natural sbg ibu, perlu adanya modal atau ilmu utk menjadi ibu yg baik. Mhn saran modal atau ilmu sbg ibu yang baik & sukses.
2. Bgmn cara ibu berbagi peran dgn baik & cantik krn dia tdk hanya sbg ibu utk dirinya sendiri, sbg istri, sbg anak dr ortu sendiri maupun mertua, kakak/adik dr keluarga kandung/ipar, ibu drn anak2nya, teman dr teman2 suami/anak2.

Jawaban:
Dengan menguasai dan mengaplikasikan tahapan menjadi bunda profesional, bunda sedikit demi sedikit akan menggali dan menetapkan indikator bagi diri sendiri. Jika kita konsisten menjalankannya maka bunda selangkah lebih dekat menuju ibu yg baik dan sukses

Tahapan bunda profesional akan mengarahkan bagaimana bunda menjadi pribadi yg sukses di mata anak dan suami (bunda sayang),  bunda yg sukses di keluarga (bunda cekatan), bunda yg bisa menggali potensi dan produktif diranah yg digeluti (bunda produktif)  serta bunda yg bermanfaat bagi masyarakat/ummat (bunda sholehah)


4⃣ Penanya : Mb Sari
Pertanyaan :
Dalam proses belajar ini kita lakukan secara bertahap.Apabila belum mampu menguasai 1 tahap apakah kita bisa melangkah ke tahap selanjutnya? dan Bagaimana cara mempertahankan konsistensi dalam mengamalkan ilmu kita?

Jawaban :
Sebaiknya lakukan tahapan Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Shalihah secara bertahap agar pijakannya kuat.

Agar bisa konsisten, praktekkan ilmu yang didapatkan sehingga ilmu tersebut mnjadi bagian dr keseharian kita.
Pegang juga prinsip one bite at a time
Sedikit ilmu yang diperoleh langsung diterapkan, sehingga akhirnya menjadi bagian dari keseharian kita.

5⃣ Penanya : Mb Rita Lestari
Pertanyaan :
Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, dan Bunda Shalihah itu apakah sebuah tahapan? Ataukah dipelajari dan dipraktekan secara simultan? Karena faktanya memang dlm keseharian kita harus menjadi setidaknya dua hal yang pertama secara bersamaan yaitu Bunda Sayang dan Bunda Cekatan. Terima kasih..

Jawaban :
Apabila anda belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapatkan pijakan yang kuat.


6⃣ Penanya : Mb Dina
Pertanyaan :
Waktu itu pernah ada review an dari mba Dian tentang penggunaan gadget.  Usahakan penggunaan nya 2-3 jam ( betul ngga mba). Nah bagaimana ttg manajemen waktu yg tepat, dan efektif bagi saya yg seorang karyawati,  pelaku online shop Dan ibu rumah tangga?⁠⁠⁠⁠

Jawaban :
Benar sekali Mbak Dina, kuncinya adalah manajemen waktu. Tentukan jam kerja olshopnya. Misalnya 3 jam sehari di sore hari,  kemudian setelah ditentukan komitmenlah dengan jadwal tersebut. Di luar jadwal jadikan sebagai waktu FREE GADGET.


7⃣ Penanya : Mb Nisa
Kondisi sy skrg memiliki bayi usia 7bulan dan balita usia 3tahun. Saat ini pun sdg merintis bisnis di rumah..

Utk urusan anak msh ttp saya pegang. Kalau pun musti ngurus bisnis, anak2 akan sy alihkan ke ayahnya. Nah utk printilan rumah tangga seperti masak, nyuci, beberes rumah, hampir sama sekali sy ga ngurus.. sdh ada asisten.

Satu sisi sangat terbantu bngt dg adanya asisten itu krn anak2 bs seharian bersama sy.. satu sisi merasa gagal dlm ngurus rumah.. apalagi klo ada yg bilang, "gitu aja ko pakai asisten.. liat tuh ibu2 lain bisa ngurus semuanya sendirian.."

Lgsg down banget.๐Ÿ˜ข

Sbenarnya, seluas apakah cakupan manager rumah tangga itu? Apakah musti ngurus semuanya sendirian atau boleh didelegasikan?

Terimakasih๐Ÿ™๐Ÿป

Jawaban :
Setiap keluarga memiliki cara masing2 untuk menyelesaikan kebutuhan rumah tangganya, sehingga banyak kemungkinan terdapat perbedaan cara penyelesaian atas pemenuhan kebutuhan kerumahtanggaan. Hal penting yaitu, setiap anggota keluarga rela menjalankan peran masing2 yang telah disepakati bersama.

Manajer Rumah Tangga, ngurus semua sendiri atau boleh didelegasikan? Ini terkait dengan kebutuhan dan cara penyelesaian yang disepakati bersama tersebut. Jika mampu diselesaikan semuanya sendiri, silahkan.. Jika ternyata membutuhkan asisten, maka Ibu perlu menjadikan asisten itu sebagai partner.
Komunikasikan dengan baik, sehingga tugas yang didelegasikan tersebut sesuai dengan harapan ibu.


8⃣ Penanya : Mb Kartini
Pertanyaan :
Bgmn menerapkan ibu sbg pendidik utama, jika kita msh tinggal drmh ortu, karena nilai yg kita tanamkan mgkn saja sring bersebrangan dengan pola pikr ortu kita sendiri. Misalny kita tegas, tetapi ortu kita menganggap kita keras?
Sy yg msh tinggal d rmh ortu, jd blm spenuhnya menerapkan sistem menejemen rmh, indikator apa jika kita dikatakan telah berhasil?
Disini ada bunda sayang, cekatan, produktif & soleha, bgmn supaya hal ini bs berjalan berbarengan, krn materi sebelumnya, qt hrs fokus akan 1 ilmu dlu? Kiat2 spya berhasil?

Jawaban :
Jika kita tinggal dengan orangtua, kuatkan komunikasi dengan orang tua. Sampaikan dengan baik pola asuh yang ingin diterapkan pada anak-anak. Saat orangtua melihat kesungguhan kita dan melihat hasil dari kerja keras kita, orang tua akan memberikan dukungan.

Tahapan belajar di Ibu Profesional sebaiknya dijalankan bertahap ya..
Setelah bunda sayang kuat, lanjut ke bunda cekatan. Ketika bunda berada di bunda cekatan, materi bunda sayang sudah melekat pada diri bunda.

Kiat supaya berhasil dalam belajar Ibu Profesional, adalah dengan menerapkan ilmu yang diperoleh di sini.  setiap mendapat materi, maka segera kerjakan nice homework yang diberikan keesokan harinya.


9⃣ Penanya : Mb Rita
Pertanyaan :
1. Bagaimana mengukur kerja ibu profesional?
2. Apakah berbanding lurus, latar belakang pendidikan si ibu dengan kerja profesionalnya dalam keluarga? Apakah latar belakang budaya ibu akan mempengaruhi kerja profesionalnya dalam keluarga?

Jawaban :
1. Yang bisa menilai berhasil atau tidaknya seorang ibu adalah suami dan anak-anak. Apakah suami melihat kita menjadi istri yang lebih baik? Apakah perkembangan anak-anak bergerak ke arah lebih baik?

Indikator pada materi di atas membantu kita mengukur pencapaian kita dalam setiap pembelajaran kita.

2. Dalam belajar, yang lebih utama adalah prinsip KOMITMEN dan KONSISTEN, seperti apapun budaya maupun latar belakang pendidikan, jika seorang ibu sudah bertekad menjadi Ibu yang lebih baik, kemudian konsisten dlm proses belajarnya, maka ibu tsb bisa menjadi Ibu Profesional.


๐Ÿ”Ÿ Penanya : mb Diah
Pertanyaan :

1. Bagaimana agar menjadi ibu yang 'anak senang belajar' bersamanya.
Anak saya terkadang ingin kelonggaran seperti ketika dengan pengasuh. Misal jumlah jam menonton tv.

2. Saya adalah working mom. Bagaimana agar maksimal, tidak setengah setengah dalam mengasuh & mendidik  anak2?

Jawaban :
1. Setiap anak memiliki fitrah belajar. Ketika ada anak yang tidak senang belajar coba lihat lagi ke pola asuh kita apakah ada yang salah. Jangan2 ada tindakan kita yang membuat fitrah belajar anak tergerus.
Coba analisa lagi kondisi sekarang, apakah kita sudah memberikan teladan belajar yang baik, apakah suasana belajar sudah mendukung, apakah ada faktor2 lain?

2. Tentang bunda bekerja di ranah publik sdh dijelaskan pada pertanyaan 2⃣ ya bunda.


1⃣1⃣ Penanya : Mb Febry
Pertanyaan:
Bisa tlng jelaskan lagi yg dimaksud indikator keberhasilan ibu profesional adalah menjadi kebanggaan keluarga?  Bisa tlng jelaskan wujud kebanggaan keluarga itu sperti apa?

Jawaban :
Pertanyaan 1⃣1⃣sdh terjawab di no 9⃣ ya..


1⃣2⃣ Penanya : Mb Ratna
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara mengajari anak agar bisa sabar.  Ntah knp kalo ngajarin anak sendiri cenderung ngga sabaran ๐Ÿ˜Š
2. Bedanya "kasir" dan manajer keuangan keluarga? Caranya agar bisa menjadi manajer keuangan keluarga yg baik bagaimana?
3. Sy sangat senang dgn dunia memasak,  bahkan ada bbrp makanan yg akhirnya sy jual ke tmn2 dekat.  Tapi dalam menghasilkan makanan tertentu tsb diperlukan trial n error.  Tentu saja itu membutuhkan dana serta waktu yg lumayan.  Bagaimana caranya utk mengefisienkan trial n error tsb supaya ngga jadi nombok? ๐Ÿ˜Š

Jawaban :
1. Jika mengajari anak sendiri jadi tidak sabaran, maka kita perlu mengecek lagi apa penyebabnya.
Apakah ada perbedaan ekspektasi saat mengajari anak sndiri?
atau apakah ada kendala komunikasi dengan anak.

Tahap pertama, temukan dulu pemicunya, setelah ketemu penyebabnya, atasi masalahnya.
Perlu kita ingat bahwa anak2 belajar dari cara kita bereaksi.

2. Bunda, kita akan ada sesi khusus untuk belajar cara menjadi manager keluarga yang handal. Mhn bersabar menunggu ya, kita akan bahas di materi selanjutnya.

3. Saya percaya bahwa dalam universitas kehidupan memang ada 'biaya' yg harus dikeluarkan. Jumlah biayanya bisa beragam.  Dengan belajar dari setiap trial error insya Allah selalu ada perbaikan yang terjadi. Ubah pola pikir kita dari merugi menjadi keberhasilan yg tertunda.  Semua akan indah dan tepat pada waktunya.


1⃣3⃣ Penanya : Mb Elvira
Pertanyaan :
1.Untuk poin2 pertanyaan apakah bersifat saklek atau bisa kita ubah sesuai kondisi?

2. Bagaimana menumbuh kembangkan suami agar dapat menjadi auditor handal dalam menilai keberhasilan kita?

Jawaban :
1.  poin pertanyaan di atas adalah indikator umum dalam menilai tingkat keberhasilan Ibu Profesional.

2. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami "tidak sesuai harapan" jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :
"For Things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST"
Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, "proses memantaskan diri'. Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.


1⃣4⃣ Penanya : mb Mira
Pertanyaan:
Saya ingin bertanya tentang pernyataan "Menjadi kebanggaan keluarga sebagai salah satu indikator keberhasilan menjadi ibu profesional"

Saya setuju sekali dgn statement tersebut. Dan menurut saya, dgn bangga melihat ibu mereka, semoga anak2 perempuan saya pun akan serta merta menuruti jejak ibu mereka untuk kelak menjadi ibu yg profesional.

Pertanyaan saya:
Ekspektasi anggota keluarga kan bisa berbeda-beda ya. misal anak yg kecil merasa bangga kalau mamanya bisa mengantar dia ke sekolah, namun kakaknya merasa bangga bila mamanya pandai memasak. Belum lagi ekspektasi dari suami ๐Ÿ˜Š
Jadi apakah kita perlu mensurvey ekspektasi masing2 anggota keluarga dulu?
Dan rasanya kok berat sekali ya utk selalu menjadi kebanggan keluarga. ๐Ÿ˜Š

Jawaban :
Wah pertanyaan yang keren, benar sekali kita memerlukan usaha keras tanpa pernah berhenti untuk menjadi kebanggaan keluarga.
Teman-teman nanti akan membuat indikator masing-masing. Saat membuat indikator ini, diperlukan komunikasi produktif di keluarga. Diskusikan bersama suami dan juga anak-anak, kemudian jadikan jawaban mereka sebagai referensi dalam membuat indikator keberhasilan bunda.


1⃣5⃣ Penanya : Mb Dila
Pertanyaan :
Setelah menjadi bunda sayang, apakah bisa tetap bersikap tegas kepada anak? Mohon penjelasannya. Terimakasih.

Jawaban :
Tegas justru diperlukan dalam memahami bunda sayang.  Tegas dlm menjalankan pola asuh keluarga. Tegas dlm kesepakatan yg sdh disepakati di rumah  ๐Ÿ˜Š


1⃣6⃣ Penanya : Mb Yunita
Pertanyaan :
Salah satu misi Komunitas Ibu Profesional adalah meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Bagaimana cara seseorang menemukan misi spesifiknya? Terlebih minatnya masih banyak/luas dan belum tahu bakatnya dimana.

Jawaban : 1⃣6⃣ Sabar ya Bunda Yunita, ada materi tersendiri yang khusus membahas tentang menemukan misi spesifik. InsyaAllah kita semua akan sampai di tahap ini.


1⃣7⃣ Penanya : Mb Verial
Pertanyaan :
bagaimana jadi bunda produktif aman secara financial tanpa harus meninggalkan anak/keluarga? Makasih

Jawaban :
Bunda, pembahasan mengenai bunda produktif akan kita bahas tuntas nanti di materi Bunda Produktif ya.. mohon bersabar menunggu sesi berikutnya.


1⃣8⃣ Penanya : Mb Leila
Pertanyaan :
1. Bagaimana mengelola rasa bersalah karena menekuni minat? Misalnya...rasa bersalah pada kantor karena ilmu yang diminati dan dikejar tidak secara langsung berkorelasi dengan pekerjaan saat ini (kondisi kantor sering rolling pegawai sehingga job desc juga bisa berubah drastis dalam waktu singkat). Juga rasa bersalah ke anak karena waktu yang seharusnya bisa untuk main sama-sama atau mengerjakan sesuatu untuk anak/suami terpakai untuk 'bersenang-senang' (bahkan membaca buku referensi, buku parenting pun meski saya suka tapi rasa bersalah itu selalu ada).
2. Sampai batas mana kita boleh ambil keputusan tidak tertarik, misalnya ada ilmu yang 'nice to know' untuk keluarga seperti indikator kesehatan, kendala menyusui yang tidak kita alami sendiri, pola masakan sehat khusus yang lebih dari sekadar masakan sehat, tapi kita merasa lebih baik waktunya buat yang lain yang lebih prioritas, untuk yang khusus-khusus begitu kita pasrahkan saja ke dokter keluarga atau kalau perlu ya katering...bolehkah? Atau kita tetap perlu memotivasi diri belajar?
Leila

Jawaban :
Seorang ibu memang perlu banyak ilmu dalam mengelola rumah tangga. Bunda bekerja juga perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu yang relevan. Silakan membuat daftar ilmu yang diperlukan untuk pengembangan diri, kemudian tetapkan skala prioritas bunda. Bunda akan menemukan kegiatan yang dinilai MENARIK TAPI TIDAK TERTARIK.

Sebagai ibu bekerja di ranah domestik, bunda tentunya perlu mengimbangi dengan mengoptimalkan waktu bersama anak.
Nanti akan ada sesi materi yg membantu bunda menentukan kuadran aktivitas.


1⃣9⃣ Penanya : Mb retta
Pertanyaan :
1. Bagaimana menanyakan kecukupan aplikasi Bunda Sayang kepada anak2 yg masih batita?
2. Bagaimana agar pemahaman dan praktek teori dari Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunpro dan Bunsol menjadi karakter diri sendiri yg selalu melekat?

Jawaban :
Aplikasi bunda sayang pada balita bisa dengan membangun karakter anak melalui dongeng, membangun kreativitas anak sejak dini, dan membacakan buku. Bunda juga bisa mencatat milestone anak untuk melihat perkembangannya.

Agar materi dari bunda profesional bisa melekat, setiap sedikit materi yang diperoleh langsung praktekkan ilmunya, dan konsisten menjalankannya.


2⃣0⃣ penanya : Mb Nikmah
Pertanyaan :
Bagaimana cara menimbulkan kepercayaan diri seorang ibu rumah tangga??

Jawaban :
sdh terjawab di no 1⃣

2⃣1⃣ Penanya : Mb Aisyah
Pertanyaan :
Bismillah
Berkaitan tentang ibu profesional.

Pernah suatu ketika saya baca artikel ttg kesuksesan seorang istri dan juga sebagai ibu serta memiliki usaha sendiri.

Kurang lebih pernyataannya seperti ini "jika istri itu sukses (sebagai ibu dan sebagai istri bahkan bisa menjadi inspirasi banyak org) brrti suami berhasil berbagi setiap pekerjaan dengannya" karena sejatinya pekerjaan IRT itu tdk pernah ada habis2nya.

Nah jika di kaitkan dg materi ttg IBU PROFESIONAL (dengan 4 pokok utamanya) apakah memang sangat berpengaruh mengenai kondisi seperti diatas?

Mohon pencerahannya..

Jawaban :
Keberhasilan setiap anggota keluarga didukung sepenuhnya oleh seluruh anggota keluarga. Berhasilnya seorang ibu/istri karena ada dukungan dari suami dan anak2nya, begitu pun sebaliknya. Sebuah keluarga itu adalah kesatuan, setiap pribadinya mampu bertumbuh dengan dukungan dan kerjasama dari semua anggota keluarga.


====================================

๐Ÿ“šNICE HOME WORK #2๐Ÿ“š

Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat

๐Ÿ“✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅๐Ÿ“
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri sendiri.

 Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
- SPECIFIK (unik/detil)
- MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Tim Semangat Bangun Pagi