Belok Kiri: Paris!*

Waah, ternyata saya sudah lama juga tidak meposting tulisan di sini. Banyak yang terjadi memang, ada duka, ada bahagia. Ya, sangat terasa memang, benarlah bahwa hanya Allah menggenggam takdir semua makhluk di bumi ini.. Hehe, agak sok-sok implisit yaa, nanti insya Allah lain kesempatan bisa cerita banyak. Sebenarnya memang banyak ide untuk menulis, tapi ya ini saya agak susah mengekspresikannya dalam kata-kata.

Tentang kali ini, dari judulnya saya terinspirasi dari buku karangan Aditya Mulya, Ninit Yunita, Alaya dan Iman Hidajat yang tadi malam saya baca di toko buku gramedia saat sedang mencari beberapa buku travelling, judulnya Travelers' Tale, Belok Kanan: Barcelona!

Tapi kali ini saya tidak akan membahas buku itu, saya mencoba memetakan kepusingan saya, atau bisa dibilang saya mencoba mengekspresikan ketumpulan cita-cita saya, ahh..mungkin lebih baik saya katakan..saya mencoba memahami tatkala Allah justru selalu memberikan yang terbaik bagi saya. Ya, itu saja alasannya.. =)

Mengingat kejadian sekitar 1.5 tahun lalu, kantor dimana tempat saya bekerja ini memang ada pos anggaran aftercare investasi ke negeri-negeri tetangga, bahkan negeri nun jauh di sana. Berhubung terkait investasi, yaa cukup luar juga kan ya targetnya. Satu setengah tahun lalu itu bisa dibilang saya kecewa dengan salah satu atasan saya, karena saya batal pergi ke Belanda karena diserobot olehnya. Hehe, udah suudzan aja ya, padahal memang menurut Allah perjalanan itu tidak baik untuk saya, insya Allah.

Dan sekitar satu tahun lalu, saya pun nyaris berangkat ke Cina. Paspor, tiket sudah diurus. Tapi, karena saya tahu ada request 'khusus' mengenai tiket pesawat yang dicover, maka saya membatalkan diri untuk ikut. Ahh, lebih baik tidak ikut sekalian daripada saya mendapat rezeki yang tidak berkah!

Saat ini, saya lagi-lagi ditugaskan ke luar negeri. Perancis. Bingung lebih tepatnya. Tapi, setelah saya tanyakan kepada teman saya yang mengurusi anggaran, insya Allah 'aman' karena untuk tiket perjalanan luar negeri sudah at cost katanya. Akhirnya pengurusan KTLN, exit permit, dan VISA schengen pun diproses. Tiket pesawat pun sudah dibooking. Sayangnya, ternyata kabarnya, pengurusan VISA schengen untuk perancis itu harus disertai dengan pas photo berlatar belakang putih dengan photo yang terlihat kupingnya! Duh Allah, bagaimana mungkin saya bisa melakukannya? Meski untuk alasan tugas negara, atau meski untuk alasan 'hanya photo loh!', atau untuk alasan "Paris bo! kapan lagi bakal ke sana?'. Sungguh, ini adalah implementasi dari ilmu yang saya miliki versus keinginan (atau bahkan nafsu) saya, masya Allah! Akhirnya tadi saya menghadap atasan saya, "Maaf, Pak, untuk VISA, saya tidak bisa kalau harus kelihatan kupingnya. Kalau tidak bisa, saya tidak jadi berangkat ya, Pak." Alhamdulillah, atasan saya bisa menerima. Jika Allah ridha, maka perjalanan ini akan terjadi. Tetapi jika tidak, maka itulah yang terbaik bagi saya, insya Allah.  


Audzubillaahi minna asy-syaithan nirra jiimi..    


*kalaupun batal ke Paris, insya Allah balik arah: Medan! =D

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Hal Besar Dimulai dari Langkah Kecil

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak