Puasa Kepompong Pekan 4: Puasa Tidur Terlambat dan Bangun Kesiangan

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Pada pekan keempat ini awalnya saya agak bingung menetapkan topik puasa saya. Tadinya mau pilih puasa bermalas-malasan untuk melakukan dzikir pagi dan petang, tapi akhirnya diurungkan. Yang semakin saya rasakan belakangan ini (sejak WFH) adalah dua krucils yang selalu tidur lewat dari jam tidur biasanya. Sudah setahun ini memang saya menetapkan jam tidur malam anak-anak maksimal di jam 21.30 WIB. Kadang kecolongan, tapi masih oke lah. Sejak WFH ini, rasa-rasanya mereka belum pernah tertidur pulas di jam segitu. Paling cepat jam 21.00 WIB. Tenaganya gak habis-habis meskipun tidak tidur siang. Siapa yang kena imbas? Ya si Bunda....

Saya menyadari mungkin mereka berpikir kenapa si Bunda ini ada di rumah tapi waktu bermain bersama mereka berkurang. Selama ini memang saya kalau sudah bersama anak-anak benar-benar diusahakan lepas dari kerjaan kantor. WFH ini jadi bikin bias kebiasaan itu. Waktu bermain bersama mereka jelas berkurang karena saya juga dituntut untuk mengurus SFH anak-anak (mengupload tugas, menyiapkan materi pelajaran untuk esok harinya) juga pekerjaan rumah yang seakan tiada henti (masak, cuci piring, dan lainnya). Akibatnya, saya seringkali tidur terlambat (bahkan tertidur ketika bermain bersama mereka), juga bangun terlambat (setelah adzan subuh)--yang tentunya membuat saya jadi 'berlari-lari' menjalani rutinitas pagi.

Mengingat Ramadhan akan tiba, tentu rutinitas tersebut akan diuji. Atas dasar itulah, saya akhirnya menetapkan puasa kepompong di minggu terakhir ini dengan puasa tidur terlambat dan bangun kesiangan. Harapannya, saya juga dapat terbiasa agar asupan makan sahur tetap terjaga. Ya kalii kan kesiangan bangun dan belum masak kan repot, wakakakk.

Berikut kategori penilaian saya:
NEED IMPROVEMENT >> tidur terlambat dan bangun kesiangan;
SATISFACTORY >> intinya ada pada kegiatan bangun kesiangan (lewat dari adzan subuh);
VERY GOOD >> tidur dan bangun on-time;
EXCELLENT >> tidur dan bangun on-time serta mengajak anggota keluarga untuk turut serta.


Terus terang, saya merasa belum maksimal di puasa kali ini. Mungkin karena saya susah sekali menolak keinginan mereka untuk bermain bersama. Satu hal yang saya sadari bahwa kebiasaan anak-anak akan dimulai dari kebiasaan orang tua. Ya gimana anak mau tidur cepat dan bangun cepat kalau orang tuanya gak disiplin? Heuuu.. Padahal itu salah satu yang dicontohkan Rasulullah saw dalam kesehariannya. Sepertinya harus mulai mengencangkan ikat pinggang lagi ini mengingat Ramadhan merupakan perjuangan panjang. Semogaaaa kami bisa optimal dalam menjalani bulan Ramadhan nanti. Bismillah...


#puasa
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#pekankeempat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak

Joker: Seorang Pribadi yang Penuh Luka