Postingan

Menampilkan postingan dengan label Level 4

Mengasah Motorik Halus dengan Tool Set

Gambar
"Ehhh...jangan pilih mainan mobil-mobilan dong, itu mainan anak laki-laki!" Pernah dengar kalimat itu? Saya sering mendengarnya, anak laki-laki hanya diperbolehkan memainkan mainan anak laki-laki, seperti mobil-mobilan, robot, dan lainnya; sedangkan anak perempuan hanya boleh memainkan mainan masak-masakan, boneka, dan lain sebagainya. Perlakuan itu tidak diterapkan pada anak-anak kami: Anak-anak bebas memilih dan memainkan apapun selama aman dan tidak melanggar syariat. Sudah lamaaa sekali saya ingin membelikan peralatan pertukangan yang terbuat dari kayu kepada Askana. Kalau selama ini ia hanya melihatnya di buku, tujuan saya kali ini adalah memperkenalkan fungsinya dan bagaimana cara menggunakannya. Meskipun tidak lengkap, mainan pertukangan tool set ini mampu melatih kemampuan motorik halusnya, seperti saat menggunakan palu dan obeng. Di awal Askana tidak tertarik pada mainan ini, tapi kemudian justru ia sangat bersemangat membongkar mainannya. Ia juga semangat memalu...

Belajar tentang Suhu dan Percampuran Warna

Gambar
Saat Askana lahir, ayahnya membelikan frezeer khusus ASI sebagai bentuk dukungan pemberian ASI untuk Askana. Alhamdulillah freezer itupun terpakai oleh Adia.. 😊 Oleh karena ada bunga es yang harus dibersihkan secara rutin, saya kemudian tercetus ide untuk membuat aktivas bagi Askana. Waahh, jackpot banget nih Askana boleh main es, hehe.. Si Sulung senangnya bukan kepalang. Apa yang bisa dibuat dari bunga es tersebut? Selain memperkenalkan suhu, saya juga memperkenalkan warna. Dari aktivitas ini ia mengetahui proses es sebagai benda padat akan mencair ketika berada di suhu ruangan. Permainan warna juga saya eksplor. Sebelumnya Askana telah belajar percampuran warna dasar (merah, kuning, biru) secara visual melalui buku si Poldy, kali ini saatnya praktik mencampur warna-warna tersebut. Meskipun pewarna yang saya miliki terbatas pada tiga warna dasar tersebut 😁, tapi ia sangat antusias mencampur warna yang satu dengan yang lainnya. Tanyanya memberondong saya, ...

Serupa tapi Tak Sama

Gambar
Masih ingat pertanyaan saya di postingan sebelumnya?  "Apa kaitannya gaya belajar orangtua dengan gaya belajar anak?"  Akhirnya, saya pun melempar pertanyaan itu ke WAG Kelas Bunda Sayang. Alhamdulillah banyak sekali teman-teman yang menanggapi. Diskusi di whatsapp group pun semakin seru, yeay! Tapi satu yang saya sayangkan, tidak ada komentar atau opini apapun dari tim fasilitator--yang pada akhirnya menurut saya pertanyaan ini belum juga mendapat jawaban yang utuh, huhuu.. =( Nah, titik terang bermula dari Mbak Reni yang sharing tentang pengaruh gaya belajar orang tua terhadap gaya belajar anak. Jadi ternyata, kemungkinan karena si Ibu dominan akan gaya belajar tertentu yang juga diterapkan sehari-hari menjadikan si Anak turut beradaptasi dengan gaya belajar tersebut. Opini lain, Mbak Weni juga berpendapat bahwa gaya belajar anak yang dominan juga mungkin dipengaruhi stimulus yang diberikan si Ibu. Selain itu, ternyata ada juga pengalaman dari Mbak Febry, bayinya yan...

Mengenali Gaya Belajar Kami

Waahh..udah lama nih gak nulis lagi yaa.. *nulisnya baru cuma kalau ada PR ajaa, hahaa maapkaann.. =D Nahh, curhat sedikit ahh..semangatnya lagi turun niih jadi pas dapat materi tentang 'Memahami Gaya Belajar Anak' jadi malah gak semangat, huhuu.. Ada berbagai faktor nih, tapi yang jelas MAMAK BUTUH PIKNIK !! Hahaa.. Yuukk cuss ahh kita balik lagi ke tantangan level 4 ini ya.. Kok ini di level 4 saya merasa agak njlimet yaa baca materinya?! Sudah baca 2-3 kali loh yaa tapi tetep aja masih buram, wakakakk..emang ini mamak-mamak harusnya gak boleh baper yaa, biar urusan gak runyam, hehe.. Berikut materi Gaya Belajar Anak yang sudah saya posting sebelumnya: http://anakgadisamirlilis.blogspot.co.id/2017/04/don-teach-me-i-love-to-learn.html http://anakgadisamirlilis.blogspot.co.id/2017/04/apa-itu-sensory-integration.html http://anakgadisamirlilis.blogspot.co.id/2017/04/fitrah-belajar.html Naah, membaca materi itu saya malah bingung sendiri..saya masuk kategori mana yaah? ...

Fitrah Belajar

Cemilan Rabu tanggal 26 April 2017 📑Fitrah Belajar📜 ------------------------------- "Anakku malas belajar" Pernah dapat keluhan ini dari teman-teman sejawat?, atau dari tetangga?Saudara? atau kita sendirilah yang mengeluhkan hal ini. Benarkah anak-anak kita malas belajar?. Atau jangan-jangan kitalah yang terlalu mengkotak-kotakkan pengertian belajar, sehingga menjadi "duduk diam di meja belajar sambil baca buku atau menulis/menyalin". Fitrahnya setiap anak adalah pembelajar sejati, bagaimana tidak?. Setiap bayi yang lahir adalah pembelajar tangguh, bayi tidak memutuskan merangkak seumur hidupnya, namun ia menuntaskan belajar berjalan dengan gigih, sampai bisa berlari dan melompat. Setiap bayi yang dilahirkan adalah penjelajah yang penuh rasa ingin tahu (discoverer, curiousity)setiap sudut rumah jadi targetnya. Setiap bayi yang lahir juga penuh dengan daya imajinasi kreatif. Lihat saja, di tangan kanak-kanak kita, sangkutan baju jadi...

Apa itu Sensory Integration?

Camilan Rabu , 19 April 2017 🌺 *Sensory Integration Bekal Melatih pilihan Gaya Belajar Anak Secara Optimal* 🌺 Apakah Bunda sudah mulai mengamati ananda, seperti apakah kecenderungan pilihan cara belajar yang mungkin nampak dominan pada ananda? Apakah Bunda melihat kadang ketika mempelajari satu bidang anak cenderung suka dengan cara mendengar, namun untuk bidang pelajaran yang lain anak kita lebih dapat memahami dengan cara membaca misalnya. Lalu apakah visual, auditory dan kinestetik sebuah karakter? Atau sebetulnya itu adalah sebuah modalitas belajar? Lalu kemudian jika itu merupakan modalitas belajar, bagaimanakah cara bekerjanya? Dalam kajian NLP ( _Neuro-Linguistic Programming_) gambar, suara, rasa aroma dan sensasi yang ada dalam pikiran kita disebut sebagai representasi internal atau dalam bahasa psikologi lazim disebut sebagai *persepsi*. Representasi internal inilah yang mempengaruhi state (sikap) dan ujung-ujungnya mempengaruhi perilaku anak. Repr...

Don't Teach Me, I Love to Learn

Institut Ibu Profesional Kelas Bunda Sayang   Materi #4 MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK , MENDAMPINGI DENGAN BENAR Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.  Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.  Sehingga  anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”. Jaman berubah, dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan. Dari sisi orangtua/pendidik: *Apabila anak ...