Bekal Makanan Buddy
Bismillahirrahmanirrahiim....
Alhamdulillah memasuki pekan ke-8. Ini merupakan pekan terakhir tahap Ulat-ulat. Pada pekan ini, kami para ulat diminta untuk mencari buddy. Siapakah buddy? Buddy adalah teman seperjuangan yang akan menjaga kita, memberikan kita banyak bekal sebagai persiapan memasuki tahap kepompong. Untuk mencari buddy ini, ada proses lamar-melamar. Eng...ing...eng...bingung dong yaa, mau ngelamar siapa. Sementara, saya pun gak dilamar sama orang lain, bahahaa.
Strategi pencarian buddy ini yang saya pakai adalah orang yang saya rasa klop dengan saya dan tentu berasal dari keluarga yang memang belum saya dalami. Harapannya, selain dapat memberikan bekal untuknya, saya juga mendapatkan bekal yang sesuai dengan peta belajar saya. Setelah menjalani proses pencarian buddy ini, benar-benar bikin jantung deg-degan ya. Lamaran saya ditolak dua kali dan yang paling menyakitkan adalah pinangan yang telah saya terima ternyata diputus sebelah pihak. Huks!! Ya memang kalau kata Allah mah gak jodoh, mau dipaksain juga gak akan bisa. Hahaa, udah macam dunia nyata aja, ya. Akhirnya saya mulai membuka hati dan mencoba melamar orang lain. Alhamdulillah, belum sempat mengutarakan lamaran, ternyata orang yang saya hubungi juga mengajak saya menjadi buddy-nya, haha.
Buddy saya adalah Mbak Nur Maulidah atau yang akrab disapa dengan Mbak Uli. Mbak Uli berasal dari regional IP Jakarta dan dalam tahap ulat-ulat ini Mbak Uli berada dalam keluarga Manajemen Waktu. Secara personal, saya mengagumi Mbak Uli karena dapat memotivasi anak-anaknya untuk lebih dekat dengan Allah. Apalagi beberapa waktu lalu saya juga pernah berniat untuk meminta tips-tips dari Mbak Uli untuk mengajak anak menghapal Al-Quran. Pasalnya, anak pertama Mbak Uli sedang proses menghapal Al-Quran, loh. Masya Allah, semoga Allah berikan saya keluangan waktu untuk belajar lebih banyak dari Mbak Uli.
Oke, balik lagi ke tantangan minggu ini. Selama dalam tahap ulat-ulat, rupanya Mbak Uli sudah makan cukup banyak makanan dan merasa kenyang. Peta belajar Mbak Uli adalah tentang “Menjadi Sahabat Al-Qur'an”. Mengapa? Karena Mbak Uli sedang berproses memantaskan diri sebagai orang tua. Mbak Uli ingin sekali mempunyai anak hafidz dan hafidzah. Nah, untuk mencapai visinya itu, Mbak Uli akhirnya mulai kembali untuk belajar tahsin. Children see children do. Harapannya agar anak-anak melihat bahwa bukan hanya mereka yang belajar, tapi orang tua nya pun juga belajar. Dengan demikian, akan timbul semangat untuk belajar Al-Qur'an bersama-sama. Masya Allah, ya.
Ilmu yang Mbak Uli masukan ke dalam peta belajar ada tahsin, bahasa arab, manajemen waktu, dan manajemen emosi. Mbak Uli tidak memfokuskan pada semua ilmu tentang Al-Qurán karena selain ingin bersahabat dengan Al-Qur'an, Mbak Uli juga punya PR besar terkait manajemen waktu dan manajemen emosi. Saat pemilihan keluarga, Mbak Uli tidak memilih keluarga Pecinta Al-Qur'an karena Mbak Uli sudah ikut kelas tahsin dan bahasa arab secara offline. Selama berkelana di hutan pengetahuan, Mbak Uli telah mempelajari berbagai teknik manajemen waktu (seperti podomoro technique, heat map, manajemen waktu dalam Islam, serta kandang waktu). Mbak Uli juga sempat berkunjung ke keluarga manajemen emosi, khususnya mengenal inner child dan self healing. Mbak Uli juga sempat berkunjung ke keluarga Pecinta Al-Qur'an. Di sana Mbak Uli banyak menemukan tips menghapal Al-Qurán, ilmu tajwid, dan lain sebagainya. Adapun untuk bahasa Arab, Mbak Uli memutuskan untuk belajar secara offline terlebih dahulu karena khawatir akan terjadi tsunami informasi.
Setelah membaca jurnal dan aliran rasa Mbak Uli, akhirnya saya memutuskan untuk memberikan beberapa bekal, yaitu:
1. Bekal Manajemen Emosi
Dari hasil aliran rasa Mbak Uli, Mbak Uli memang sudah belajar lebih dalam tentang manajemen emosi. Untuk melengkapinya, saya berikan buku "Confessions of Happy Parents". Buku ini saya tulis bersama beberapa teman di Wonderland Family, dimana di dalamnya membahas mengenai pengasuhan yang dipengaruhi oleh masa lalu. Semoga bisa menjadi bekal mbak uli dalam memahami innerchild.
Nah, manajemen emosi ini juga perlu didukung oleh teknik berkomunikasi yang baik, terutama komunikasi dengan anak. Alhamdulillah, ada intisari ttg komunikasi produktif yang saya pegang selama menjadi ulat dan sudah saya terapkan. Ulasan tentang ini bisa lihat di sini.
Untuk pengasuhan terhadap anak, saya dan suami banyak belajar dari Abah Ihsan, sehingga saya juga memberikan video Abah Ihsan ttg bagaimana menghadapi anak dengan tegas:
https://www.youtube.com/watch?v=bSYu1C3_A-A
2. Bekal Menghapal Al-Quran
Haduuh, saya mencari bekal ini buat Mbak Uli itu rasanya nano-nano. Huhuhuu. Bagai tertampar karena saya sendiri payah banget dalam hal ini. Astaghfirullah... Masalah teknik tentu saya gak jago. Tapii, tetiba teringat kalau saya pernah beli 2 buku yang berjudul "Mahasiswa-mahasiswa Penghapal Quran". Entah kenapa dulu juga saya beli dua buku, padahal baca satu juga gak tuntas-tuntas. Akhirnya, saya putuskan untuk memberikan buku itu kepada Mbak Uli. Selain itu, saya juga kasih bekal buku tracing juz amma (Follow The Line). Hehe, kalau juz amma mah in sya Allah Mbak Uli udah jago yaa, mungkin nanti bukunya bisa dipakai oleh anak-anak Mbak Uli.
3. Bekal Bahasa Arab
Bagian ini juga saya blas gak mahir, hoho. Kemarin sempet googling tentang bahasa arab. Ada beberapa youtube tentang bahasa Arab yang menurut saya bagus untuk dilihat, yaitu:
a. Smart Muslim TV (https://www.youtube.com/watch?v=uxuQDdYfQJU)
b. Yufid Edu TV (https://www.youtube.com/watch?v=Yf3Pjy6RPwY)
Untuk offlinenya, saya kasih beberapa buku buat Mbak Uli: buku tentang ilmu sharaf dan 3 buku bahasa Arab lainnya.
In sya Allah semua buku-buku ini sudah bisa diterima Mbak Uli besok dan bisa menjadi bekal untuk Mbak Uli selama dalam tahap Kepompong nanti.
Oya, dari Mbak Uli juga saya mendapatkan beberapa bekal, yaitu:
1. Bullet Journal;
2. 10 Tips Merapikan Rumah ala Konmari; serta
3. Video kajian Ust. Salim A. Fillah mengenai Kunci Komunikasi Suami-Istri.
Alhamdulillah.... Selamat belajar, Mbak Uli! Semoga kita dapat menjadi kupu-kupu yan cantik luar dalam, yaa...
#janganlupabahagia #jurnalminggu8 #kelasulat #bundacekatan #bundacekatanbatch1 #buncekIIP #institutibuprofesional
Alhamdulillah memasuki pekan ke-8. Ini merupakan pekan terakhir tahap Ulat-ulat. Pada pekan ini, kami para ulat diminta untuk mencari buddy. Siapakah buddy? Buddy adalah teman seperjuangan yang akan menjaga kita, memberikan kita banyak bekal sebagai persiapan memasuki tahap kepompong. Untuk mencari buddy ini, ada proses lamar-melamar. Eng...ing...eng...bingung dong yaa, mau ngelamar siapa. Sementara, saya pun gak dilamar sama orang lain, bahahaa.
Strategi pencarian buddy ini yang saya pakai adalah orang yang saya rasa klop dengan saya dan tentu berasal dari keluarga yang memang belum saya dalami. Harapannya, selain dapat memberikan bekal untuknya, saya juga mendapatkan bekal yang sesuai dengan peta belajar saya. Setelah menjalani proses pencarian buddy ini, benar-benar bikin jantung deg-degan ya. Lamaran saya ditolak dua kali dan yang paling menyakitkan adalah pinangan yang telah saya terima ternyata diputus sebelah pihak. Huks!! Ya memang kalau kata Allah mah gak jodoh, mau dipaksain juga gak akan bisa. Hahaa, udah macam dunia nyata aja, ya. Akhirnya saya mulai membuka hati dan mencoba melamar orang lain. Alhamdulillah, belum sempat mengutarakan lamaran, ternyata orang yang saya hubungi juga mengajak saya menjadi buddy-nya, haha.
Buddy saya adalah Mbak Nur Maulidah atau yang akrab disapa dengan Mbak Uli. Mbak Uli berasal dari regional IP Jakarta dan dalam tahap ulat-ulat ini Mbak Uli berada dalam keluarga Manajemen Waktu. Secara personal, saya mengagumi Mbak Uli karena dapat memotivasi anak-anaknya untuk lebih dekat dengan Allah. Apalagi beberapa waktu lalu saya juga pernah berniat untuk meminta tips-tips dari Mbak Uli untuk mengajak anak menghapal Al-Quran. Pasalnya, anak pertama Mbak Uli sedang proses menghapal Al-Quran, loh. Masya Allah, semoga Allah berikan saya keluangan waktu untuk belajar lebih banyak dari Mbak Uli.
Oke, balik lagi ke tantangan minggu ini. Selama dalam tahap ulat-ulat, rupanya Mbak Uli sudah makan cukup banyak makanan dan merasa kenyang. Peta belajar Mbak Uli adalah tentang “Menjadi Sahabat Al-Qur'an”. Mengapa? Karena Mbak Uli sedang berproses memantaskan diri sebagai orang tua. Mbak Uli ingin sekali mempunyai anak hafidz dan hafidzah. Nah, untuk mencapai visinya itu, Mbak Uli akhirnya mulai kembali untuk belajar tahsin. Children see children do. Harapannya agar anak-anak melihat bahwa bukan hanya mereka yang belajar, tapi orang tua nya pun juga belajar. Dengan demikian, akan timbul semangat untuk belajar Al-Qur'an bersama-sama. Masya Allah, ya.
Ilmu yang Mbak Uli masukan ke dalam peta belajar ada tahsin, bahasa arab, manajemen waktu, dan manajemen emosi. Mbak Uli tidak memfokuskan pada semua ilmu tentang Al-Qurán karena selain ingin bersahabat dengan Al-Qur'an, Mbak Uli juga punya PR besar terkait manajemen waktu dan manajemen emosi. Saat pemilihan keluarga, Mbak Uli tidak memilih keluarga Pecinta Al-Qur'an karena Mbak Uli sudah ikut kelas tahsin dan bahasa arab secara offline. Selama berkelana di hutan pengetahuan, Mbak Uli telah mempelajari berbagai teknik manajemen waktu (seperti podomoro technique, heat map, manajemen waktu dalam Islam, serta kandang waktu). Mbak Uli juga sempat berkunjung ke keluarga manajemen emosi, khususnya mengenal inner child dan self healing. Mbak Uli juga sempat berkunjung ke keluarga Pecinta Al-Qur'an. Di sana Mbak Uli banyak menemukan tips menghapal Al-Qurán, ilmu tajwid, dan lain sebagainya. Adapun untuk bahasa Arab, Mbak Uli memutuskan untuk belajar secara offline terlebih dahulu karena khawatir akan terjadi tsunami informasi.
Setelah membaca jurnal dan aliran rasa Mbak Uli, akhirnya saya memutuskan untuk memberikan beberapa bekal, yaitu:
1. Bekal Manajemen Emosi
Dari hasil aliran rasa Mbak Uli, Mbak Uli memang sudah belajar lebih dalam tentang manajemen emosi. Untuk melengkapinya, saya berikan buku "Confessions of Happy Parents". Buku ini saya tulis bersama beberapa teman di Wonderland Family, dimana di dalamnya membahas mengenai pengasuhan yang dipengaruhi oleh masa lalu. Semoga bisa menjadi bekal mbak uli dalam memahami innerchild.
Nah, manajemen emosi ini juga perlu didukung oleh teknik berkomunikasi yang baik, terutama komunikasi dengan anak. Alhamdulillah, ada intisari ttg komunikasi produktif yang saya pegang selama menjadi ulat dan sudah saya terapkan. Ulasan tentang ini bisa lihat di sini.
Untuk pengasuhan terhadap anak, saya dan suami banyak belajar dari Abah Ihsan, sehingga saya juga memberikan video Abah Ihsan ttg bagaimana menghadapi anak dengan tegas:
https://www.youtube.com/watch?v=bSYu1C3_A-A
2. Bekal Menghapal Al-Quran
Haduuh, saya mencari bekal ini buat Mbak Uli itu rasanya nano-nano. Huhuhuu. Bagai tertampar karena saya sendiri payah banget dalam hal ini. Astaghfirullah... Masalah teknik tentu saya gak jago. Tapii, tetiba teringat kalau saya pernah beli 2 buku yang berjudul "Mahasiswa-mahasiswa Penghapal Quran". Entah kenapa dulu juga saya beli dua buku, padahal baca satu juga gak tuntas-tuntas. Akhirnya, saya putuskan untuk memberikan buku itu kepada Mbak Uli. Selain itu, saya juga kasih bekal buku tracing juz amma (Follow The Line). Hehe, kalau juz amma mah in sya Allah Mbak Uli udah jago yaa, mungkin nanti bukunya bisa dipakai oleh anak-anak Mbak Uli.
3. Bekal Bahasa Arab
Bagian ini juga saya blas gak mahir, hoho. Kemarin sempet googling tentang bahasa arab. Ada beberapa youtube tentang bahasa Arab yang menurut saya bagus untuk dilihat, yaitu:
a. Smart Muslim TV (https://www.youtube.com/watch?v=uxuQDdYfQJU)
b. Yufid Edu TV (https://www.youtube.com/watch?v=Yf3Pjy6RPwY)
Untuk offlinenya, saya kasih beberapa buku buat Mbak Uli: buku tentang ilmu sharaf dan 3 buku bahasa Arab lainnya.
In sya Allah semua buku-buku ini sudah bisa diterima Mbak Uli besok dan bisa menjadi bekal untuk Mbak Uli selama dalam tahap Kepompong nanti.
Oya, dari Mbak Uli juga saya mendapatkan beberapa bekal, yaitu:
1. Bullet Journal;
2. 10 Tips Merapikan Rumah ala Konmari; serta
3. Video kajian Ust. Salim A. Fillah mengenai Kunci Komunikasi Suami-Istri.
Alhamdulillah.... Selamat belajar, Mbak Uli! Semoga kita dapat menjadi kupu-kupu yan cantik luar dalam, yaa...
#janganlupabahagia #jurnalminggu8 #kelasulat #bundacekatan #bundacekatanbatch1 #buncekIIP #institutibuprofesional
Komentar
Posting Komentar