Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

It's Okay to Not be Okay

Bismillahirrahmaanirrahiim... Hihi, kali ini saya bukan mau bahas drama korea yang sempat hits pada masanya ya. Saya mau bahas tentang perjalanan saya di Kampus Ibu Pembaharu. Materi terakhir tapi justru saya merasa enggak baik-baik aja di penghunjung perkuliahan ini. Heuu... Kalau dilihat dari syarat kelulusan, alhamdulillah saya bisa dinyatakan lulus. Saya telah membuat 8 jurnal, 7 reviu, 1 aksi untuk solusi, dan 1 portofolio aksi. Saya menginisiasi aksi bangun pagi yang dilatarbelakangi oleh permasalahan di keluarga kami. Kebiasaan bangun siang yang selalu menguras emosi di setiap waktu pagi saya. Apalagi saat ini anak sulung saya yang sudah memasuki usia wajib belajar shalat subuh tepat waktu. Atas permasalahan tersebut, saya yakin saya tidak sendiri. Banyak sekali orang tua yang juga mengalami hal yang sama.  Berangkat dari kekhawatiran itulah saya akhirnya membuat tim untuk merealisasikan aksi ini. Setelah mendalami akar masalah dengan anggota tim, ternyata kebiasaan bangun pagi

Buddy Review: Rumah Talenta

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Melewati tantangan ke tujuh ini sangat luar biasa. Tantangannya lumayan njlimet dan ternyata ada beberapa teman yang akhirnya mundur di tantangan ke tujuh ini. Buddy review saya di tantangan ke tujuh ini adalah Mbak Christina Rahayu dari IP Yogyakarta. Mbak Rahayu bersama dengan Tim Rumah Talenta menjalankan aksi untuk meningkatkan kepercayaan diri. Bermula dari meningkatkan kepercayaan diri anggota tim, Rumah Talenta juga akan membagikan konten di media sosial yang bermanfaat untuk masyarakat luas.  Berikut reviu jurnal yang saya lakukan atas analisa dampak; theory of change ; the logic model ; tabel risk management ; maupun tabel stop, continue, and start atas aksi Rumah Talenta: Saya pribadi, tantangan ke-7 ini menjadi momen refleksi dan berbenah kembali. Apa yang perlu diperbaiki dari aksi yang selama ini sudah berjalan dan apa yang perlu dipertahankan? Semoga Mbak Christina dan Tim Rumah Talenta akan semakin bersinar dalam menjalankan aksinya. Sema

Apresiasi Aksi bangunpagiyuk.id sebagai Modal Awal Menjalankan Aksi Sesungguhnya

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Alhamdulillah memasuki materi ke-7 ya. Campur aduk rasanya. Senang karena sebentar lagi tuntas pembelajaran tapi juga deg-degan karena sesungguhnya perjuangan baru akan dimulai.   Pada tantangan ke-7 ini, kami melakukan apresiasi aksi. Sebagai awalan, kami diminta untuk membuat analisa dampak sosial. Apa pentingnya aksi kami? Dan bagaimana aksi yang kami lakukan akan berdampak bagi masyarakat?  Selain analisa dampak, kami juga diminta membuat theory of change dari aksi bangunpagiyuk.id. Berikut theory of change aksi kami: Input yang tim kami miliki adalah berbagai r eferensi (buku, artikel, pelatihan, dsb), media sosial, skill kepenulisan dan desain, serta fasilitator; sedangkan a ctivities yang kami lakukan, yaitu  practical learning , sharing informasi/tips pengasuhan, serta mengadakan sesi instagram live dengan menghadirkan narasumber yang akan membahas topik pembelajaran di setiap tahapan milestone.  Setelah membuat theory of change , kami diminta

Buddy Review: Manajemen Emosi (Tim SaE)

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Haloha! Setelah turut memeriahkan Kongres Ibu Pembaharu, saatnya saya mereviu jurnal salah satu mahasiswa Kampus Ibu Pembaharu. Kali ini, saya dipasangkan dengan Mbak Arista Fatmawati yang berasal dari IP Malang. Kesan pertama saat mebaca jurnal Mbak Arista ini saya sangat terkagum-kagum sekali. Dalam jurnal tim disebutkan bahwa Tim SaE telah melakukan berbagai aksi nyata untuk menjalankan project tim yang berkaitan dengan manajemen emosi. Wuaahh, keren!  Namun, sangat disayangkan, saya sendiri kesulitan membaca perasaan maupun peran yang dilakukan oleh Mbak Arista karena Mbak Arista tidak menyampaikannya secara eksplisit dalam jurnal pribadinya (jurnal yang disampaikan hanya jurnal tim saja). Akan tetapi, berdasarkan jurnal tim dengan aksi yang sehebat itu, saya rasa Mbak Arista sudah melakukan tugas dan perannya dengan sangat baik. Banyaknya mahasiswa Bunda Salihah yang terlibat dalam Tim SaE menjadikan iklim tim kondusif dan pembagian peran/tugas dapa

Practical Learning: Sabar dalam Ikhtiar

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Huuufh , tiga minggu ini terlewati dengan menghela napas panjang. Seninya bergerak dalam tim itu memang harus memupuk kesabaran ya, terutama dalam hal komunikasi tim. Key updates di instagram @bangunpagiyuk.id tidak berjalan sesuai dengan timeline. Key updates hanya kami rilis di minggu kedua saja. Meski demikian, pembelajaran di milestone pertama berjalan dengan cukup baik.  Pada milestone pertama ini, dalam waktu tiga bulan, tim kami akan mendalami mindfulness atau berkegiatan secara sadar dan mempraktikkannya dalam keseharian. Pada dua pekan pertama, kami fokus untuk melatih rasa syukur saat bangun tidur setiap pagi. Pada pekan ketiga dan keempat kami akan fokus untuk mindful dalam meregulasi emosi. Untuk menjalankan project kami ini, kami mulai kembali mencari referensi buku, tulisan, maupun pelatihan yang berhubungan dengan milestone kami.  Selain itu, saya juga membeli domain website bangunpagiyuk.id. Kami pun membuat timeline mingguan dimana

Buddy Review: Meningkatkan Kualitas Diri yang Berawal dari Percaya Diri

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim .... Wihii, ternyata dua pekan yang hectic ini juga gak hanya berlaku untuk Tim Semangat Bangun Pagi, loh. Tim buddy review saya juga mengalaminya. Kali ini saya mendapatkan jackpot luar biasa karena buddy review saya adalah Teh Endang Prasdianti, Mantika Kampus Ibu Pembaharu, yang berasal dari regional Asia. Sejujurnya, tiap kali dengar InforMantika itu saya selalu penasaran dengan komunikasi di timnya Teh Dian manakala Teh Dian cerita mengenai Tim Bengkel Bunda. Dari jurnal Teh Dian, memang luar biasa banget komunikasi timnya. Untuk menetapkan indikator keberhasilan, dalam waktu dua minggu Teh Dian dan tim berdiskusi bersama sebanyak tiga kali. Hoho, masya Allah bisa menetapkan waktu online yang sama ya padahal berbeda negara, loh. Salut! Dalam jurnal, Teh Dian bercerita bahwa dua minggu kemarin timnya fokus untuk menjiwai slogan "Discover Your Potential" dan mengenal karakter masing-masing. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menetapkan indikator

Launching: bangunpagiyuk.id

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim ... Wohoo, dua pekan ini sudah semakin padat merayap agenda anggota tim. Tapi lagi-lagi, masih ada aja permasalahan terkait komunikasi yang kurang efektif meski sudah dibuat golden rules. Akhirnya, dengan berat hati, saya harus mengeluarkan satu orang karena tidak aktif berdiskusi lebih dari dua minggu. Huhuu, sediih banget, tapi harus konsisten. Anggota tim semakin sedikit, tapi insya Allah tidak menyurutkan semangat kami. Teman-teman lainnya justru saling menyemangati satu dengan yang lainnya, huhuu terharuu... Di dua pekan ini, kami diminta untuk membuat rumah dan kendaraan virtual. Rumah virtual berupa website dan kendaraan virtual berupa Instagram atau FP Facebook. Setelah membuat platform tersebut, kami diminta mulai kampanye gerakan maupun program-programnya. Woow, akselerasi banget ini, padahal rencananya kami hanya membuat konsep platform instagram di milestone 1 (dalam waktu tiga bulan kedepan) dan baru akan posting di medsos pada bulan ke-7. Setela

Buddy Review: Pendidikan Berkualitas Berawal dari Keluarga

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Yuhuu, sekarang mulai mereviu jurnal sesama ibu pembaharu lagi. Buddy review saya kali ini adalah Mbak Ririn Dwi Jayanti yang berasal dari regional Yogyakarta. Berbeda dengan reviu sebelumnya, kali ini saya yang lebih gercep untuk menghubungi buddy review saya, hehe. Mbak Ririn tergabung dalam Tim Familenial bersama dengan ibu pembaharu lainnya. Problem statement yang diangkat oleh timnya adalah pendidikan berkualitas yang bermula dari keluarga. Wah, menarik, nih! Pada penyusunan SMART goals , tujuan tim Mbak Ririn sudah sangat efektif karena tim mempunyai tujuan yang cukup jelas, rinci, terukur, realistis, serta bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Namun sayangnya, Mbak Ririn tidak menampilkan template SMART goals  yang merinci setiap komponen tujuan yang ditetapkan oleh tim . Mengapa hal itu penting? Karena dari template tersebut, tim dapat mengetahui apakah tujuan tersebut benar-benar spesifik, terukur

SMART Goals "Kebiasaan Bangun Siang pada Anak-anak"

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim... Perjalanan pembelajaran di dua pekan ini adalah menentukan goals tim, sumber daya, dan milestone. Goals atau tujuan tim ditetapkan dengan metode SMART. Apakah SMART? SMART merupakan kepanjangan dari specific , measurable , achievable , relevant , dan timebound . Tujuan yang baik haruslah spesifik, dapat terukur, tidak muluk-muluk/dapat dicapai, relevan dengan pertumbuhan anggota tim (bermanfaat bagi anggota tim), serta memiliki tenggang waktu. Pada sesi diskusi dua pekan lalu, saya sempat bertanya kepada Bu Septi, bagaimana jika target tim kami adalah anak-anak, apakah tujuan juga harus measurable bagi anggota tim padahal ada anggota tim yang belum menikah? Jawaban ibu, iya. Manfaat dari project ini harus dirasakan oleh seluruh anggota tim terlebih dahulu sebelum dirasakan oleh orang lain. Hal ini bertujuan agar tim mendapatkan formula solusi yang baik dari hasil pengalaman anggota tim tersebut, jadi tidak hanya sebatas teori saja. Yasshh!! Sebelum meneta

Buddy Review: Tahfidz for Kids (TAFKO)

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Setelah melewati pekan yang padat merayap dengan keriuhan Questival Kemerdekaan, saatnya kembali mereviu jurnal ibu pembaharu lainnya. Buddy review saya kali ini adalah Mbak Ni'matur Rosyidah atau biasa dipanggil dengan Mbak Ni'mah dari regional Balikpapan Raya.  Secara keseluruhan, jurnal yang ditulis Mbak Ni'mah cukup baik. Anggota tim Mbak Ni'mah sangat banyak dan beberapa diantaranya adalah mahasiswi Kampus Pembaharu. Wah, senang banget rasanya! Tentu aura positif dan semangat tim dapat dibangun dengan sangat mudah karena para ibu pembaharu bisa saling menyemangati satu dengan lainnya. Problem statement tim Mbak Ni'mah adalah Tahfidz for Kids (TAFKO). Wah, penasaran banget ini sebenarnya dengan asal muasalnya TAFKO, tapi Mbak Ni'mah tidak merinci secara detail proses peleburan problem statement  setiap anggota tim menjadi TAFKO. Meskipun demikian, saya dapat menangkap gambaran besar tentang TAFKO dari metode starbursting yan

Understanding Our Problem: Kebiasaan Bangun Siang pada Anak-anak

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Pekan ini minggu yang sibuukkk, hahaa. Pada pekan ini kami diminta untuk menyelami masalah kembali. Eh, kok, gak selesai-selesai ngulik masalahnya? Ternyata oh ternyata, baru banget kerasa jelas ini apa aja akar masalahnya setelah melakukan metode starbursting .  Starbursting adalah suatu teknik menyelami masalah dengan cara mengumpulkan berbagai pertanyaan 5W1H (WHAT, WHO, WHEN, WHERE, WHY, dan HOW). Setiap komponen 5W1H terdiri dari minimal tiga pertanyaan. Khusus WHY, setiap pertanyaan akan memiliki lima pertanyaan turunan. Kenapa menyelesaikan masalah dengan pertanyaan? Karena kata Bu Septi, dengan bertanya ... daya kreativitas dan imajinasi kita semakin berkembang. Selain itu, orang yang bertanya juga sebenarnya sudah dipastikan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Terus terang, pekan ini saya agak jungkir balik membangun semangat tim dan saya sendiri. Dua orang di tim saya mengundurkan diri karena harus merawat keluarga yang terpapar covid-19 dan ad

Buddy Review 2: Manajemen Waktu

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Yashh , pekan ini giliran mereviu jurnal ibu pembaharu lainnya. Kali ini buddy review saya adalah Mbak Dyani Primasari dari regional Yogyakarta. Wah, saya kalah gercep lagi ini karena Mbak Dyani duluan menghubungi saya saat list buddy review dibagikan oleh Mantika. Hihi, keren semangatnya! Mbak Dyani menganalisis permasalahan tentang manajemen diri. Untuk mereviu jurnal Mbak Dyani tentang membangun tim yang solid ini, saya perlu mendalami kembali problem statement Mbak Dyani. Kenapa itu penting? Hal ini berkaitan dengan peran dan tugas yang akan dijalankan oleh tim Mbak Dyani.  Sebenarnya, terus terang saya agak bingung, karena dari problem statement yang Mbak Dyani ulas di jurnal sebelumnya, Mbak Dyani tidak memilih satu permasalahan dalam problem statement untuk dianalisis lebih dalam. Di awal diskusi, Mbak Dyani bilang bahwa permasalahan yang diangkat adalah tentang manajemen waktu. Akan tetapi, dalam jurnal yang lalu, Mbak Dyani justru merangkumny

Tim Semangat Bangun Pagi

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Wihuu, pekan ke berapa, ya, ini? Hahaa, yang jelas sekarang saya mau bahas materi ke-2, yaitu tentang membangun tim. Setelah pekan sebelumnya kami diminta untuk menetapkan problem statement, barulah di pekan ini kami diminta untuk membangun tim yang solid untuk menyelesaikan permasalahan yang kami angkat. Oke, semangatlah ya si Bunda untuk bikin tim ini. Oleh karena permasalahan yang saya angkat adalah permasalahan keluarga berupa kebiasaan bangun siang anggota keluarga, jadi kebayang anggota timnya adalah krucils dan juga si Ayah. Wah, bakal seru, nih! Sudah terbayang kira-kira mau bikin action plan apa agar krucils bisa tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi. Untuk mengawali semangat itu, akhirnya si Bunda membuka pembicaraan sehabis subuh. Wah, Askana senang banget malah, tapiii ... ternyata si Ayah menolak mentah-mentah untuk terlibat. Jeng ... jeng, bak kesamber gledek yakk. Loh, kan ... ini buat melatih anak-anak, kenapa gak mau terlibat?   Dan mu

Buddy Review: Manajemen Waktu

Gambar
Bismillahirrahmaanirrahiim.... Pekan kedua di Kelas Bunda Salihah, kami diminta untuk melakukan reviu jurnal ibu pembaharu lainnya. Saya ternyata dipasangkan oleh Teh Nur Hafizoh dari regional Sungai Penuh Kerinci, Jambi. Wahh, enggak nyangka, ternyata Teh Nur juga lahir dan besar di Bogor, dekat malah rumahnya dengan rumah Mama di Bogor, masya Allah... Saya amazed banget waktu tahu ternyata ini pertama kalinya Teh Nur membuat postingan di blog dengan bantuan suami dan anaknya, masya Allah ... kompak, ya! Membaca permasalahan yang diangkat Teh Nur dalam jurnalnya (lihat di sini ), saya merasa ini hal yang banyak dirasakan oleh sebagian besar ibu yang bekerja di ranah publik, termasuk saya. Akan tetapi, saat ini saya sudah bisa memprioritaskan aktivitas, jadi manajemen waktu ini tidak lagi menjadi masalah besar bagi saya.  Permasalahan manajemen waktu tentu akan menguras tenaga dan pikiran si ibu. Masalah pekerjaan  di ranah domestik  yang belum selesai, ditambah lagi tanggung jawab da