Ayo, Tutup Pintunya!


"Askana, tuh kaann..kenapa Kakak gak menurut sama Bunda? Bunda udah berkali-kali bilang kan sama kakak?" ini kali kedua saya menegurnya malam ini karena larangan saya tidak diindahkannya. Pertama, ia menindih badan adiknya, bercanda memang..keduanya tertawa. Walaupun badan Adia hampir menyamainya, tapi tetap saja bagi saya: tidak ada senda gurau yang menyakiti orang lain. Ia lalu minta maaf kepada adiknya. Kedua, menggigiti kuku, dan saat ini malah melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. 

Saya pun akhirnya keluar kamar, yang diikuti oleh dua krucils ini. "Tutup pintunya, Kak!" inipun sudah berulang kali saya katakan. Yang keluar kamar belakangan, harus menutup pintu kamar. Askana langsung bergerak cepat menutup pintu.

Dari sofa, akhirnya saya mengajak para krucils ke kamar mereka.

"Yuuk, kalau belum mau pada bobo, kita ke kamar kakak dan dedek aja ya!" ajak saya. Selama ini memang kamar mereka sebagai tempat 'transit' untuk bermain dan belajar sebelum tidur. 

Saat mereka sedang asyik bermain dan saya pada akhirnya bisa rebahan sejenak, tiba-tiba Askana berkata, "Bunda hayoo..kan Bunda masuk duluan, kenapa Bunda gak tutup pintu? Ini kan kamar kakak dan dedek." 

Ups, Skak! 

Saya ajak si Sulung bermain logika dahulu, "Kak, kalau Bunda masuk duluan dan Bunda tutup pintunya, terus kakak dan adek gak bisa masuk dong? Kakak sama adek kan ada di belakang Bunda.." ia tampak kebingungan. Askana termasuk salah satu anak yang pintar dalam berbicara dan berargumen, tetapi memang kadang ia kurang tepat menggunakan pilihan kata. "Maksudnya kakak, Bunda masuk kamar belakangan kali ya? Kakak dan adek masuk duluan, Bunda masuk terakhir," ia nyengir lebar mendengar pertanyaan saya itu. Dan kali ini memang saya yang seharusnya memperbaiki diri.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak

Joker: Seorang Pribadi yang Penuh Luka