Kemacetan dan Point of View atas Suatu Persoalan

Di awal pernikahan, setelah tinggal di Jakarta, saya mengalami stress menghadapi kemacetan saat perjalanan pulang. Kemacetan adalah hal yang tidak bisa saya hindari, suka atau tidak. Saya teringat saat Askana masih kecil, waktu tempuh perjalanan dari sekolah Askana ke rumah adalah empat jam, dengan waktu tempuh normal bebas macet hanya setengah jam.

Setelah lima tahun saya tinggal di Jakarta, tidak begitu banyak perubahan yang terjadi. Bedanya, setiap hari saya melewati kemacetan dengan ditemani dua krucils dan seorang bapak supir taksi. Pandangan saya terhadap kemacetan tetap tidak berubah, saya tetap tidak suka akan kemacetan, ditambah lagi dengan semakin tingginya argo taksi yang kami tumpangi 😥
Namun, rupanya hal ini tidak berlaku bagi Askana. Ia selalu punya cara untuk mengisi kemacetan dengan permainan yang menyenangkan, seperti kejadian kemarin malam. Awalnya, Askana memberanikan diri menawarkan wafer kepada bapak supir taksi, yang kemudian berlanjut dengan obrolan singkat di antara mereka. Lalu, apa yang terjadi kemudian? Askana dan bapak supir taksi bernyanyi dan melakukan permainan tebak lagu. Bahkan, bapak supir taksi mengajari Askana lagu "Kelinci" dan hitungan matematika sederhana. Tawa riang gembira pun menghiasi kemacetan malam tadi 😘

Apa yang dilakukan Askana ini membuktikan bahwa pandangan saya akan suatu hal bisa jadi berbeda dengan orang lain. Hal apa yang menurut kita buruk, belum tentu buruk bagi orang lain, begitupun sebaliknya, tergantung cara kita memandang suatu persoalan. Dan, sesuatu yang menurut kita buruk bisa jadi mendatangkan manfaat apabila kita mau menggeser sedikit saja sudut pandang kita. Dengan begitu, energi positif akan selalu memenuhi diri kita. Benarlah firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 216, "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Masya Allah..

#level9
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip
#thinkcreative

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak

Joker: Seorang Pribadi yang Penuh Luka