Tantangan Menabung ASI saat Umrah
Bismillahirrahmannirrahiim..
Mahasuci Allah yang telah memudahkan ikhtiar saya untuk menabung ASIP bagi Adia selama umrah.. 😭😇
Alhamdulillah suami dan saya Allah beri kesempatan untuk mengunjungi Tanah Haramain selama bulan Ramadhan lalu. Senaaangg dan haruu luar biasaa, tapi juga sekaligus galau masalah perASIan, haha.. 😂 Jadi ya ternyata saya dan suami heboh banget mulai H-3 keberangkatan, karena belum nyiapin segala hal tentang perASIan selama di sana. Kalau biasanya kami travelling (gaya bangett, padahal cuma sekali juga 😋) atau dinas hanya maksimal 5 hari dengan jarak tempuh perjalanan maksimal 7 jam itu sudah aman lah persiapannya, nah perjalanan umrah ini total perjalanannya 16 hari dengan waktu perjalanan minimal 9 jam (dengan tetap harus memperhitungkan waktu delay ataupun pemeriksanaan di imigrasi, dll), ahahaa kedeer dehh sayaa.. 😂 ASIP gak mungkin cuma ditaruh di chiller, pasti harus masuk freezer. Dan, kalau sudah beku, tantangan lainnya adalah mempertahankan kondisi si ASIP agar tidak mencair lebih dari 50% saat pulang nanti. Kalau pas ke Singapur, ASIP cuma masuk chiller meski pada akhirnya saya dan suami beli dry ice juga karena kami check-out dari hotel pagi dan penerbangan dengan flight paling malam. Pas dinas ke Jepang, gak begitu khawatir karena waktu tempuh maksimal 8 jam (dirasa masih aman bawa ASIP yang beku), meski alhamdulillah saya nemu toko yang jual dry ice. ASIP aman jaya tiba di Jakarta 😊
Rencananya, jika ada..kami akan membeli atau memesan dry ice saat pulang nanti, tapi setelah googling dan tanya teman-teman yang bermukim di sana, kami tidak menemukan info apapun tentang dry ice. Inilah yang membuat saya maju-mundur syantiiikk buat nyetok ASIP Adia 😂
Hingga H-3, suami menanyakan perlu persiapan apa saja untuk perASIan, dan lagi-lagi saya gak bisa jawab, "gimana ya? Aduhh..bunda bingung.." menggantung di situ. Barulah setelah anak-anak kami ungsikan ke Bogor 😁 saya sedikit optimis dan mulai bisa memperhitungkan berbagai kemungkinan 😊 saya mulai share kepada suami tentang beberapa tulisan yang bisa kami jadikan acuan. And here we go..kamipun baru belanja kekurangannya H-1 keberangkatan 😅
Persiapan sebelum keberangkatan:
1) Cari ilmunya dulu, googling sana-sini, tanya teman atau saudara yang berpengalaman..nanti in sya Allah akan lebih ada gambaran
2) Pastikan kondisi tempat yang akan dituju. Kalau niat pakai dry ice, cari info di tempat tujuan ada dry ice atau nggak. Di hotel tempat menginap apakah disediakan kulkas dalam kamar, atau ada kulkas di restoran?
3) Perkirakan jumlah ASIP yang akan ditabung per harinya, ini akan sangat berpengaruh dalam menyediakan jumlah botol/plastik ASIP ice pack/ice gel, ataupun cooler box. Saran, lebih enak menggunakan plastik ASIP ya, selain lebih ringan dan bisa hemat tempat. Kalau kurang peralatan-peralatan tempur ini bisa berabe pisan nyarinya di negeri orang, hoho..
4) Cek kualitas ice gel/ice pack yang akan kita bawa. Caranya, simulasikan seperti saat perjalanan. Taruh ice gel/ice pack di dalam cooler box, cek sampai berapa lama ice gel/ice pack tersebut mencair. Dari hasil pengamatan kemarin, ternyata kekuatan si blue ice masih kalau jauh sama si ice glace, hoho..
Nahh, peralatan perASIan yang perlu disediakan sbb:
1) Breastpump dalam kondisi baik (apabila diperlukan), hihii pastilah yaa ini.. Lebih enak lagi kalau bisa marmett, hoho..
2) Plastik/botol asip. Kalau untuk perjalanan jauh/lama, saya sarankan pakai plastik asip aja yaa. Kenapaa? Berattt bo! Hahaa
3) Ice gel, ice pack, blue ice, ice glace, atau jenis2 es lainnya
4) Cooler box atau cooler bag
5) Peralatan penunjang: spidol, post-it, lakban, koran, plastik wrap, alumunium foil
Wuiihhh, ribet yaa agaknya peralatannyaa. Nggak ko, peralatan utama yang harus disiapkan itu adalah poin 1-4. Nahh, peralatan penunjang itu saya siapkan untuk berjaga-jaga (setelah dapat tips dari berbagai bacaan). Untuk perjalanan umrah ini saya membawa 3 cooler box dan 2 cooler bag. Satu cooler box, satu cooler bag, dan beberapa ice gel saya taruh di tas ransel sebagai perlengkapan ketika saya akan pumping di pesawat. Sisanya, saya masukan ke dalam koper. Beruntungnya kami ternyata kamar hotel tempat kami menginap di Madinah dan Mekkah memiliki fasilitas kulkas yang ada freezernya. Selain itu, bis kami juga difasilitasi dengan freezer, sehingga kami tidak terlalu khawatir saat membawa asip-asip tersebut dalam perjalanan. Di Mekkah, kulkas yang berada di dalam kamar ternyata hanya memiliki freezer yang kecil. Saya sempat kebingungan saat hari ketiga berada di Mekkah karena freezer kami sudah full. Hotel juga tidak memiliki freezer karena makanan disediakan oleh catering. Tercetuslah ide dari suami untuk menitipkan asip-asip ini di kamar-kamar hotel jamaah lainnya, dan alhamdulillah mereka berbaik hati pada kami. Asip dan ice gel saat di Mekkah kami taruh ke dalam empat kamar yang berbeda dan alhamdulillah semua aman terkendali. Terus terang, saya terharu sekali saat jamaah lainnya mengizinkan kami menitipkan asip untuk Adia di kamar mereka, masya Allah..semoga Allah balaskan kebaikan untuk mereka 😇
Saat kepulangan, inilah yang menjadi tantangan bagi kami. Asip yang kami simpan seluruhnya dalam keadaan beku. Dari hasil penelusuran kami, koran, plastik wrap, dan alumunium foil dapat membantu untuk menjaga suhu lebih stabil. Koran kami taruh di bagian dasar dan atas cooler box. Fungsinya untuk menyerap air dari es yang mulai memuai. Untuk perjalanan jauh, asip yang telah beku kami bungkus dengan alumunium foil, kemudian dilapisi dengan plastik wrap. Lalu, kami menyisipkan ice gel di sela-sela nya. Alhamdulillah 3 cooler box berisi asip beku selamatt sampai di Jakartaa dengan waktu tempuh sekitar hampir 13 jam!! 😃
Sekian cerita perASIan saat umrah dari saya, semoga bermanfaat dan..go ASI! 😊
=============
Tips dan trik:
Untuk membungkus asip dengan alumunium foil dan plastik wrap, lakukan per dua plastik asip yaa, jadi setiap asip beku merata suhunya! Saat umrah kemarin saya membungkusnya per tiga kantung, ternyata asip beku yg di tengah sudah lebih mencair (karena suhunya tidak terjaga), tapi alhamdulillah prosentase cairnya masih di bawah 40% jadi aman untuk dibekukan kembali 😊
#lovelykidsgallery #ayudiaabdilla #ayahASI
Mahasuci Allah yang telah memudahkan ikhtiar saya untuk menabung ASIP bagi Adia selama umrah.. 😭😇
Alhamdulillah suami dan saya Allah beri kesempatan untuk mengunjungi Tanah Haramain selama bulan Ramadhan lalu. Senaaangg dan haruu luar biasaa, tapi juga sekaligus galau masalah perASIan, haha.. 😂 Jadi ya ternyata saya dan suami heboh banget mulai H-3 keberangkatan, karena belum nyiapin segala hal tentang perASIan selama di sana. Kalau biasanya kami travelling (gaya bangett, padahal cuma sekali juga 😋) atau dinas hanya maksimal 5 hari dengan jarak tempuh perjalanan maksimal 7 jam itu sudah aman lah persiapannya, nah perjalanan umrah ini total perjalanannya 16 hari dengan waktu perjalanan minimal 9 jam (dengan tetap harus memperhitungkan waktu delay ataupun pemeriksanaan di imigrasi, dll), ahahaa kedeer dehh sayaa.. 😂 ASIP gak mungkin cuma ditaruh di chiller, pasti harus masuk freezer. Dan, kalau sudah beku, tantangan lainnya adalah mempertahankan kondisi si ASIP agar tidak mencair lebih dari 50% saat pulang nanti. Kalau pas ke Singapur, ASIP cuma masuk chiller meski pada akhirnya saya dan suami beli dry ice juga karena kami check-out dari hotel pagi dan penerbangan dengan flight paling malam. Pas dinas ke Jepang, gak begitu khawatir karena waktu tempuh maksimal 8 jam (dirasa masih aman bawa ASIP yang beku), meski alhamdulillah saya nemu toko yang jual dry ice. ASIP aman jaya tiba di Jakarta 😊
Rencananya, jika ada..kami akan membeli atau memesan dry ice saat pulang nanti, tapi setelah googling dan tanya teman-teman yang bermukim di sana, kami tidak menemukan info apapun tentang dry ice. Inilah yang membuat saya maju-mundur syantiiikk buat nyetok ASIP Adia 😂
Hingga H-3, suami menanyakan perlu persiapan apa saja untuk perASIan, dan lagi-lagi saya gak bisa jawab, "gimana ya? Aduhh..bunda bingung.." menggantung di situ. Barulah setelah anak-anak kami ungsikan ke Bogor 😁 saya sedikit optimis dan mulai bisa memperhitungkan berbagai kemungkinan 😊 saya mulai share kepada suami tentang beberapa tulisan yang bisa kami jadikan acuan. And here we go..kamipun baru belanja kekurangannya H-1 keberangkatan 😅
Persiapan sebelum keberangkatan:
1) Cari ilmunya dulu, googling sana-sini, tanya teman atau saudara yang berpengalaman..nanti in sya Allah akan lebih ada gambaran
2) Pastikan kondisi tempat yang akan dituju. Kalau niat pakai dry ice, cari info di tempat tujuan ada dry ice atau nggak. Di hotel tempat menginap apakah disediakan kulkas dalam kamar, atau ada kulkas di restoran?
3) Perkirakan jumlah ASIP yang akan ditabung per harinya, ini akan sangat berpengaruh dalam menyediakan jumlah botol/plastik ASIP ice pack/ice gel, ataupun cooler box. Saran, lebih enak menggunakan plastik ASIP ya, selain lebih ringan dan bisa hemat tempat. Kalau kurang peralatan-peralatan tempur ini bisa berabe pisan nyarinya di negeri orang, hoho..
4) Cek kualitas ice gel/ice pack yang akan kita bawa. Caranya, simulasikan seperti saat perjalanan. Taruh ice gel/ice pack di dalam cooler box, cek sampai berapa lama ice gel/ice pack tersebut mencair. Dari hasil pengamatan kemarin, ternyata kekuatan si blue ice masih kalau jauh sama si ice glace, hoho..
Nahh, peralatan perASIan yang perlu disediakan sbb:
1) Breastpump dalam kondisi baik (apabila diperlukan), hihii pastilah yaa ini.. Lebih enak lagi kalau bisa marmett, hoho..
2) Plastik/botol asip. Kalau untuk perjalanan jauh/lama, saya sarankan pakai plastik asip aja yaa. Kenapaa? Berattt bo! Hahaa
3) Ice gel, ice pack, blue ice, ice glace, atau jenis2 es lainnya
4) Cooler box atau cooler bag
5) Peralatan penunjang: spidol, post-it, lakban, koran, plastik wrap, alumunium foil
Wuiihhh, ribet yaa agaknya peralatannyaa. Nggak ko, peralatan utama yang harus disiapkan itu adalah poin 1-4. Nahh, peralatan penunjang itu saya siapkan untuk berjaga-jaga (setelah dapat tips dari berbagai bacaan). Untuk perjalanan umrah ini saya membawa 3 cooler box dan 2 cooler bag. Satu cooler box, satu cooler bag, dan beberapa ice gel saya taruh di tas ransel sebagai perlengkapan ketika saya akan pumping di pesawat. Sisanya, saya masukan ke dalam koper. Beruntungnya kami ternyata kamar hotel tempat kami menginap di Madinah dan Mekkah memiliki fasilitas kulkas yang ada freezernya. Selain itu, bis kami juga difasilitasi dengan freezer, sehingga kami tidak terlalu khawatir saat membawa asip-asip tersebut dalam perjalanan. Di Mekkah, kulkas yang berada di dalam kamar ternyata hanya memiliki freezer yang kecil. Saya sempat kebingungan saat hari ketiga berada di Mekkah karena freezer kami sudah full. Hotel juga tidak memiliki freezer karena makanan disediakan oleh catering. Tercetuslah ide dari suami untuk menitipkan asip-asip ini di kamar-kamar hotel jamaah lainnya, dan alhamdulillah mereka berbaik hati pada kami. Asip dan ice gel saat di Mekkah kami taruh ke dalam empat kamar yang berbeda dan alhamdulillah semua aman terkendali. Terus terang, saya terharu sekali saat jamaah lainnya mengizinkan kami menitipkan asip untuk Adia di kamar mereka, masya Allah..semoga Allah balaskan kebaikan untuk mereka 😇
Saat kepulangan, inilah yang menjadi tantangan bagi kami. Asip yang kami simpan seluruhnya dalam keadaan beku. Dari hasil penelusuran kami, koran, plastik wrap, dan alumunium foil dapat membantu untuk menjaga suhu lebih stabil. Koran kami taruh di bagian dasar dan atas cooler box. Fungsinya untuk menyerap air dari es yang mulai memuai. Untuk perjalanan jauh, asip yang telah beku kami bungkus dengan alumunium foil, kemudian dilapisi dengan plastik wrap. Lalu, kami menyisipkan ice gel di sela-sela nya. Alhamdulillah 3 cooler box berisi asip beku selamatt sampai di Jakartaa dengan waktu tempuh sekitar hampir 13 jam!! 😃
ASIP yang dititipkan di kamar jamaah lainnya
Packing ASIP untuk dibawa pulang, jangan lupa ditulis lengkap flight dan bus kita ya!
#ayahASI
Sekian cerita perASIan saat umrah dari saya, semoga bermanfaat dan..go ASI! 😊
=============
Tips dan trik:
Untuk membungkus asip dengan alumunium foil dan plastik wrap, lakukan per dua plastik asip yaa, jadi setiap asip beku merata suhunya! Saat umrah kemarin saya membungkusnya per tiga kantung, ternyata asip beku yg di tengah sudah lebih mencair (karena suhunya tidak terjaga), tapi alhamdulillah prosentase cairnya masih di bawah 40% jadi aman untuk dibekukan kembali 😊
#lovelykidsgallery #ayudiaabdilla #ayahASI
Kereennn... sy pake ini idenya ... makasih mb
BalasHapusKlo tas gabag yg kain itu aman gk?
BalasHapus