Kilas Balik Pengalaman Menabung ASI di Jepang

Tulisan ini pertama kali saya publish di halaman facebook saya pada tanggal 6 November 2014..


Beberapa hari di negeri sakura kembali membuat saya harus putar otak membawa oleh-oleh terbaik untuk Askana: ASI.

Bermodal pengalaman di Singapura yang lalu membuat saya tidak begitu memikirkan tentang dry ice. Info dari suami juga katanya lebih mudah mencari dry ice karena banyak toko-toko es. Alhamdulillah sesampainya di hotel ada kulkas yang bisa digunakan.

Dua hari di sana dan saya masih belum menemukan dry ice. Ternyata hampir sama, di supermarket pun agak susah menemukan dry ice. Parahnya, saya terkendala oleh bahasa. Setiap saya bertanya ke petugas supermarket atau karyawan hotel, kebanyakan mereka tidak paham, "no english!" atau dijawab dengan jawaban yang membuat saya nyengir dan garuk-garuk kepala 😁 hehe..

Berbeda dengan Singapura, meskipun saya berada di pusat kota (Tokyo), tapi saya tidak leluasa mendapati pusat perbelanjaan, itu juga salah satu kendala. Oya, saya menemukan satu toko Baskin Robbin di Tokyo Tower, menurut info yang saya dapat dry ice bisa di beli di sana. Tapi, berapa banyak yang bisa saya beli? Perjalanan saya untuk sampai di Indonesia 24 jam, karena transit di Singapura cukup lama. Ah, ini alternatif terakhir..

Malam terakhir saya di Jepang nyaris tidak bisa tidur. Wifi hotel yang mendadak error & pulsa yang habis, benar-benar membuat saya ingin menangis. Bagaimanalah nasib 20an kantung ASIP ini, yaa Allah?! Saya pun menatap lamat-lamat tokyo subway route map. Info yang saya dengar, pusat perbelanjaan ada di Ginza, tidak jauh dari Tokyo. Hanya saja saya tidak tahu dimana dan seberapa jauh saya harus berjalan menemukan dry ice. Saya pun nampaknya harus membawa 20an kantung ASIP ini agar ketika saya mendapati dry ice bisa langsung dipacking. Beberapa alternatif langkah sudah memenuhi otak saya, "Bunda akan berusaha yang terbaik, nak..bismillah, Allah yang Maha Mencukupkan..".

Hari terakhir saya hanya punya waktu hingga jam 10. Pagi-pagi sekali saya sudah minta izin untuk keluar mencari dry ice. Menitipkan koper di concierge, lalu bertanya kepada petugas hotel. Petugas berbeda dari yang kemarin, mungkin dia tahu. "..dry ice..i mean du-raai ice.." kemudian saya menjelaskan kepentingan saya mendapatkan dry ice itu, dan ia mengangguk. Ia mencari via internet dan menelepon toko yang bersangkutan, memastikan bahwa toko es itu buka. Alhamdulillah.. Saya dibekali peta untuk menuju toko es itu, katanya saya bisa berjalan ke sana. "Ada harapan, nak..in sya Allah.." batin saya. Rasanya hampir 2 km saya berjalan, beberapa kali saya berhenti mengistirahatkan tangan-tangan saya yang memerah membawa 1 dus dan 1 cooler bag berisi kantung-kantung ASIP dan ice gel. Setelah berjalan cukup lama, alhamdulillah saya berhasil menemukan toko es nya.. 😃 horee!!

Untuk waktu perjalanan selama 24 jam, saya membutuhkan dry ice sebanyak 3 kg. Ditambah dengan satu dus styrofoam ukuran sedang, saya mengeluarkan biaya ¥1840 atau sekitar Rp200 ribuan. 20an kantung ASIP selamat tiba di Indonesia, alhamdulillah.. 😊


Ice store:
Iikura Syoukai Inc.
Japan, 105-0001 Tokyo, Minato, Toranomon 3-18-16
(Dekat Kamiyacho St.)





#lovelykidsgallery #askanammara #momtraveller #pejuangASI


Komentar

  1. Mba. Utk di pesawat nya, ASIP yg 20 kantong itu bida masuk ke kabin atau di bagasi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, mbak Puspa.. Saya masukan ke bagasi, mbak..krn menggunakan dry ice. Bahaya kalau ditaruh di kabin. Saya biasanya bawa ke cabin untuk ASIP cair. Sepengetahuan saya, boleh bawa ASIP ke kabin dengan jumlah maks 1 liter per orang, yang ditaruh ke dalam botol atau plastik ASIP @100 ml 😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I Met My Husband

Lima Tips yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Memilih Sekolah Anak

Joker: Seorang Pribadi yang Penuh Luka