#NHW2: Perempuan Profesional itu...
Saya pribadi, mendapat tugas #NHW2 dalam kelas matrikulas IIP Batch 2 menjadi tantangan dan keseruan tersendiri. Tugas kali ini menyadarkan saya bahwa saya bukanlah milik saya seutuhnya, karena saya tidak hanya berperan sebagai individu, tetapi juga istri dan ibu dari anak-anak saya. Selain itu, saya ternyata harus lebih menghargai diri saya sendiri, menghormati hak-hak suami dan anak-anak saya, terlebih menghargai Dia Yang Maha Hidup..
A. Sebagai Individu
Membuat indokator profesionalisme perempuan sebagai individu ini bisa dibilang lebih mudah bagi saya daripada dua indikator lainnya *lebih mudah buatnya tapi lebih membutuhkan konsistensi 😂
Adapun indikator yang saya buat adalah sebagai berikut:
Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)
---Hadits ini dihasankan oleh Syeikh al Albani didalam kitab “at Targhib wa at Tarhib” (2623)
A. Sebagai Individu
Membuat indokator profesionalisme perempuan sebagai individu ini bisa dibilang lebih mudah bagi saya daripada dua indikator lainnya *lebih mudah buatnya tapi lebih membutuhkan konsistensi 😂
Adapun indikator yang saya buat adalah sebagai berikut:
- Shalat wajib di awal waktu setiap hari
- Menghidupkan shalat sunnah setiap hari, minimal: shalat dhuha dan shalat tahajud
- Membaca al-quran setiap hari, minimal 1 halaman
- Membaca buku pengembangan diri, minimal 1 buku dalam sebulan
- Sharing info parenting atau perkembangan anak via sosial media minimal 1x dalam seminggu
- Maintenance reseller afrakids minimal 1x dalam seminggu
- Mengobrol dengan orangtua minimal 2x dalam seminggu
- Berkata lemah lembut dan tidak meninggikan suara dalam kondisi apapun setiap hari
- Berolahraga minimal 5x dalam seminggu
- Selalu meminta maaf kepada Allah atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai individu di penghunjung hari setiap hari
- Selalu meminta maaf kepada Allah atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai individu di penghunjung hari setiap hari
B. Sebagai Istri
Untuk #NHW2 ini, keseruan ada saat saya menanyai suami tentang istri ideal menurut pandangannya seperti apa, deg-degan pas nanya, lebih deg-degan lagi pas dijawab 😁
Saya: "Yah, Ayah bahagia kalau punya istri yang gimana, Yah?"
Suami: "Istri yang kayak Bunda!"
Saya: "Iihh..iya yang kayak bunda tuh gimana?"
Suami: "Yang bisa mendidik anak-anak, yang bisa memantau perkembangan anak.. Cuma, ditambah sabarnya sedikiit lagi dehh.." *makjlebb, kena dehh 😂
Saya: "Terus, apa lagi, Yah? Yang terukur dongg.."
Suami: "Udah itu aja, gak perlu yang terukur-terukur, tohh cinta Ayah ke Bunda kan gak bisa diukur.. Kalau masalah masak, gak perlu lah yang harus selalu masak. Kalau masalah cucian, gampang..tinggal ke laundry. Itu aja cukup, Bunda.." *aww..awww.. 😍
Habis dijawab begitu malah bingung, hehe.. Keyword SMART nya gimana?! Alhasil, setelah merumuskan berhari-hari, berikut indikator profesionalisme perempuan sebagai istri yang saya buat:
Dan, inilah indikator profesionalisme seorang ibu versi saya:
Keseluruhan indikator ini akan saya coba terapkan dalam waktu 1 bulan. Setelah itu, saya akan coba mengevaluasinya. Bismillah, semoga istiqomah..semangatlah, wahai diri! 😊
Untuk #NHW2 ini, keseruan ada saat saya menanyai suami tentang istri ideal menurut pandangannya seperti apa, deg-degan pas nanya, lebih deg-degan lagi pas dijawab 😁
Saya: "Yah, Ayah bahagia kalau punya istri yang gimana, Yah?"
Suami: "Istri yang kayak Bunda!"
Saya: "Iihh..iya yang kayak bunda tuh gimana?"
Suami: "Yang bisa mendidik anak-anak, yang bisa memantau perkembangan anak.. Cuma, ditambah sabarnya sedikiit lagi dehh.." *makjlebb, kena dehh 😂
Saya: "Terus, apa lagi, Yah? Yang terukur dongg.."
Suami: "Udah itu aja, gak perlu yang terukur-terukur, tohh cinta Ayah ke Bunda kan gak bisa diukur.. Kalau masalah masak, gak perlu lah yang harus selalu masak. Kalau masalah cucian, gampang..tinggal ke laundry. Itu aja cukup, Bunda.." *aww..awww.. 😍
Habis dijawab begitu malah bingung, hehe.. Keyword SMART nya gimana?! Alhasil, setelah merumuskan berhari-hari, berikut indikator profesionalisme perempuan sebagai istri yang saya buat:
- Berdiskusi mengenai perkembangan anak minimal 1x dalam seminggu
- Mengingatkan suami untuk selalu shalat berjamaah di mesjid setiap harinya
- Berkata lemah lembut dan tidak meninggikan suara, berdzikir, diam, dan/atau melakukan aktivitas lain yang lebih produktif (misal menyetrika, mencuci piring, dsb), apabila sedang kesal kepada suami
- Mengobrol dengan mertua minimal 2x dalam seminggu
- Selalu meminta maaf kepada suami atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai istri di penghunjung hari setiap hari
- Mengobrol dengan mertua minimal 2x dalam seminggu
- Selalu meminta maaf kepada suami atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai istri di penghunjung hari setiap hari
- Melantunkan doa untuk suami saat waktu mustajab, minimal 5x setiap hari
C. Sebagai Ibu
Pertanyaan yang sama juga saya lontarkan kepada Askana.. *berhubung baru Askana yang bisa saya ajak bicara 😁
Saya: "Kakak Kana, Kakak Kana senang kalau Bunda ngapain sih?"
Askana: "Kakak Kana senang kalau Bunda kasih hadiah!" *hihii, Kanaa 😘
Dan, inilah indikator profesionalisme seorang ibu versi saya:
- Memberi reward (pujian ataupun hadiah) saat anak melewati tahapan emosi/tumbuh kembang yang baik minimal 1x dalam sebulan
- Membacakan buku cerita minimal 1 buah setiap hari
- Membimbing anak membaca doa saat menjalani aktivitas harian, seperti: saat mau tidur, saat mau makan, bepergian, bercermin, memakai baju, dsb
- Memberikan kasih sayang berupa ciuman dan pelukan setiap hari
- Berkata lemah lembut dan tidak meninggikan suara, berdzikir, diam, dan/atau melakukan aktivitas lain yang lebih produktif (misal menyetrika, mencuci piring, dsb), apabila anak sedang tantrum
- Selalu meminta maaf kepada anak-anak atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai ibu di penghunjung hari setiap hari
- Selalu meminta maaf kepada anak-anak atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak sebagai ibu di penghunjung hari setiap hari
- Melantunkan doa untuk anak saat waktu mustajab, minimal 5x setiap hari
Keseluruhan indikator ini akan saya coba terapkan dalam waktu 1 bulan. Setelah itu, saya akan coba mengevaluasinya. Bismillah, semoga istiqomah..semangatlah, wahai diri! 😊
Komentar
Posting Komentar