#NHW1: Kesempurnaan Cinta
Kali ini saya mau tulis mengenai #NHW1 kelas matrikulasi IIP Jakarta Batch 2. Buat saya pribadi, mengerjakan tugas #NHW1 ini butuh waktu berhari-hari, memikirkan ilmu apa yang sebenarnya ingin saya tekuni, apa alasan dan bagaimana strateginya. Daan, di penghunjung deadline ini akhirnya saya kembali berazzam dan membuat ketetapan untuk tekun dalam jurusan ilmu: KESEMPURNAAN CINTA. *eciiee..judul lagu banget yaahh, berasa muda-mudi dehh *buru2 nyari lirik lagu "kesempurnaan cinta", padahal gak hapal sama sekali, haha π
...
Berada dipelukanmu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
...
Enaak yaa lagunya Akang Ricky ini..sendu-sendu gimanaa gituuu...hehe
Sebenarnya hal ini sudah saya lakukan sejak awal pernikahan kami. Tagline yang kami buat pada souvenir pernikahan dan kartu undangan pernikahan empat tahun lalu adalah "Cinta itu tentang syukur, sabar, dan ikhlas.."; maka menurut saya..cinta akan menjadi lebih sempurna ketika ada syukur, sabar, dan ikhlas di dalamnya.. π
SYUKUR
Apa sebenarnya yang saya harapkan atas kehidupan saya saat lima tahun lalu? Pertanyaan itu kadang terlintas di benak saya. Terus terang, saya tidak punya bayangan atau harapan apapun.
Belakangan saya mulai menyadari, ketika saat ini saya menjadi seorang istri lelaki shaleh dan ibu dua orang anak yang cantik dan cerdas, juga menjadi anak dan menantu dari orangtua yang menyayangi saya..hanya satu kata yang terbersit dalam benak saya: syukur. Saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan begitu banyak nikmat dalam hidup saya.
Tapi tentunya, rasa syukur itu tidaklah cukup sampai di situ. Karena peran saya sebagai seorang Ibu pekerja tanpa asisten rumah tangga, terkadang membuat saya lupa untuk tetap menyemai rasa syukur itu. Misalnya saat dalam kondisi kelelahan membersamai dua anak ini hingga larut malam yang belum juga terlelap, Askana (sulung saya, usia 3 tahun) kadang mulai menguji kesabaran saya dengan permintaannya yang begitu banyaakk π Ganti bajulaah, baca buku laah, bermain lego laah, apalaah..apalaahh..yang pada akhirnya tanpa sadar membuat saya mengeluarkan kalimat "masya Allah..Askana ini yaa, ko gak bisa diam yaa.."--yang sedetik kemudian justru kalimat itu juga menampar wajah saya. Syukur, harusnya saya bersyukur telah dianugerahi seorang Askana yang cerdas dan aktif bukan malah mengeluh tentang rentetan permintaannya. Lalu, kemana syukurmu, wahai diri?
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azabKu sangat berat.'" (QS. Ibrahim: 7)
SABAR
Komponen cinta yang kedua adalah sabar. Mungkin banyak Ibu yang berkata, "Hey, sabar itu ada batasnya!!" pada sang anak ketika anaknya membuat kesal. Yaa kaan, termasuk salah satunya gak?? π
Setelah saya melahirkan Adia (anak kedua saya, usia 7 bulan), saya menghabiskan cuti melahirkan saya di rumah selama lebih dari dua bulan. Saya akui bahwa kesabaran menjadi salah satu hal penting dalam membimbing dan membersamai anak. Selama dua bulan itu, rasanya mulai ada perubahan sikap saya terhadap Askana, sayangnya perubahan sikap negatif yang muncul, mulai dari meninggikan suara, melihatnya dengan tatapan tajam, dan lain sebagainya. Oohh, maafkan Bunda yaa, Kana.. π
Kalau dibandingkan dengan ibu-ibu lainnya, tentu saya bisa dikatakan sangat beruntung: suami saya bukan tipe yang suka menuntut, saya juga punya penghasilan, juga keluarga saya sangat mensupport saya. Lalu, bagaimanalah dengan ibu-ibu lain yang kondisinya lebih buruk dari saya dan juga tidak mendapat dukungan dari keluarga terlebih suami? Oleh karenanya saya tidak heran banyak kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Naudzubillah..
Itulah mengapa kondisi psikologis ibu sangat perlu dimaintaince. Sebenarnya untuk sabar itu sudah Allah tulis rumusnya dalam Al-Quran..
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Ya, sabar itu harus dibarengi shalat dan iman yang kuat, tapi lagi-lagi hal itu menjadi PR besar saya. Beberapa strategi yang saya lakukan ketika Askana tantrum adalah menghindar dan mengadu pada ayah Askana, haha π Saya sadar bahwa saya bukanlah tipe orang penyabar, jadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (seperti membentak, memukul, dsb), saya lebih baik menghindar. Saya biasanya meninggalkan Askana dan langsung mengerjakan aktivitas lainnya, entah itu mencuci piring, menyetrika, atau hanya berdiam diri di kamar yang lain sambil berdzikir. Alhamdulillah menjadi lebih produktif π Atau terkadang, saya mengadu pada ayah Askana, dan ayah Askana menasehati Askana, hingga akhirnya anak kecil itu berkata,"Bunda..maafin Kakak Kana ya, Bunda.." dan langsung memeluk saya. Kalau saudah begini, siapa yang gak gemess yaa, hihii.. π
IKHLAS
Ketika syukur dan sabar telah saya lakukan, maka ikhlas adalah tahapan selanjutnya. Pasrahkan semua kepada Allah Yang Maha Menetapkan takdir yang paling baik.
Bagi saya, mendapatkan tugas #NHW1 bagai refleksi atas tulisan Ibu Septi mengenai "Anak dan Ridho Orangtua" yang pernah saya share di Fans Page saya beberapa waktu lalu Apabila saya dan suami dapat berikhtiar atas ketiga komponen cinta ini, maka tentunya siklus anak nakal tersebut dapat terputus, dan Askana beserta Adia dapat menjadi sumber kebahagiaan kami di dunia dan akhirat, in sya Allah π Ayoo semangaatt!
Referensi:
1. Al-Quran
2. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1179321858798382&id=810435902353648
=================
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini!
>> Ilmu yang ingin saya tekuni adalah KESEMPURNAAN CINTA
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
>> Alasan saya ingin menekuni ilmu tersebut adalah karena anak-anak akan menjadi sumber kebahagiaan saya di dunia dan akhirat. Anak-anak nantinya akan menjadi pemberat amalan saya saat hari perhitungan.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
>> Kesempurnaan cinta yang saya maksudkan terdiri dari tiga komponen utama: syukur, sabar, dan ikhlas. Oleh karenanya, saya harus ikhtiar dalam syukur, sabar, dan ikhlas.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
>> Saya harus lebih bersyukur dan tidak mengeluh saat anak saya menginginkan sesuatu. Saya juga harus melihat segala sesuatu dari sisi positifnya.
>> Saya harus lebih bersabar yang juga dibarengi dengan peningkatan kualitas keimanan saya. Shalat tepat waktu dan ibadah lainnya.
>> Setelah ikhtiar syukur dan sabar saya pelajari, maka saya harus ikhlas memasrahkan segala sesuatu kepada Allah. Allah lah Yang Menetapkan takdir terbaik. Sebagai ibu, saya tinggal berusaha semampu saya, dan kemudian Allah yang akan menetapkan takdirNya.
...
Berada dipelukanmu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
...
Enaak yaa lagunya Akang Ricky ini..sendu-sendu gimanaa gituuu...hehe
Sebenarnya hal ini sudah saya lakukan sejak awal pernikahan kami. Tagline yang kami buat pada souvenir pernikahan dan kartu undangan pernikahan empat tahun lalu adalah "Cinta itu tentang syukur, sabar, dan ikhlas.."; maka menurut saya..cinta akan menjadi lebih sempurna ketika ada syukur, sabar, dan ikhlas di dalamnya.. π
SYUKUR
Apa sebenarnya yang saya harapkan atas kehidupan saya saat lima tahun lalu? Pertanyaan itu kadang terlintas di benak saya. Terus terang, saya tidak punya bayangan atau harapan apapun.
Belakangan saya mulai menyadari, ketika saat ini saya menjadi seorang istri lelaki shaleh dan ibu dua orang anak yang cantik dan cerdas, juga menjadi anak dan menantu dari orangtua yang menyayangi saya..hanya satu kata yang terbersit dalam benak saya: syukur. Saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan begitu banyak nikmat dalam hidup saya.
Tapi tentunya, rasa syukur itu tidaklah cukup sampai di situ. Karena peran saya sebagai seorang Ibu pekerja tanpa asisten rumah tangga, terkadang membuat saya lupa untuk tetap menyemai rasa syukur itu. Misalnya saat dalam kondisi kelelahan membersamai dua anak ini hingga larut malam yang belum juga terlelap, Askana (sulung saya, usia 3 tahun) kadang mulai menguji kesabaran saya dengan permintaannya yang begitu banyaakk π Ganti bajulaah, baca buku laah, bermain lego laah, apalaah..apalaahh..yang pada akhirnya tanpa sadar membuat saya mengeluarkan kalimat "masya Allah..Askana ini yaa, ko gak bisa diam yaa.."--yang sedetik kemudian justru kalimat itu juga menampar wajah saya. Syukur, harusnya saya bersyukur telah dianugerahi seorang Askana yang cerdas dan aktif bukan malah mengeluh tentang rentetan permintaannya. Lalu, kemana syukurmu, wahai diri?
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azabKu sangat berat.'" (QS. Ibrahim: 7)
SABAR
Komponen cinta yang kedua adalah sabar. Mungkin banyak Ibu yang berkata, "Hey, sabar itu ada batasnya!!" pada sang anak ketika anaknya membuat kesal. Yaa kaan, termasuk salah satunya gak?? π
Setelah saya melahirkan Adia (anak kedua saya, usia 7 bulan), saya menghabiskan cuti melahirkan saya di rumah selama lebih dari dua bulan. Saya akui bahwa kesabaran menjadi salah satu hal penting dalam membimbing dan membersamai anak. Selama dua bulan itu, rasanya mulai ada perubahan sikap saya terhadap Askana, sayangnya perubahan sikap negatif yang muncul, mulai dari meninggikan suara, melihatnya dengan tatapan tajam, dan lain sebagainya. Oohh, maafkan Bunda yaa, Kana.. π
Kalau dibandingkan dengan ibu-ibu lainnya, tentu saya bisa dikatakan sangat beruntung: suami saya bukan tipe yang suka menuntut, saya juga punya penghasilan, juga keluarga saya sangat mensupport saya. Lalu, bagaimanalah dengan ibu-ibu lain yang kondisinya lebih buruk dari saya dan juga tidak mendapat dukungan dari keluarga terlebih suami? Oleh karenanya saya tidak heran banyak kasus pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Naudzubillah..
Itulah mengapa kondisi psikologis ibu sangat perlu dimaintaince. Sebenarnya untuk sabar itu sudah Allah tulis rumusnya dalam Al-Quran..
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Ya, sabar itu harus dibarengi shalat dan iman yang kuat, tapi lagi-lagi hal itu menjadi PR besar saya. Beberapa strategi yang saya lakukan ketika Askana tantrum adalah menghindar dan mengadu pada ayah Askana, haha π Saya sadar bahwa saya bukanlah tipe orang penyabar, jadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (seperti membentak, memukul, dsb), saya lebih baik menghindar. Saya biasanya meninggalkan Askana dan langsung mengerjakan aktivitas lainnya, entah itu mencuci piring, menyetrika, atau hanya berdiam diri di kamar yang lain sambil berdzikir. Alhamdulillah menjadi lebih produktif π Atau terkadang, saya mengadu pada ayah Askana, dan ayah Askana menasehati Askana, hingga akhirnya anak kecil itu berkata,"Bunda..maafin Kakak Kana ya, Bunda.." dan langsung memeluk saya. Kalau saudah begini, siapa yang gak gemess yaa, hihii.. π
IKHLAS
Ketika syukur dan sabar telah saya lakukan, maka ikhlas adalah tahapan selanjutnya. Pasrahkan semua kepada Allah Yang Maha Menetapkan takdir yang paling baik.
Bagi saya, mendapatkan tugas #NHW1 bagai refleksi atas tulisan Ibu Septi mengenai "Anak dan Ridho Orangtua" yang pernah saya share di Fans Page saya beberapa waktu lalu Apabila saya dan suami dapat berikhtiar atas ketiga komponen cinta ini, maka tentunya siklus anak nakal tersebut dapat terputus, dan Askana beserta Adia dapat menjadi sumber kebahagiaan kami di dunia dan akhirat, in sya Allah π Ayoo semangaatt!
Referensi:
1. Al-Quran
2. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1179321858798382&id=810435902353648
=================
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini!
>> Ilmu yang ingin saya tekuni adalah KESEMPURNAAN CINTA
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
>> Alasan saya ingin menekuni ilmu tersebut adalah karena anak-anak akan menjadi sumber kebahagiaan saya di dunia dan akhirat. Anak-anak nantinya akan menjadi pemberat amalan saya saat hari perhitungan.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
>> Kesempurnaan cinta yang saya maksudkan terdiri dari tiga komponen utama: syukur, sabar, dan ikhlas. Oleh karenanya, saya harus ikhtiar dalam syukur, sabar, dan ikhlas.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
>> Saya harus lebih bersyukur dan tidak mengeluh saat anak saya menginginkan sesuatu. Saya juga harus melihat segala sesuatu dari sisi positifnya.
>> Saya harus lebih bersabar yang juga dibarengi dengan peningkatan kualitas keimanan saya. Shalat tepat waktu dan ibadah lainnya.
>> Setelah ikhtiar syukur dan sabar saya pelajari, maka saya harus ikhlas memasrahkan segala sesuatu kepada Allah. Allah lah Yang Menetapkan takdir terbaik. Sebagai ibu, saya tinggal berusaha semampu saya, dan kemudian Allah yang akan menetapkan takdirNya.
Komentar
Posting Komentar