Launching HexaBliss
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Wahhh, memasuki zona 4E nih sekarang. Semakin menantang di tengah semakin sempitnya waktu, hoho. Selain diskusi dalam co-housing dan membuat jurnal, co-housing kami bagaikan berlari karena juga dituntut untuk menyelesaikan milestone 1 kami, yaitu penerbitan HexaBliss Edisi 01 pada tanggal 25 November 2020.
Ehh, ada yang baru sekarang, namanya HexaBliss. Kenapa berganti dari HexaMagz? Hal ini karena nama HexaMagz sudah dipakai oleh co-housing lain yang ternyata project passionnya berupa buletin. Whaatt? Sama banget, kan? Awalnya kami masih merasa PD dengan menggunakan nama HexaMagz dengan konsep orisinil yang kami usung, namun HexaMagz tetangga justru brojol duluan dengan konsep yang berbeda. Akhirnya, kami melakukan rebranding dengan nama HexaBliss yang memiliki tagline Bring Happiness to Hexagonia. Konsepnya pun dipertegas lagi, yaitu menjadi majalah elektronik yang memberikan informasi secara menarik dan kreatif, yang tentunya dikemas dengan fun. Wihuuuu!! Kerasa banget bahagianya dengan nama baru ini.
Mendekati tanggal launching HexaBliss ternyata membawa saya ke masa-masa menjadi Kapten RBM yang super sibuk saat mau launching buku. Hahaa! Bedanya, kali ini saya bekerja sama dengan tim yang berbeda dan karakter yang berbeda. Senang banget karena ternyata mereka semua punya potensi yang luar biasa. Cuma satu yang saya khawatirkan, yaitu saya terlena untuk tidak memikirkan hal-hal lain yang ternyata krusial. Terus terang, saya sendiri belum ada pengalaman di bidang pembuatan buletin. Begitupun dengan teman-teman saya. Nilai plusnya, saya sudah lebih dulu terjun di kepenulisan dan telah menghasilkan beberapa karya. Itu menjadi modal dasar saya mencari secercah cahaya dalam menerbitkan HexaBliss. Sungguh, pengalaman yang luar biasa!
Satu hal lagi yang menjadi concern saya adalah saat harus mereviu setiap konten majalah. Mereviu satu persatu tulisan teman-teman. Pekerjaan yang sebenarnya saya sukai, tapi bisa bikin mumet. Tim editor belum berjalan maksimal, tapi saya sadar itu terlebih karena mereka belum berpengalaman dalam mereviu tulisan ataupun self-editing. Dalam mereviu ini sangat dituntut agar bisa "excellent", sehingga bisa menghasilkan rubrik yang baik.
Pada proses pembuatan HexaBliss perdana ini ada beberapa tantangan yang saya rasakan. Pertama, terkait respon teman-teman yang kurang aktif, sehingga kadang memperlambat progress, meskipun masih on track sesuai timeline. Yes, komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kerja sama tim. Kedua, tim desain dan layout ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang ditetapkan sebelumnya. Tentu ini akan menjadi evaluasi kami dalam penerbitan HexaBliss edisi selanjutnya. Ketiga, campaign promo HexaBliss yang nyaris terlupakan, huhuu... Sebenarnya sudah ingat tentang ini, tapi karena bingung untuk alur proposal promonya bagaimana, jadi tidak juga dimulai. Alhamdulillah menjelang H-3, Mbak Mira (leader co-housing 2) menghubungi saya terkait ini dan Mbak Mira sudah membuat proposalnya. Masya Allah, merinding banget. Betul-betul pertolongan Allah. Saya akhirnya ngebut membuat copywriting terkait campaign di feed instagram Hexagon City dan dibantu oleh Mbak Eka untuk copywiring di website/FPFB. Namun sayang, karena parade project passion belum berakhir, maka hanya campaign promo via instagram story (dari H-3), HCTV (H-1), dan broadcast wa (hari H) saja yang dapat dilakukan. Well, for the first, it's a nice try! Oleh karenanya, HexaBlissuntuk pencapaian milestone berikutnya, saya memilih untuk meningkatkan prioritas dalam mereviu naskah satu persatu agar semua berjalan lebih baik lagi.Alhamdulillah wa syukrulillah, H-1 launching HexaBliss, masya Allah... Keep up the good work, co-housing 2 Kepenulisan! Jangan sampai ketinggalan untuk baca HexaBliss edisi perdana di sini.
#HexagonCity
#ZonaE
#ProjectPassion
#KuliahBundaProduktif
#InstitutIbuProfesional
Komentar
Posting Komentar