Kisah Si Tahu Ngebul
Weekend ini saya diizinkan untuk menginap di rumah mama mertua bersama dengan dua krucil, si ayah sedang ada rakor di luar kota. Saat sedang menjemput kami di rumah, mama mertua membeli beberapa potong tahu dari pedagang tahu keliling. Malam harinya, tahu-tahu tersebut digoreng dan disuguhkan pada kami saat hujan baru saja reda.
Lalu, muncullah percakapan ini,
"Jangan ditiup, adek! Makanan panas gak boleh ditiup," seru Askana pada adiknya yang sedang menghilang kepulan asap pada tahu.
Saya tahu benar Askana sudah fasih tentang ini. Kadang, untuk mengakalinya, ia justru membawa kipas untuk membuat makanan menjadi dingin. Masya Allah, barakallah, nak.. 😘
Saya lalu bertanya kepada Askana alasan kenapa makanan tidak boleh ditiup. Askana hanya diam dan menatap saya. Ohh, mungkin ini juga khilaf saya. Saya lebih menekankan pada larangannya, bukan kepada alasan mengapa hal tersebut dilarang. Akhirnya, saya pun menceritakan alasannya. Selain karena sunnah Rasulullah SAW, saya juga menberitakan bahwa akan sangat berbahaya apabila udara dari mulut kita (karbon dioksida) bereaksi dengan makanan yang panas.
Setelah saya menceritakan alasan tersebut, saya lalu mengambil alih untuk memotong tahu anak-anak menjadi potongan-potongan kecil dan alhamdulillah para krucils dapat bersabar menunggu kepulan asap pada tahu menghilang, hehe..
#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#grabyourimagination
============
Berikut fakta ilmiah lain yang mendukung larangan untuk meniup makanan/minuman sesuai sunnah Rasulullah SAW: http://www.islamcendekia.com/2014/12/fakta-ilmiah-tentang-larangan-meniup-minuman-makanan-dalam-islam.html?m=1
Komentar
Posting Komentar