How I Met My Husband
How i met my husband? Cerita ini mungkin menjadi kisah menyenangkan bagi sebagian orang. Lain halnya dengan saya, cerita saya penuh luka, bertabur emosional. Itulah mengapa saya butuh keberanian ekstra menuliskan kisah kami, kisah yang akhirnya Allah ridha saya menikah dengan seorang lelaki pilihanNya. Tahun 2010 lalu, saya adalah pribadi yang mencoba bangkit dari keterpurukan. Saya ditinggalkan bersamaan dengan gedung, catering, juga pilihan pakaian pengantin. Ya, pernikahan saya batal dilaksanakan tahun itu. Impian menggapai cita-cita kecil saya menjadi seorang pengantin seakan menjauh dari jangkauan saya. Perlu waktu lama untuk bangkit dan tersenyum pada dunia. Untuk setiap perih akan luka itu, saya mencoba memeluknya berkali-kali. Jatuh, menangis..bangun kembali. Jatuh, menangis..bangun kembali, hingga akhirnya saya berada di satu titik "saya betul-betul tidak peduli dengan satu hal: laki-laki." Saya mencoba berdamai dengan banyak hal. Saya mengisinya dengan bekerja